Pemilu Raya di Malaysia
-
Pemilu Raya di Malaysia
Pemilu Raya ke-14 di Malaysia untuk memilih 222 wakil parlemen negara digelar Rabu (9/5) pukul 08:00 pagi waktu setempat.
Sebanyak 14.449.200 warga yang memenuhi syarat telah mendaftar dan dengan menghadiri 8.253 Tempat Pemungutan Suara (TPS), mereka dapat menyalurkan suaranya ke kotak-kotak suara. Di pemilu kali ini sebanyak 2.333 kandidat dari berbagai partai bersaing memperebutkan 222 kursi parlemen dan 505 kursi Dewan Negara Bagian.
Mengingat banyak kubu oposisi yang berpartisipasi di pemilu raya kali ini dan pembentukan koalisi oposisi Pakatan Harapan (PH), maka pemilu ke-14 ini sangat berbeda dengan pemilu sebelumnya. Apalagi kini Mahathir Mohamad, mantan perdana menteri Malaysia yang berusia lebih dari 90 tahun juga kembali ke kancah politik maka diprediksikan keuntungan kubu oposisi di pemilu kali ini semakin besar.
Mahathir Mohamad yang tercatat sebagai arsitek ekonomi Malaysia keluar dari kubu partai berkuasa dan bergabung dengan kubu oposisi, berencana menghidupkan persatuan nasional dan mengakhiri krisis ekonomi negara ini dengan mengalahkan koalisi berkuasa Barisan Nasional (BN) dan UMNO.
Perdana Menteri Malaysia saat ini, Najib Tun Razak adalah rival utama Mahathir Mohamad dan keduanya meminta warga Malaysia melalui partisipasinya di pemilu kali ini menentukan masa depan negara.
Jeniri Amir, pengamat dan dosen Universitas Sarawak Malaysia mengatakan, "Pemilu raya ke-14 Malaysia di banding dengan periode sebelumnya sangat penting mengingat kekuatan kubu oposisi yang terus meningkat. Dan mereka optimis pemilu kali ini akan mengubah konstelasi kekuasaan di negara ini."
Di antara persaingan berat antara berbagai partai di pemilu Malaysia, posisi partai Islam belum jelas, padahal pemimpin Islam di negara ini meyakini bahwa partai Islam seperti PAS mampu memainka peran menentukan dan penting pemilu raya, namun mengingat sejumlah pembatasan dan represi faksional, maka mereka tidak memiliki kemampuan yang diperlukan untuk berpartisipasi di pemilu.
Hishanmuddin Yunus, pengamat politik mengatakan, "Berdasarkan keputusan tahun 1963 dan kesepakatan yang telah dicapai, kebebasan beragama di Malaysia dijamin dan seluruh kubu dan partai di negara menghormatinya serta partai Islam dapat melanjutkan partisipasinya di pemilu dengan bebas."
Bagaimanapun juga pemilu raya Malaysia menjadi ajang persaingan serius antara berbagai generasi politik dan ekonomi. Mahathir Mohamad dengan keputusannya terlibat di pemilu telah menunjukkan bahwa kinerja Najib Tun Razak dalam memulihkan kondisi ekonomi dan perluasan hubungan luar negeri sangat mengecewakan.
Berbagai skandal ekonomi yang digulirkan media massa terkait Najib Tun Razak dan uang yang ia terima dari Arab Saudi semakin merusak citra perdana menteri Malaysia ini. Di sisi lain, minoritas Cina di Malaysia juga memiliki pengaruh di hasil pemilu raya negara ini. (MF)