Pakar Epidemiologi Malaysia Peringatkan Penyebaran Omicron XE
Para pakar dan ahli epidemiologi memperingatkan bahwa ada kemungkinan varian Omicron XE mencapai Malaysia dalam waktu satu bulan ke depan dan menimbulkan bahaya baru meskipun kasus Covid-19 harian di negara ini mengalami tren turun.
Seperti dilansir The Straits Times, ahli epidemiologi medis Universiti Putra Malaysia Malina Osman mengatakan, varian Omicron saat ini bisa sampai Malaysia dalam waktu satu atau dua bulan bahkan ketika perbatasan negara ditutup.
Associate Professor Malina memperkirakan bahwa Omicron XE dapat tiba lebih cepat seperti yang telah terdeteksi di Thailand, Taiwan dan Inggris.
"Untuk Omicron XE secara teoritis bisa lebih cepat sampai dibanding varian Omicron saat ini, tapi kami berharap pengawasan kami bisa membantu membatasi penyebarannya," ujarnya saat dihubungi The Star, Rabu (6/4/2022).
Varian Omicron XE pertama kali terdeteksi di Inggris pada 19 Januari 2022. Varian ini merupakan mutasi dari strain Omicron BA.1 dan BA.2. Disebutkan bahwa varian ini 10 persen lebih mudah menular dibandingkan dengan varian saat ini.
Menurut Malina, tidak ada indikasi bahwa varian Omicron XE menyebabkan infeksi parah seperti varian Delta, tetapi mencatat bahwa risikonya tinggi bagi mereka yang belum divaksinasi, atau tidak memiliki infeksi sebelumnya.
Malina meyakini bahwa situasinya akan terkendali karena Malaysia memiliki cakupan vaksinasi yang baik, kepatuhan yang baik terhadap protokol kesehatan, dan langkah-langkah yang diterapkan bagi para wisatawan untuk membatasi penyebaran.
"Apa yang harus kita fokuskan sekarang adalah memastikan cakupan vaksin di antara mereka yang berusia lima hingga 11 tahun, suntikan booster untuk mencapai cakupan setidaknya 70 persen hingga 80 persen, dan penyediaan perawatan khusus untuk anak-anak di bawah lima tahun serta mereka yang tidak dapat divaksinasi," pungkasnya.
Ketua Relawan untuk Pelibatan dan Pemberdayaan Masyarakat untuk Covid-19 Zainal Ariffin Omar juga memperkirakan varian baru akan tiba dalam waktu kurang dari sebulan karena pergerakan domestik dan internasional yang lebih tinggi.
Dia mengatakan, pengujian berkelanjutan dan identifikasi varian harus dilakukan. Menurutnya, sistem perawatan kesehatan Malaysia akan mampu menangani lonjakan kasus.
"Masih tangguh dan kokoh," tegasnya. (RA)