Gegara Dubes Lalai, PM Malaysia Menunggu Lama di Bandara UEA
Apr 12, 2022 20:57 Asia/Jakarta
Dua diplomat senior Malaysia di Uni Emirat Arab (UEA) dipanggil pulang karena dianggap gagal mengkoordinasikan urusan administratif dan logistik saat Perdana Menteri (PM) Ismail Sabri Yaakob berkunjung ke UEA bulan lalu. Akibat kegagalan itu, PM Ismail harus menunggu lama di terminal kedatangan bandara UEA.
Seperti dilansir The Star, Selasa (12/4/2022), Wisma Putra atau Kementerian Luar Negeri Malaysia mengumumkan pada pekan ini bahwa dua diplomat senior yang ditarik pulang itu terdiri atas Duta Besar Malaysia untuk UEA dan Konsul Jenderal Malaysia di Dubai.
Disebutkan Kementerian Luar Negeri Malaysia bahwa keduanya telah gagal menjalankan tugas sesuai dengan prosedur operasional standar (SOP) untuk pejabat tinggi yang melakukan kunjungan kerja ke luar negeri, khususnya kedatangan PM Ismail di Dubai pada 29 Maret lalu.
"Kegagalan ini itu membuat Perdana Menteri harus menunggu lama di terminal kedatangan normal untuk pemeriksaan paspor dan imigrasi," sebut Kementerian Luar Negeri Malaysia dalam pernyataannya.
"Juga, tidak ada pengamanan seperti iring-iringan yang seharusnya disediakan untuk Perdana Menteri," imbuh pernyataannya.
Disebutkan juga oleh Kementerian Luar Negeri Malaysia bahwa telah menjadi praktik wajar untuk kepala misi diplomatik Malaysia di luar negeri untuk menyediakan pengamanan dan iring-iringan untuk seorang PM Malaysia selama melakukan kunjungan kenegaraan.
Kementerian Luar Negeri Malaysia mencontohkan perlakuan yang diberikan kepada PM Ismail saat menghadiri Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS), meskipun negara tuan rumah tidak memberikan 'status tamu'. Disebutkan Kementerian Luar Negeri Malaysia bahwa kepala misi diplomatik Malaysia di New York yang menyediakan pengamanan dan iring-iringan sesuai SOP.
"Dua diplomat juga gagal memberitahukan kepada Kementerian soal World Government Summit (WGS), yang digelar selama Dubai Expo. Wisma Putra baru mengetahui soal pertemuan puncak itu pada 30 Maret melalui sumber yang berbeda," ungkap Kementerian Luar Negeri Malaysia dalam pernyataannya. (detik.com)
Tags