Mar 27, 2022 10:29 Asia/Jakarta

Perang koalisi Saudi terhadap Yaman memasuki tahun kedelapan hari Sabtu (26/03/2022), yang dimulai dengan serangan berat Yaman dan kebakaran hebat fasilitas penyimpanan minyak Aramco di Jeddah.

Pada 26 Maret 2015, koalisi Saudi melancarkan perang terhadap Yaman dengan dalih mengembalikan Abdrabbuh Mansur Hadi ke Sanaa. Pada 26 Maret 2022, perang ini telah memasuki tahun kedelapan.

Mansour Hadi bukan hanya gagal kembali ke Sanaa, ibu kota Yaman, tetapi Pemerintah Penyelamatan Nasional justru telah dibentuk di Sanaa dan merupakan aktor politik yang paling terorganisir dan kohesif di kancah Yaman.

Fasilitas penyimpanan minyak Aramco di Jeddah terbakar

Dimensi lain dari perang ini adalah kerugian manusiawi dan tidak manusiawi yang ditimbulkan pada Yaman. Menurut organisasi internasional, lebih dari 17.000 orang tewas secara langsung dalam perang, puluhan ribu orang terluka dan lebih dari 4,5 juta orang kehilangan tempat tinggal.

Di sisi lain, lebih dari 85% infrastruktur Yaman telah dihancurkan atau dirusak oleh perang yang digelar koalisi Saudi.

Baca juga: Aramco Dihajar Rudal Yaman, UEA Umumkan Situasi Darurat

Selain itu, pengepungan Yaman dari segala arah telah menyebabkan kerugian manusia yang besar, dengan lebih dari 100.000 orang meninggal karena penyakit dan kelaparan. Puluhan ribu orang Yaman sekarang menderita penyakit mematikan, dan karena pengepungan tersebut, tidak ada kemungkinan mengirim obat ke Yaman.

Dimensi ketiga dari perang ini adalah kinerja kekuatan-kekuatan dunia dan lembaga-lembaga internasional.

Berbagai organisasi internasional telah menerbitkan banyak laporan tentang bencana kemanusiaan di Yaman, tetapi Dewan Keamanan PBB telah terjebak dalam kepentingan berbagai kekuatan dunia dalam krisis Yaman dan sejauh ini gagal mengambil tindakan untuk mengakhiri perang.

Sementara itu, kekuatan Barat, yang mengangkat keprihatinan hak asasi manusia mereka dalam krisis Ukraina, sebenarnya acuh tak acuh terhadap hak asasi manusia dalam krisis Yaman dan bahkan mendukung kejahatan Saudi.

Perang koalisi Saudi terhadap Yaman memasuki tahun kedelapan hari Sabtu (26/03/2022), yang dimulai dengan serangan berat Yaman dan kebakaran hebat fasilitas penyimpanan minyak Aramco di Jeddah.

Dalam langkah terbaru, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson melakukan perjalanan ke Riyadh untuk mendukung kejahatan Saudi terhadap Yaman dengan imbalan penjualan senjata.

Menurut angka tidak resmi dari perdagangan senjata dunia, pemerintah London telah menjual berbagai senjata senilai 18 miliar dolar ke Arab Saudi dalam beberapa bulan terakhir.

Dimensi keempat perang adalah pendekatan Yaman. Kancah politik Yaman sekarang memiliki tiga kategori aktor; pemerintah Mansur Hadi yang telah mengundurkan diri, Dewan Transisi Selatan, dan Pemerintah Penyelamatan Nasional yang berbasis di Sanaa.

Pemerintah Mansur Hadi yang telah mengundurkan diri praktis adalah aktor yang sudah tidak diperhitungkan lagi, bahkan dalam koalisi Saudi tidak ada konsensus untuk mendukungnya. Dewan Transisi Selatan yang didukung UEA telah menjadi saingan utama pemerintah yang mengundurkan diri dan, tentu saja, tidak diterima oleh beberapa kelompok Yaman lainnya.

Pemerintah Penyelamatan Nasional yang berbasis di Sanaa, bagaimanapun, telah mengambil jalan konfrontasi dengan koalisi Saudi, terutama dengan memperkuat kekuatan pencegahan dan serangan ke titik-titik kritis di Arab Saudi dan UEA.

Baca juga: Jet Tempur Koalisi Saudi Gempur Gudang Peralatan Medis Yaman

Dalam hal ini, militer dan komite rakyat Yaman menargetkan fasilitas Aramco di Jeddah, Arab Saudi, pada awal tahun kedelapan perang, dan foto-foto yang dirilis menunjukkan kebakaran fasilitas Aramco di Jeddah. Kebakaran yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pembangkit listrik Saudi juga dikatakan telah ditutup karena serangan, sementara militer dan komite rakyat Yaman telah menyatakan bahwa serangan terhadap Arab Saudi akan berlanjut sampai pengepungan Yaman dicabut.

Kampanye menuntut diakhiri blokade Yaman

Serangan ini menunjukkan kepercayaan diri militer dan tekad rakyat Yaman untuk mematahkan pengepungan darat, laut dan udara, serta keyakinan mereka untuk melawan koalisi Saudi sebagai satu-satunya solusi untuk krisis ini.

Dengan demikian, pesan serangan terhadap fasilitas Aramco di Jeddah tampaknya adalah bahwa tahun kedelapan perang akan jauh lebih sulit bagi Saudi daripada tujuh tahun terakhir, meskipun Saudi juga akan meningkatkan kejahatan terhadap warga sipil Yaman sebagai tanggapan.(sl)

Tags