Norouz, Tradisi Lestari Bangsa Persia (1)
Mar 16, 2021 17:27 Asia/Jakarta
-
Hari Norouz Iran
Norouz sebagai perayaan kuno etnis-etnis Iran, memiliki sejarah yang sangat panjang, dan sampai hari ini tetap hidup serta lestari. Seorang tokoh berkata, jika kita ingin menyaksikan semua hal dari realitas nyata yang dimilikinya, maka kita harus memahami manusia termasuk kondisi yang dialaminya.
Oleh karena itu, memahami tradisi masa lalu merupakan hal yang urgen. Banyak tradisi masyarakat dunia modern yang berakar dari masa lampau, dan tumbuh bersama manusia serta pemikirannya dalam waktu yang panjang. Salah satu tradisi Iran yang berusia lebih dari 2.500 tahun dan sudah bercampur dengan budaya rakyat negara ini, serta selalu menyertainya adalah “Perayaan Besar Norouz”.
Sebuah perayaan yang selama bertahun-tahun lamanya seperti tamu yang mengunjungi rumah-rumah warga Iran, dan membawa kegembiraan serta keceriaan.
Norouz adalah perayaan yang selalu ada meski diterpa pasang surut sejarah. Ia menempati ruang khusus di hati dan jiwa rakyat Iran dari berbagai latar belakang agama dan ras. Ada yang mengatakan bahwa Norouz berakar dari keyakinan awal bangsa Iran yang lahir ribuan tahun lalu, dan perayaan ini saling terkait dengan mitos dan legenda, namun lebih baik kita mengenal terlebih dahulu istilah-istilah semacam mitos dan legenda tersebut.
Apa itu mitos ? Istilah ini sering kita dengar, dan kerap kita gunakan dalam percakapan sehari-hari. Menurut kamus Cambridge, mitos diartikan sebagai cerita atau cerita kuno terutama yang menjelaskan sejarah awal sekelompok orang atau peristiwa dan fakta alam.
Mitos dapat timbul dari peristiwa sejarah yang dilebih-lebihkan sebagai bentuk alegori, dan dianggap benar-benar terjadi oleh pemilik cerita serta pengikutnya. Kisah-kisah tentang kejadian alam dibuat oleh manusia di masa lalu karena keterbatasannya untuk menjelaskan sebab dari kejadian-kejadian ini.
Sementara legenda, menurut kamus Cambridge adalah cerita kuno yang tidak selalu benar dan diceritakan orang tentang peristiwa atau tokoh.
Di antara mitos-mitos itu ada yang masih bertahan sampai sekarang, salah satunya perayaan Norouz.

Tentang kemunculan tradisi Norouz banyak versi penjelasannya, namun yang pasti Norouz adalah sebuah perayaan yang berkaitan dengan pergantian musim. Di masa lalu perhitungan tanggal Iran berdasarkan perhitungan bulan, dan hal ini menimbulkan masalah dalam penyelanggaraan berbagai perayaan. Berkat perubahan penanggalan Iran yang terjadi di masa pemerintahan Raja Malik-Shah, Norouz selalu bertepatan dengan musim semi.
Di masa lalu, waktu tibanya setiap musim tidak selalu sama dan di beberapa buku dijelaskan tentang sejumlah pembagian musim, namun di antara pembagian-pembagian musim itu, salah satunya sesuai dengan mitos penciptaan di Iran kuno.
Orang-orang Iran kuno membagi tahun menjadi enam bagian yang tidak sama, dan mereka percaya di setiap awal tahun, Ahura Mazda menciptakan sebuah prototipe alam semesta termasuk langit, air, bumi, tumbuhan, binatang, dan manusia.
Mereka juga meyakini Ahura Mazda melakukan pekerjaan ini dalam enam waktu dengan jarak yang tidak sama dalam setahun, dan susunan penciptaan ini menjadi dasar bagi perayaan-perayaan bangsa Iran kuno yang dikenal dengan Ghahambars dalam sistem penanggalan agama Zoroaster.
Perayaan terakhir di setiap tahun bertepatan dengan waktu penciptaan manusia menurut keyakinan Zoroaster, oleh karena itu Norouz dalam mitos masyarakat Iran dikenal sebagai perayaan penciptaan manusia, makhluk paling mulia yang diciptakan Tuhan, maka dari itu Norouz dirayakan lebih meriah dari yang lainnya.
Di sisi lain, terdapat juga banyak legenda yang menunjukkan bahwa perayaan Norouz kembali ke masa Jamshid. Diceritakan, Jamshid merupakan salah satu raja dari silsilah raja-raja Pishdadian, menurut cerita mitos Iran kuno, naik takhta pada Norouz, ia disebut-sebut menghidupkan kembali agama Zoroaster. Silsilah raja-raja Pishdadian adalah dinasti pertama dalam cerita mitos Iran, sebagaimana ditulis dalam buku Ferdowsi, Shahnameh.
Versi lain menjelaskan bahwa Ahriman telah menghilangkan berkah sehingga masyarakat tidak pernah kenyang dan lepas dahaga meski terus makan dan minum. Angin berhenti bertiup, pohon-pohon kering dan dunia hampir binasa.
Ahura Mazda menyerang markas Ahriman dan pengikutnya untuk mengakhiri nasib buruk ini. Saat kembali ke dunia, berkah kemenangan ini bak matahari bersinar terang, dan cahayanya memancar. Masyarakat terpana, lalu berteriak “rouz-e nou” atau hari baru, yang di kemudian hari menjadi Norouz.

Terkait hubungan Norouz dengan Jamshid banyak mitos yang membungkusnya, kami akan menjelaskan dua saja untuk Anda.
Detail ritual penyelenggaraan perayaan Norouz tidak terlalu dijelaskan di masa Akhemeniyah dan Partia. Hanya beberapa catatan dan dokumen sejarah yang menunjukkan adanya penyelenggaraan Norouz di masa Akhemeniyah. Diceritakan, ketika Koresh menguasai Babilonia, anaknya yang bernama Kambisus II diperkenalkan sebagai penguasa Mesopotamia dalam perayaan Naorouz.
Sepertinya bangunan megah Persepolis adalah tempat khusus untuk menyelenggarakan perayaan tahunan Norouz. Bangsa-bangsa dari seluruh wilayah yang dikuasai penguasa Akhemeniyah berkumpul di hari ini untuk menyerahkan upeti. Mereka menaiki anak tangga bangunan tersebut, dan melewati gerbang Istana, di sisi dinding-dinding bertiang tinggi sampai ke “Istana 100 Tiang”.
Lukisan mencolok Persepolis yang terkenal yaitu pertarungan singa dan sapi jantan, dapat menjadi simbol kemenangan keseimbangan musim semi atas musim dingin. Pasalnya, singa adalah perlambang matahari, dan sapi perlambang hujan, lukisan mencolok ini menjadi petunjuk adanya perayaan tahunan di Iran yang terkait dengan perubahan musim dan ini tidak lain perayaan Norouz.
Seluruh mitos dan catatan sejarah menunjukkan bahwa Norouz merupakan simbol pembaruan dan perubahan, dan berhubungan dengan pergantian alam. Norouz adalah perayaan yang tepat dilaksanakan pada awal Ekuinoks Maret, dan diiringi dengan menghijaunya tumbuhan serta keceriaannya.
Ekuinoks adalah kondisi ketika Sumbu Bumi tidak terinklinasi terhadap Matahari, dan pusat Matahari berada di bidang yang sama dengan khatulistiwa bumi. Pada saat ekuinoks, panjang siang dan malam sama.
Ekuinoks terbagi menjadi dua, Ekuinoks Maret dan Ekuinoks September, terjadi sekitar tanggal 20 Maret dan 22 September setiap tahun. Ekuinoks Maret dikenal sebagai vernal equinox (ekuinoks musim semi) bagi belahan Bumi utara dan ekuinoks musim gugur di belahan Bumi selatan.
Norouz yang masih tetap lestari hingga hari ini menjadi semacam jembatan bagi bangsa Iran untuk tersambung ke budaya dan sejarahnya yang kaya. Norouz dianggap sebagai pembawa kabar gembira dimulainya kehidupan yang baru bagi manusia dan alam.(HS)
Tags