Revolusi Yaman dan Kebangkitan Rakyat Melawan Saudi
(last modified Tue, 21 Sep 2021 14:46:43 GMT )
Sep 21, 2021 21:46 Asia/Jakarta
  • perayaan kemenanngan Revolusi 21 September Yaman
    perayaan kemenanngan Revolusi 21 September Yaman

Tanggal 21 September merupakan hari kemenangan Revolusi Yaman yang ditandai dengan penggulingan kekuasaan Presiden Abdu Rabbuh Mansour Hadi, boneka Arab Saudi.

Pada 21 September 2014, rakyat Yaman bangkit melawan pemerintahan boneka Saudi di negaranya, dengan menggelar aksi protes luas dan berhasil menggulingkannya.

Sejak saat itu sampai sekarang, rakyat Yaman merayakan kemenangan Revolusi 21 September di berbagai provinsi negara ini dengan menggelar unjuk rasa.

Salah satu alasan bangkitnya rakyat Yaman melawan pemerintah Abd Rabbuh Mansour Hadi adalah terus memburuknya kondisi hidup masyarakat, ketidakmampuan pemerintah mengatasi masalah, dan korupsi yang merajalela di antara para pejabat pemerintah boneka Saudi itu.

Rakyat Yaman pada akhirnya berhasil menumbangkan pemerintahan boneka Saudi, dan pemerintahan Mansour Hadi sekarang berubah menjadi musuh rakyat Yaman, dan seluruh anggota kabinetnya melarikan diri ke Saudi.

Setelah pemerintahan Mansour Hadi melarikan diri ke Saudi, Ansarullah memegang kendali pemerintahan Yaman di kota Sanaa, dan mencegah upaya kelompok-kelompok teroris afiliasi beberapa rezim kawasan, dan Al Qaeda untuk menciptakan kerusuhan di dalam Yaman, sehingga negara ini terpecah.

Ansarullah, dan setelah itu Pemerintahan Penyelamatan Nasional Yaman dengan dukungan rakyat negara ini, melawan kelompok-kelompok teroris dan benih-benih terorisme dukungan Saudi dan Uni Emirat Arab, di berbagai kota Yaman.

Poin sangat penting yang perlu diperhatikan adalah Saudi dan UEA berusaha mengembalikan Mansour Hadi ke tampuk kekuasaan Yaman dengan bantuan para teroris.

unjuk rasa rakyat Yaman

 

Akan tetapi sampai saat ini upaya mereka yang diwujudkan dalam berbagai skenario dan strategi terus mengalami kegagalan.

Pada 25 Maret 2015, Saudi dan UEA membentuk sebuah koalisi yang dipimpin Riyadh, dan melancarkan agresi militer mengerikan terhadap rakyat Yaman. Mereka menumpahkan darah perempuan dan anak-anak Yaman meski di tengah resepsi pernikahan sekali pun, sehingga menciptakan krisis berkepanjangan di negara ini.

Oleh karena itu akar kekejaman rezim Al Saud di Yaman harus dilacak dari kebangkitan 21 September 2014, bukan dari klaim-klaim kosong yang selalu digembar-gemborkan oleh rezim Al Saud terhadap Ansarullah atau Pemerintahan Penyelamatan Nasional Yaman.

Poin lain yang tak kalah penting adalah kekalahan pasukan bayaran Saudi dan pemerintah Mansour Hadi, dalam mencapai tujuannya dalam perang Yaman.

Saat ini Saudi dan sekutu-sekutunya nampak sedang berusaha keluar dari perang Yaman secara terhormat. Sekarang terlihat jelas bahwa pemerintahan Mansour Hadi, bahkan Saudi sekali pun tidak mampu lagi untuk bertahan di Yaman.

Pasalnya, beberapa sumber Yaman melaporkan Saudi telah mencabut perpanjangan visa sejumlah pejabat dan pegawai senior pemerintahan Mansour Hadi.

Maka dari itu dapat dikatakan bahwa Revolusi 21 September Yaman merupakan awal dimulainya kebangkitan rakyat negara ini melawan Saudi, dan sekutu-sekutunya hingga rezim itu saat ini berada di ujung tanduk. (HS)