Presiden Majelis Umum PBB Menyambut Baik Kesepakatan Gencatan Senjata
https://parstoday.ir/id/news/daily_news-i177984-presiden_majelis_umum_pbb_menyambut_baik_kesepakatan_gencatan_senjata
Pars Today - Presiden Majelis Umum PBB Annalena Baerbock menyambut baik pengumuman perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas, dengan mengatakan bahwa kita harus memanfaatkan kesempatan ini dan mengakhiri perang di Gaza.
(last modified 2025-10-09T05:49:49+00:00 )
Okt 09, 2025 12:47 Asia/Jakarta
  • Presiden Majelis Umum PBB Annalena Baerbock
    Presiden Majelis Umum PBB Annalena Baerbock

Pars Today - Presiden Majelis Umum PBB Annalena Baerbock menyambut baik pengumuman perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas, dengan mengatakan bahwa kita harus memanfaatkan kesempatan ini dan mengakhiri perang di Gaza.

Menurut laporan Pars Today mengutip IRNA, Presiden Majelis Umum PBB Annalena Baerbock kepada para wartawan pada Rabu (08/10/2025) malam waktu setempat mengatakan, "Akhirnya, ada secercah harapan. Setelah lebih dari 700 hari kematian, kehancuran, dan keputusasaan, kita harus memanfaatkan momen ini, yang diabadikan oleh pengumuman perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas, untuk sepenuhnya melaksanakan ketentuan-ketentuannya dan mengakhiri perang di Gaza. Semua sandera Israel harus dibebaskan dan akses segera dan tanpa hambatan untuk bantuan kemanusiaan harus dijamin."

"Saya memuji Amerika Serikat, Qatar, Mesir, dan Turki, serta banyak negara lain, atas upaya mereka untuk mengakhiri penderitaan sandera Israel dan warga sipil Palestina," kata Presiden Majelis Umum PBB.

"Sebagaimana yang telah disampaikan banyak kepala negara selama Sidang Umum PBB di tingkat KTT dan dalam Deklarasi New York, gencatan senjata permanen akhirnya dapat membuka jalan menuju perdamaian. Mengakhiri kekuasaan Hamas di Gaza, mengakhiri pendudukan, dan mengakui hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri, serta memastikan keamanan Israel di seluruh kawasan."

Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-80 menambahkan, "Israel dan Palestina hanya dapat hidup dengan mengakui dan menjamin perdamaian, keamanan, dan martabat satu sama lain."

Israel, dengan dukungan Amerika Serikat, melancarkan perang terhadap penduduk Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, menyusul operasi militer oleh kelompok perlawanan Palestina yang dipimpin Hamas, yang mengakibatkan kematian lebih dari 66.000 warga Palestina, di samping kerusakan besar dan kelaparan yang mematikan.

Tel Aviv, dengan dukungan Washington dan mengabaikan resolusi PBB yang menyerukan diakhirinya perang segera serta perintah dari Mahkamah Internasional untuk mengambil langkah-langkah guna mencegah tindakan genosida dan memperbaiki situasi kemanusiaan yang memprihatinkan di Jalur Gaza, terus melanjutkan serangannya hingga hari ini.(sl)