Transformasi Asia Barat, 8 Oktober 2022
(last modified Sat, 08 Oct 2022 11:38:44 GMT )
Okt 08, 2022 18:38 Asia/Jakarta
  • Ladang gas Karish.
    Ladang gas Karish.

Perkembangan di negara-negara Asia Barat selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting seperti kekhawatiran rezim Zionis Israel atas peringatan Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon Sayid Hassan Nasrullah.

Direktur Dinas Intelijen Rezim Zionis, Mossad memperingatkan dampak tindakan Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon terhadap produksi gasnya dari ladang gas Karish.

Sayid Hassan Nasrullah, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon baru-baru ini mengancam rezim Zionis supaya tidak memulai ekstraksi di ladang gas Karish. Sekretaris Jenderal Hizbullah menganggap penggalian dari ladang gas ini sebagai garis merah Hizbullah.

Menurut kantor berita Sputnik, David Barnea, Direktur Mossad dalam pertemuan kabinet politik dan keamanan rezim Zionis hari Jumat (7/10/2022) mengatakan bahwa Sayyd Hassan Nasrullah bisa mengambil tindakan terhadap produksi gas dari ladang gas Karish.

"Nasrullah secara terbuka menyatakan akan mencegah produksi gas dari ladang gas Karish, jika tidak ada kesepakatan," kata Barnea.

Direktur Mossad menyampaikan kekahwatiran Sekjen Hizbullah Lebanon akan menepati janjinya untuk mengambil tindakan terhadap ladang minyak Karish.

Sementara kabinet Israel menugaskan Perdana Menteri Rezim Zionis Yair Lapid, mantan Perdana Menteri Naftali Bennett dan Menteri Perang Rezim Zionis, Benny Gantz untuk mengelola skenario eskalasi konflik di utara wilayah pendudukan.

Gantz memerintahkan tentara Israel siaga untuk menghadapi kemungkinan ketegangan di perbatasan dengan Lebanon.

Gantz juga memerintahkan angkatan laut, darat dan udara untuk waspada penuh di perbatasan utara wilayah pendudukan.

Hizbullah telah berulang kali memperingatkan rezim Zionis agar tidak mengekstraksi gas dari ladang gas Karish, dan pada bulan Juli menerbangkan empat drone tak bersenjata menuju ladang gas ini.

Haniyeh: Perlawanan, Opsi Tunggal Usir Penjajah !

Kepala Biro Politik Hamas mengumumkan bahwa perlawanan adalah satu-satunya cara untuk mengusir penjajah dari wilayah Palestina.

Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Hamas dalam panggilan telepon dengan keluarga Abu Ra'ad Khazem yang mempersembahkan putra keduanya syahid membela Palestina hari Minggu (2/10/2022) mengatakan bahwa rumah ini adalah rumah syuhada dan para pejuang.

"Darah dan pengorbanan ini tidak akan sia-sia, dan bangsa Palestina bergerak menuju pembebasan," ujar Haniyeh.

Mohammad Hamadeh, Juru Bicara Hamas di kota Quds juga menekankan bahwa aksi heroik di Jenin, Nablus dan semua kota di Tepi Barat adalah bukti terbaik dari adanya semangat perlawanan.

Beberapa hari yang lalu, serangan militer rezim Zionis di kota Jenin menyebabkan empat warga Palestina gugur dan 44 lainnya terluka.

Abdurrahman Khazem adalah saudara dari syahid Raad Hazem, pelaksana operasi mati syahid di Tel Aviv.

Hamas Ancam Rezim Zionis: Api Intifada Mendatang di Masjid al-Aqsa akan Ubah Kondisi !

Seorang anggota biro politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas memperingatkan rezim Zionis bahwa api perlawanan intifada mendatang di Masjid Al-Aqsa akan mengubah kondisi.

Masjid Al-Aqsa menjadi sasaran serangan masif pemukim Zionis hampir setiap hari, yang memasuki masjid ini secara massal dan dengan dukungan tentara Israel.

Menurut kantor berita Sama, Ruhi Mustahi, Anggota Biro Politik Hamas hari Sabtu (2/10/2022) mengatakan, "Al-Aqsa dalam bahaya, tindakan rezim Zionis di Al Quds dan Masjid Al-Aqsa akan memicu resiko ledakan besar di Al-Aqsa,".

"Langkah rezim Zionis mencegah umat Islam memasuki Masjid Al-Aqsa, serta menyerang dan menangkap mereka, juga kelanjutan menggali di bawah Masjid Al-Aqsa akan menyebabkan masjid ini dalam bahaya dan wilayah ini akan menghadapi badai konflik baru sebagai akibatnya," ujar Mustahi.

Mohammad Hamadeh, Juru Bicara Hamas di kota Quds yang diduduki, menekankan bahwa aksi heroik di Jenin, Nablus dan semua kota Tepi Barat adalah bukti terbaik dari kehadiran semangat perlawanan.

"Spirit Intifada Quds masih ada dalam kehidupan dan pikiran orang-orang Palestina yang berjuang di Tepi Barat dan Al Quds. Api intifada terus menyala dan hanya akan padam setelah pembebasan Quds dan Masjid Al-Aqsa serta kehancuran rezim zionis," kata pejabat Hamas ini.

"Intifada merupakan titik balik perjuangan terus-menerus rakyat Palestina dalam membela Al-Quds dan Al-Aqsa," tegas Hamadeh.

"Darah suci yang tumpah untuk mempertahankan tanah dan tempat suci Palestina masih menjadi cahaya yang menyala-nyala. api intifada dan perlawanan terhadap rezim Zionisme telah membuatnya jelas," tegasnya.

Image Caption

Takut Perlawanan, Israel Kerahkan Persenjataan Berat ke Tepi Barat

Terus meluasnya Intifada dan perlawanan bersenjata pejuang Palestina di Tepi Barat, memaksa Rezim Zionis mengerahkan peralatan militer berat ke utara wilayah itu.

Jerusalem Post, Minggu (2/10/2022) menulis, pasukan Israel akan menggelar manuver militer di utara Tepi Barat, dan saat ini mereka tengah memindahkan persenjataan dan peralatan perang berat ke wilayah ini.

Surat kabar Rezim Zionis ini nampak menyembunyikan kelemahan dan ketidakmampuan pasukan Israel dalam menghadapi perlawanan bersenjata pejuang Palestina.

"Manuver militer pasukan Israel ini sudah diagendakan sebelumnya," tulis Jerusalem Post.

Bersamaan dengan tibanya beberapa hari besar Yahudi, dan ketakutan akan operasi perlawanan Palestina di Tepi Barat, Rezim Zionis memperkuat pasukannya di wilayah ini.

Netanyahu: Lapid Serahkan Sumber Gas Besar ke Hizbullah

Mantan Perdana Menteri Rezim Zionis seiring dengan semakin dekatnya waktu penandatanganan draf usulan penentuan garis batas laut Rezim Zionis dan Lebanon, mengatakan, PM Israel telah menyerah kepada Sekjen Hizbullah.

Benjamin Netanyahu, seperti dikutip Sputnik, Minggu (2/10/2022) menanggapi statemen PM Israel Yair Lapid terkait masalah penetapan garis batas laut Lebanon dan Rezim Zionis.

Ia mengatakan, "Yair Lapid secara memalukan telah menyerah kepada Hassan Nasrullah, dan tanpa berkonsultasi dengan Knesset, telah menyerahkan sumber gas yang besar kepada Hizbullah Lebanon."

Sebelumnya PM Israel menuturkan, Lebanon dan Israel dalam kerangka negosiasi tidak langsung selama liburan akhir pekan, mencapai kesepakatan terkait usulan mediator Amerika Serikat sehubungan dengan masalah penetapan garis batas laut.

Media-media Zionis melaporkan, Nasrullah meraih kemenangan dalam pertarungan kesadaran dan kecerdasan dalam negosiasi penetapan garis batas laut.

Menurut Kanal 12 televisi Israel, tim juru runding Israel dalam perundingan penetapan garis batas laut dengan Lebanon, beberapa hari mendatang akan menandatangani kesepakatan yang diusulkan tersebut.

Menhan Yaman: Kami akan Lawan Proyek Zionis di Kawasan

Menteri Pertahanan Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman mengatakan, Sanaa akan melawan proyek penjajahan Zionisme dengan seluruh upaya dan fasilitas yang dimiliki.

Dikutip situs resmi Ansarullah, Minggu (2/10/2022), Mohammad Nasser Al Atefi menegaskan, wilayah teritorial, perairan, laut dan sumber alam Yaman, adalah kedaulatan nasional negara ini.

"Semua harus tahu selama darah masih mengalir di tubuh kami, kedaulatan Yaman tidak akan pernah diabaikan, dan jantung kami akan berdetak untuk Yaman," imbuhnya.

Menurut Menhan Yaman, Sanaa berhadapan dengan pasukan penjajah paling kuat, dan Zionisme, namun Pemimpin Ansarullah berhasil menggagalkan seluruh konspirasi mereka.

Ia menegaskan, "Kami saat ini berada di lembaran sejarah besar. Seluruh upaya dan fasilitas kami akan digunakan untuk jalan perjuangan melawan proyek penjajahan Zionisme di kawasan."

Sebelumnya Dubes Yaman untuk Suriah kepada para pemimpin negara Arab menyarankan untuk memanfaatkan kesempatan yang diraih dari kemenangan perlawanan di Palestina dan Lebanon.

"Agresi ke Yaman adalah bentuk pelayanan terhadap Rezim Zionis, karena rezim ini merasakan bahaya kekuatan Ansarullah yang terus meningkat," pungkasnya.

Yahya Saree: Angkatan Bersenjata Yaman Siaga Penuh

Juru Bicara Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan bahwa angkatan bersenjata negaranya siaga penuh untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi di masa mendatang.

Brigadir Jenderal Yahya Saree di laman Twitter-nya hari Minggu (2/10/2022) mengatakan, "Setelah mengeluarkan peringatan dari lembaga terkait kepada semua perusahaan pelayaran dengan tujuan negara-negara yang menyerang Yaman, serta perusahaan minyak asing dan domestik di Yaman, Angkatan Bersenjata Yaman meminta perusahaan-perusahaan ini untuk memperhatikan peringatan dan instruksinya,".

"Seiring berakhirnya masa gencatan senjata, instruksi akan dikeluarkan kepada perusahaan-perusahaan terkait dalam beberapa jam mendatang," kata pernyataan Brigjen Saree.

"Angkatan bersenjata menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan perintah para komandan dan akan berdiri demi membela kepentingan rakyat Yaman sampai mereka mendapatkan hak-hak mereka," tegasnya.

Gencatan senjata di Yaman yang telah berulang kali dilanggar oleh koalisi agresor Saudi, diperpanjang satu kali sesuai masukan PBB. Perpanjangan dua bulan gencatan senjata ini berakhir pada dua Agustus yang diperpanjang lagi dan akan berakhir hari ini.

Pejabat Yaman mengkritik pelanggaran luas gencatan senjata oleh koalisi Saudi, dan memperingatkan,  jika koalisi agresor tidak setuju untuk menerapkan klausul yang tersisa dari gencatan senjata ini, maka Yaman akan membuat keputusan lain.

Presiden Lebanon: Tak akan Ada Kemitraan Apa pun dengan Israel

Presiden Lebanon menekankan penegakan hak negaranya dalam proses penetapan garis batas laut dengan Rezim Zionis, dan tidak adanya kemitraan Beirut dengan Tel Aviv.

Michel Aoun, Senin (3/10/2022) seperti dikutip situs El Nashra menuturkan, sikap Lebanon terkait usulan tertulis Amerika Serikat seputar penetapan garis batas laut Lebanon dan Rezim Zionis, akan diumumkan setelah pertemuan hari ini dengan Pelaksana tugas Perdana Menteri Najib Mikati, dan Ketua Parlemen Nabih Berri, serta pertimbangan Komite Teknis yang dibentuk untuk masalah ini.

Ia menambahkan, Lebanon sejak beberapa bulan terakhir menekankan jaminan atas hak perairan negara ini, dan dibukanya kesempatan yang tepat untuk memulai operasi pengeboran minyak dan gas yang telah ditentukan di zona ekonomi eksklusif.

Aoun juga menjelaskan bahwa negaranya tidak akan pernah menjalin kemitraan dengan Rezim Zionis, dan ia berharap dimulainya proses pengeboran minyak di ladang minyak di perairan selatan Lebanon, akan menjadi awal pemulihan kondisi ekonomi negara ini.

Yaman: Semua Perusahaan Minyak Segera Tinggalkan UEA dan Saudi !

Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman dalam pesannya di akun media sosial Twitter memperingatkan perusahaan-perusahaan minyak di Uni Emirat Arab dan Arab Saudi untuk segera meninggalkan kedua negara itu.

Brigjen Yahya Saree, Minggu (2/10/2022) malam menulis, "Angkatan Bersenjata Yaman memberikan kesempatan kepada perusahaan-perusahaan minyak di UEA dan Saudi untuk mengatur kondisi, dan meninggalkan kedua negara itu. Peringatan ini akan terus ada selama negara-negara agresor Amerika Serikat-Arab Saudi tidak patuh pada gencatan senjata yang memberikan hak kepada rakyat Yaman untuk memanfaatkan kekayaan minyaknya guna membayar gaji pegawai pemerintah."

Selama ini, Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman dengan maksud untuk meringankan beban dan penderitaan rakyat, menerima kesepakatan gencatan senjata dengan Koalisi Saudi, namun blokade dan serangan terus dilakukan setiap hari.

Utusan khusus PBB untuk Yaman mengaku kecewa karena tidak dicapainya kesepakatan untuk memperpanjang gencatan senjata di Yaman. Menurutnya, perundingan dengan seluruh pihak akan terus dilanjutkan sehingga secepat mungkin kesepakatan dapat dicapai.

Kelompok Perlawanan Irak ke Saudi: Hentikan Agresi ke Yaman !

Kelompok perlawanan Irak, Alwiyat al-Waad al-Haq menekankan dukungan terhadap rakyat Yaman, dan memperingatkan Koalisi Arab Saudi untuk menghentikan agresi ke negara itu.

Dikutip stasiun televisi Al Mayadeen, Senin (3/10/2022), Alwiat al-Waad al-Haq mengumumkan bahwa pihaknya berada di samping saudara-saudara mereka di Yaman.

"Koalisi kejahatan harus tahu, jika tidak berhenti melakukan aksi kejahatannya, maka mereka akan menyaksikan apa yang bagi sahabat kami menggembirakan, dan apa yang bagi musuh menyedihkan," imbuhnya.

Alwiat al-Waad al-Haq memperingatkan seluruh perusahaan yang beroperasi di Saudi, agar segera mengambil keputusan untuk memutus hubungan dan keluar dari negara itu, pasalnya kali ini jika sesuatu terjadi, maka tidak akan seperti dulu.

Bulan Februari 2021, Alwiat al-Waad al-Haq menerbangkan empat drone di langit Uni Emirat Arab, dan menyerang sejumlah fasilitas vital di Abu Dhabi.

Front Perlawanan Palestina Uji Coba Rudal Baru di Gaza

Kelompok perlawanan Palestina menguji coba rudal baru di Gaza.

Menurut kantor berita Palestina Shahab, Perlawanan Palestina di Jalur Gaza Senin malam menembakkan rudal ke arah Laut Mediterania sebagai bagian dari kesiapannya menghadapi eskalasi konflik dengan rezim Zionis.

Dalam laporan ini, tidak disebutkan jenis rudal yang diuji oleh pasukan perlawanan Palestina.

Perlawanan Palestina di Jalur Gaza meluncurkan rudal baru sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan militer perlawanan Palestina.

Peningkatan kekuatan rudal dan perluasan kapasitas militer perlawanan Palestina, termasuk di bidang produksi dan pengujian semua jenis rudal, dilakukan dengan tujuan untuk menghalangi dan melawan serangan udara dan rudal rezim Zionis yang menargetkan warga dan fasilitas Palestina.

Pasukan Turki Lancarkan Serangan Baru di Irak

Pasukan Turki kembali melancarkan serangan baru ke wilayah utara Irak.

Serangan militer Turki di wilayah utara Irak dilancarkan dengan dalih memerangi kelompok PKK, meskipun memicu penentangan keras dari pihak berwenang Irak.

Menurut laporan Al-Maluma mengutip sumber lokal di Irak, pasukan Turki dalam serangan barunya menargetkan berbagai pangkalan PKK di kota Al-Amadiya di provinsi Dohuk, yang mengakibatkan dua anggota PKK terbunuh.

Menurut sumber ini, lebih dari 70 keluarga telah meninggalkan rumah mereka di daerah ini, karena serangan Turki yang terus berlanjut.

Turki telah lama melanggar integritas teritorial Irak dan menargetkan wilayah utara Irak dengan serangan udara hampir setiap hari.

Menurut sumber berita di wilayah Kurdistan Irak, Turki telah mendirikan 58 pangkalan militer di daerah pegunungan di wilayah ini selama dua setengah tahun terakhir.

Baghdad menyebut serangan Turki sebagai bagian dari agresi terhadap teritorialnya, dan menuntut penarikan militernya dari Irak utara.

Parlemen Lebanon: Perlawanan terhadap Rezim Zionis Terus Berlanjut !

Ketua Fraksi Pendukung Perlawanan di Parlemen Lebanon menanggapi publikasi berita mengenai tenggat waktu untuk mencapai kesepakatan dalam kasus demarkasi perbatasan laut yang sudah dekat, dengan mengatakan bahwa Lebanon tidak akan melepaskan hak dan perjuangannya melawan rezim Zionis.

Lebanon dan rezim Zionis berselisih mengenai wilayah seluas 860 kilometer persegi di Laut Mediterania yang memiliki sumber daya minyak dan gas.

Media Lebanon mengumumkan bahwa negaranya dan rezim Zionis hampir mencapai kesepakatan tentang demarkasi perbatasan laut.

Mohammed Ra'ad, Ketua Fraksi Perlawanan di Parlemen Lebanon hari Senin (3/10/2022) mengatakan, "Kami tahu betul,  jika perbatasan ditetapkan dan kesepakatan dicapai dalam kasus ini, konflik dengan rezim Zionis akan tetap ada,".

"Kami tidak mengharapkan hadiah dari musuh untuk ekstraksi gas dan investasi di perairan teritorial kami. Sebab, kami dan anak-anak pemberani kami lebih baik dari itu dan kami dapat berinvestasi di sektor gas kami sendiri,".

Sebelumnya, Presiden Lebanon menekankan penegakan hak negaranya dalam proses penetapan garis batas laut dengan Rezim Zionis, dan tidak adanya kemitraan Beirut dengan Tel Aviv.

Michel Aoun hari Senin mengungkapkan,"Lebanon sejak beberapa bulan terakhir menekankan jaminan atas hak perairan negara ini, dan dibukanya kesempatan yang tepat untuk memulai operasi pengeboran minyak dan gas yang telah ditentukan di zona ekonomi eksklusif,".

Ia juga menjelaskan bahwa negaranya tidak akan pernah menjalin kemitraan dengan Rezim Zionis, dan ia berharap dimulainya proses pengeboran minyak di ladang minyak di perairan selatan Lebanon, akan menjadi awal pemulihan kondisi ekonomi negara ini.

Ketua Partai Sosialis Lebanon: Israel Menyerah pada Hizbullah

Ketua Partai Sosialis Progresif Lebanon mengatakan, dalam kasus penetapan garis batas laut, Rezim Zionis Israel menyerah pada kekuatan Hizbullah.

Dikutip stasiun televisi LBC Lebanon, Selasa (4/10/2022), Walid Jumblatt menegaskan bahwa Lebanon, di bidang pertahanan membutuhkan kekuatan Hizbullah.

Ia menambahkan, dengan memperhatikan pengalaman penetapan garis batas laut antara Lebanon dan Rezim Zionis, Hizbullah bekerja di bidang diplomasi dengan terampil.

Sejak awal Juli 2022, bersamaan dengan masuknya sebuah kapal pengebor minyak sewaan milik kabinet Rezim Zionis di dekat ladang gas Karish, mediasi Amerika Serikat juga mengalami peningkatan dalam masalah penetapan garis batas laut Lebanon dan Rezim Zionis.

Di sisi lain, Hizbullah menentang keras pemerasan yang dilakukan Israel, dan memberikan berbagai peringatan, selama batas laut Lebanon, zona ekonomi eksklusif negara ini di Laut Mediterania, serta status ladang gas Karish belum jelas, maka seluruh langkah di ladang gas ini akan dilawan.

Tentara Zionis Serang di Tepi Barat, Sejumlah Warga Palestina Terluka

Tentara rezim Zionis menyerang kota Al-Khalil di Tepi Barat Sungai Yordan yang menyebabkan sejumlah warga Palestina terluka.

Untuk mencapai tujuan ekspansionisme mereka, rezim Zionis setiap hari menyerang berbagai wilayah Palestina yang menyebabkan sejumlah orang Palestina gugur atau terluka,

Sumber-sumber Palestina hari Kamis (6/10/2022) melaporkan bahwa tentara rezim Zionis menggunakan bom suara dan gas air mata terhadap warga Palestina dalam aksi penyerangan terbaru.

Pemukim Zionis juga menyerang dan memukuli empat warga Palestina di daerah Bet Yam.

Tareq Ezzeddine, Juru Bicara Jihad Islam Palestina mengutuk kejahatan rezim pendudukan Zionis dan menyatakan bahwa cepat atau lambat Zionis akan menghadapi balasan atas tindakan mereka.

Presiden Lebanon Konfirmasi Kemenangan Hizbullah atas Rezim Zionis

Presiden Lebanon mengkonfirmasi kemenangan Hizbullah Lebanon atas rezim Zionis, dengan menekankan bahwa berkas demarkasi perbatasan laut selatan sedang melewati tahap akhir dan akan memungkinkan Lebanon untuk meraih hak penuhnya.

Dengan membela kepentingan nasional Lebanon melawan rezim Zionis, Hizbullah Lebanon menyatakan, selama masalah garis perbatasan dan bagian masing-masing pihak belum ditentukan, maka rezim Zionis tidak memiliki hak untuk mengeksploitasi ladang gasnya, dan jika tidak, semua tanah dan fasilitas Zionis akan menjadi target Hizbullah.

Pembahasan perbatasan laut antara Lebanon dan rezim Zionis menjadi masalah yang telah dibahas dan diperdebatkan berkali-kali di media lokal dan internasional dalam empat tahun terakhir. Ketika negosiasi menjadi lebih serius, Hizbullah Lebanon mengumumkan akan menargetkan fasilitas rezim Zionis, termasuk ladang gas Karish, jika Tel Aviv tidak menghentikan eksplorasi di ladang gas yang disengketakan tersebut.

Sebagai tanggapan, pihak rezim Zionis berusaha untuk menunda penugasan dokumen kerja sama tersebut hingga berakhirnya pemilu. Tentu saja, tindakan ini digagalkan oleh implementasi janji Sayid Hassan Nasrallah dan memaksa para pemimpin Zionis mengumumkan rencana yang mereka usulkan di akhir tenggat waktu yang ditentukan oleh Lebanon melalui negosiasi.

Presiden Lebanon, Michel Aoun dalam pertemuan dengan Komisaris Uni Eropa untuk Kebijakan Pembangunan dan Lingkungan, Olivér Várhelyi hari Rabu (5/10/2022) menunjukkan bahwa Lebanon dapat mengambil tindakan di semua area zona khusus terletak di Laut Mediterania, mengebor dan mengekstraksi minyak dan gasnya, dengan mengatakan, "Tindakan ini akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi di Lebanon,".

Aoun sekali lagi menekankan bahwa seruan untuk pembentukan pemerintahan baru sedang berlangsung pada bulan Oktober ini, dan menyatakan harapan bahwa parlemen akan dapat memilih presiden baru sebelum berakhirnya masa kepresidenannya paling lambat pada tanggal 31 Oktober 2022.

Presiden Lebanon juga meminta Uni Eropa untuk membantu rencana pemerintah Lebanon memulangkan pengungsi Suriah ke negaranya.

Militer Suriah Bentrok dengan Militer AS di Qamishli

Berbagai sumber media mengkonfirmasi bentrokan antara pasukan Suriah dan militer Amerika Serikat di selatan kota Qamishli.

Krisis Suriah meletus sejak tahun 2011 seiring dengan serangan besar-besaran kelompok teroris dukungan Arab Saudi, Amerika Serikat dan sekutunya untuk mengubah konstelasi kawasan demi keuntungan rezim Zionis Israel.

Menurut laporan al-Mayadeen Kamis (6/10/2022), berbagai sumber media Suriah mengkonfirmasi operasi heliborne di Provinsi Hasakah dan bentrokan mereka dengan militer Suriah di selatan kota Qamishli dan menyatakan, selama bentrokan tersebut satu orang tewas dan dua lainnya terluka.

Berdasarkan laporan ini, bentrokan antara militer Suriah dan militer Amerika di selatan Qamishli setelah operasi heliborne pasukan koalisi Amerika di sebuah desa di sekitar Provinsi Hasakah di timur laut.

Kehadiran ilegal militer Amerika Serikat di wilayah timur dan timur laut Suriah selain merampok sumber minyak dan kekayaan Suriah, juga mengakibatkan instabilitas dan upaya kelompok teroris Daesh (ISIS) untuk melancarkan serangan terhadap pasukan pemerintah dan rakyat Suriah.

Diancam Rezim Zionis, Begini Reaksi Hizbullah

Wakil Hizbullah di Parlemen Lebanon mengatakan, jika Rezim Zionis Israel berusaha melakukan pengeboran minyak dan gas sebelum mencapai kesepakatan dengan Lebanon, maka Hizbullah akan menggunakan opsi militer.

Dikutip situs Al Araby Al Jadeed, Kamis (6/10/2022), Hussein Jashi mengumumkan, "Jika Lebanon dan Rezim Zionis tidak mencapai kata sepakat terkait penetapan garis batas laut, maka Israel tidak akan pernah punya kesempatan untuk melakukan pengeboran minyak dan gas di ladang Karish."

Menurutnya, Lebanon bukanlah negara lemah, sehingga Israel bisa seenaknya melakukan pengeboran minyak dan gas di wilayah-wilayah sengketa.

"Lebanon, angkatan bersenjata, rakyat dan kelompok perlawanannya sangat serius, dan tidak menginginkan perang, akan tetapi tidak akan pernah mundur dari haknya," tegas Jashi.

Ia menegaskan, "Situasi yang berkembang dalam negosiasi tidak langsung antara Lebaon dan Rezim Zionis, positif, dan penentangan Israel hanyalah manuver, karena ia tidak punya opsi lain selain mencapai kesepakatan."

Rencananya hari Kamis, Kabinet Keamanan Israel akan menggelar pertemuan untuk membahas usulan Amerika Serikat terkait penetapan garis batas laut Lebanon dan Rezim Zionis.

Yaman: Serangan Kami Tak Terbatas ke Saudi dan UEA

Menteri Pertahanan Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman memperingatkan, target-target serangan Sanaa tidak hanya di dalam wilayah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, tapi jauh lebih luas dari itu.

Mohammad Nasser Al Atefi, Kamis (6/10/2022) malam memperingatkan negara-negara kawasan pendukung Koalisi Arab Saudi-Uni Emirat Arab bahwa Yaman mengelola sebuah perang yang memiliki dimensi-dimensi taktis dan strategis.

Ia menambahkan, "Kami tidak ragu membombardir target-target yang sangat vital dan urgen, dan kami telah menyimpan target-target tersebut di bank data kami. Target-target yang sudah kami tetapkan tidak hanya di dalam wilayah Saudi dan UEA saja, kami bahkan bisa jauh melampaui target-target itu."

Menurut Al Atefi, Yaman akan membuat para musuh berteriak dan menjerit. Tidak ada garis merah dan hambatan apa pun baik di darat, laut maupun udara yang bisa membendung serangan rudal dan drone Yaman.

Menhan Yaman menegaskan, "Negara ini sudah menyiagakan angkatan bersenjata dan kemampuannya untuk keputusan militer ini, dan jangan menguji kesabaran Yaman."

Saudi: Penyebab Naiknya Harga BBM di AS Bukan Kami !

Seorang pejabat senior Arab Saudi membantah tuduhan bahwa negaranya penyebab kenaikan harga Bahan Bakar Minyak di Amerika Serikat. Menurutnya, masalah ini disebabkan rendahnya kapasitas kilang minyak AS.

Menteri Negara urusan Luar Negeri Saudi, Adel Al Jubeir, Jumat (7/10/2022) dalam wawancara dengan Fox News membantah tuduhan bahwa negaranya penyebab kenaikan harga BBM di AS, dan menegaskan bahwa Riyadh tidak memandang minyak sebagai senjata.

Lebih jauh ia menjelaskan, "Dengan segala hormat saya katakan, penyebab mengapa Anda di AS menghadapi kenaikan harga BBM yang tinggi, adalah langkanya kilang minyak, dan masalah ini sudah terjadi lebih dari 20 tahun. Anda tidak membangun kilang sejak beberapa dekade."

Keputusan OPEC menurunkan produksinya yang merupakan pengurangan terbesar sejak tahun 2020, telah menaikan harga minyak dunia pada hari Jumat.

Keputusan menurunkan produksi minyak oleh negara-negara OPEC, ditambah sekutu-sekutunya seperti Rusia, yang dikenal sebagai OPEC Plus, diambil menjelang dijatuhkannya sanksi minyak oleh Uni Eropa terhadap Rusia.

Tags