Sheikh Isa Qassim Serukan Persatuan Para Penentang Rezim Al Khalifa
(last modified Wed, 06 Jul 2022 03:15:14 GMT )
Jul 06, 2022 10:15 Asia/Jakarta

Mendukung pernyataan Sheikh Isa Qassim terhadap rezim Al Khalifa, ulama Bahrain menekankan perlunya persatuan mereka yang menentang rezim ini.

Bahrain telah menyaksikan kebangkitan rakyat melawan rezim Al Khalifa sejak Februari 2011. Sheikh Isa Qassim, pemimpin spiritual kebangkitan rakyat Bahrain melawan rezim Al Khalifa, baru-baru ini mengeluarkan pernyataan tentang kebangkitan rakyat yang memiliki beberapa dimensi dasar.

Aspek pertama dari pernyataan ini adalah bahwa pemenang utama dari perpecahan antara para penentang adalah penguasa.

Ulama Bahrain

Pada dasarnya, setiap kelompok yang terlibat dalam kebangkitan rakyat melawan pemerintah yang menindas, jika mengalami perpecahan agama, politik atau geografis, itu membantu penguasa dan menyebabkan pemerintah meningkatkan penganiayaan, sementara kemiskinan dan kehinaan semakin bertambah.

Aspek kedua dari pernyataan ini adalah bahwa sementara salah satu alasan kebangkitan rakyat adalah untuk membela martabat manusia, perpecahan antara para penentang adalah kesempatan bagi rezim untuk mempertahankan atau bahkan memperkuat situasi yang ada. Kondisi yang menarget martabat bangsa dan melayani kebijakan represi rezim yang berkuasa.

Aspek ketiga dari pernyataan Sheikh Isa Qassim adalah bahwa pemerintahan diktator selalu menarget persatuan dan konvergensi di antara para pemimpin yang menentang pemerintah.

Persatuan di antara para pemimpin yang menentang pemerintah adalah salah satu alasan dan cara utama untuk memenangkan kebangkitan rakyat, dan hasil yang pasti dari perpecahan di antara para pemimpin adalah kemenangan pemerintahan diktator.

Strategi terpenting pemerintahan Al Khalifa dalam 11 tahun terakhir, yang menghadapi kebangkitan rakyat, adalah menciptakan perpecahan di barisan para penentang.

Dengan kata lain, Al Khalifa telah mengadopsi kebijakan "Devide et Impera" atau politik pecah belah. Dalam hal ini, Al Khalifa, dengan dukungan media pemerintahnya dan media beberapa negara di kawasan, mencoba memperkenalkan kebangkitan rakyat di negara ini sebagai pemberontakan Syiah melawan Sunni.

Mendukung pernyataan Sheikh Isa Qassim terhadap rezim Al Khalifa, ulama Bahrain menekankan perlunya persatuan mereka yang menentang rezim ini.

Rezim Al Khalifa berusaha membenarkan sikapnya bahwa Syiah, sebagai mayoritas penduduk Bahrain, mengklaim yang berhak berkuasa di negara ini.

Klaim ini disampaikan ketika pada dasarnya kebangkitan rakyat Bahrain tidak bersifat agama, tetapi bersifat politik, dan para penentang ingin membentuk pemerintahan yang demokratis dengan suara rakyat, dan para penentang rezim Al Khalifa berasal dari Syiah dan Sunni Bahrain.

Berkat kebijakan ini, Al Khalifa mampu membuat perpecahan di jajaran para penentangnya dan meredam intensitas unjuk rasa.

Atas dasar ini, Sheikh Isa Qassim menekankan dalam pernyataannya, "Berbagai friksi, kompetisi non-konstruktif, dan kekurangan adalah cara yang jelas yang mengarah pada dasar kehinaan yang terdalam dan sudah pasti menjadi lemah dan terbelakang, serta pada akhirnya berujung pada penyesalan dari bangsa."

Pernyataan Syekh Isa Qasim ini disambut dan didukung oleh para ulama Bahrain.

Sejumlah ulama Bahrain, yang kini berada dalam tahanan rezim Al Khalifa, dalam pernyataan bersama meminta kelompok oposisi untuk memiliki kerja sama dan interaksi yang positif dan ilmiah serta mencoba untuk menyatukan barisan mereka.

Para ulama ini juga menekankan dua hal. Pertama, kemajuan tidak akan mungkin terjadi tanpa persatuan, dan kedua, ajaran agama dan pengalaman manusia menegaskan kebenaran yang tak terbantahkan, yaitu bahwa perpecahan menyebabkan kelemahan, kegagalan, dan kelangsungan penindasan.

Rezim Zionis Israel dan Bahrain

Meskipun pemerintah Al Khalifa berada di bawah dukungan Al Saud, Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel, tidak ada keraguan bahwa persatuan di antara penentang penentang rezim Al Khalifa, apakah persatuan itu di antara rakyat atau antara pemimpin dan di antara pemimpin dan rakyat, dapat menggoyahkan fondasi kekuasaan Al Khalifa lebih dari di masa lalu.(sl)