Okt 24, 2022 21:48 Asia/Jakarta
  • Anwar Ibrahim dan Mahathir Mohamad
    Anwar Ibrahim dan Mahathir Mohamad

Pemilihan parlemen Malaysia dipastikan akan digelar pada 19 November. Setelah hampir tiga tahun dilanda krisis politik berkepanjangan, pemilu ini diharapkan dapat memulihkan kembali stabilitas politik "Negeri Jiran”.

Partai berkuasa Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) menjadi favorit pemenang sekaligus mengembalikan hegemoni partai terbesar Malaysia itu.
 
Oposisi tidak kunjung menyatu 
 
Tidak seperti pada pemilu 2018 di mana oposisi bergabung dalam koalisi Pakatan Harapan, pada pemilu kali ini oposisi terpecah belah menjadi beberapa blok. Kegagalan menyatukan partai-partai politik ini meredupkan peluang Pakatan Harapan untuk mengulangi kemenangan mengejutkan hampir lima tahun silam.
 
Ego politik dan pengkhianatan politik menjadi penyebab sulitnya dipadamkan bara ketegangan antara sosok-sosok mulai dari Anwar Ibrahim, Mahathir Mohamad, dan Muhyiddin Yassin. Anwar telah menyatakan terbuka tidak akan bekerjasama politik dengan musuh bebuyutan politiknya Mahathir yang mengingkari janji penyerahan kursi PM kepadanya pada 2020 silam.
 
Sementara itu Muhyiddin dan koalisi Perikatan Nasionalnya telah dicap sebagai pengkhianat yang menyebabkan kolapsnya pemerintahan reformis Pakatan Harapan pada Februari 2020.
 
Seperti diketahui, Partai Bersatu pimpinan Muhyiddin merupakan bagian dari Pakatan Harapan sebelum membelot membentuk koalisi konservatif Malaysia sentrik dengan UMNO dan Partai Islam se-Malaysia (PAS). Hubungan antara Mahathir dan Muhyiddin yang sebelumnya rekan separtai juga tidak mulus.
 
Mahathir kerap mengecam Muhyiddin mengkhianatinya demi mengamankan kursi PM untuk dirinya sendiri. Mahathir bahkan memilih mendirikan koalisinya sendiri yang diberi nama Gerakan Tanah Air. Tidak ketinggalan sejumlah partai lain misal partai regional Warisan dari negara bagian Sabah juga kali ini menolak berkoalisi dengan Pakatan Harapan.
 
Peta kekuatan politik pemilu Malaysia
 
UMNO diprediksi akan menang mudah di daerah pemilihan (dapil) bermayoritas etnis Melayu di kawasan pedesaan di pantai Barat Malaysia Barat.
 
Sementara itu, PAS diyakini akan menyapu bersih hampir semua dapil di pantai timur Malaysia Barat di negara bagian Kelantan dan Terengganu yang merupakan basis suara partai berideologi Islam konservatif itu.
 
Hal ini menjadikan pertempuran untuk mengamankan mayoritas 112 kursi parlemen akan terpusat di dapil urban dan semi urban dengan mayoritas pemilih suku Melayu. Dapil-dapil ini seperti Titiwangsa dan Setiawangsa menjadi kunci keberhasilan Pakatan Harapan menyudahi 61 tahun kekuasaan UMNO pada pemilu Mei 2018.
 
Namun pada pemilu kali ini, UMNO berpotensi merebut kembali minimal belasan dapil dengan demografi ini. Terpecahnya suara oposisi menjadi tiga blok yang berbeda menjadi kabar baik bagi UMNO yang hanya perlu mengunci sekitar 35-40 persen suara tanpa mayoritas untuk memenangan satu distrik pemilihan.
 
Anwar, Mahathir, dan Muhyiddin secara tidak langsung telah mempersempit jalan meraih kemenangan dengan bertempur satu sama lain di dapil yang berpotensi menjadi lumbung suara.
 
Bahkan jika gagal memenangan 112 kursi, UMNO diyakini akan tetap dapat membentuk pemerintahan baru dengan dukungan dari kingmaker Gabungan Partai Sarawak (GPS) yang diprediksi akan menang mudah di negara bagian Sarawak. (Kompas.com)

Tags