Pawai Bendera Israel Digelar, Situasi di al-Quds Memanas
(last modified Thu, 18 May 2023 13:39:41 GMT )
May 18, 2023 20:39 Asia/Jakarta
  • Pawai Bendera Israel memperingati Hari Yerusalem.
    Pawai Bendera Israel memperingati Hari Yerusalem.

Dalam kalender Ibrani hari ini, Kamis, 18 Mei 2023, digelar pawai Hari Bendera Israel, yang merupakan contoh rasisme rezim Zionis Israel.

Rezim Zionis jelas merupakan rezim pendudukan dan rasis. Ada banyak perilaku rezim ilegal ini yang menunjukkan pendudukan dan rasisme. Pawai bendera adalah salah satu dari perilaku ini. Pawai ini diadakan di sekitar Masjid al-Aqsa.

Pawai bendera tersebut sering memicu bentrokan dan konflik antara warga Palestina dan pemukim Zionis. Pawai hari ini juga menyebabkan situasi di al-Qusd memanas,khususnya setelah perang terbaru selama lima hari.

Setelah pengumuman berdirinya rezim Zionis pada Hari Nakba (14 Mei 1948), bagian barat kota al-Quds diambil alih oleh rezim ini dan bagian timur berada di bawah kendali Yordania.

Namun akhirnya, setelah perang enam hari antara Arab dan rezim Zionis dan kemenangan rezim ini pada bulan Juni 1967, bagian timur juga dianeksasi ke bagian barat al-Quds, yang terjadi pada tanggal 28 Ayar dalam penanggalan Arab atau 18 Mei. Israel merayakan hari ini sebagai "Hari Yerusalem".

Perayaan pada Hari Yerusalem disertai dengan kekerasan yang meluas terhadap warga Palestina. Alasan utamanya adalah Zionis berusaha mengubah identitas Masjid al-Aqsa dan melakukan strategi Yahudisasi terhadap Kiblat Pertama umat Islam ini.

Pada tanggal 18 Mei, warga Zionis bersama-sama berjalan melewati Bab al-Amoud dan lingkungan lama al-Quds serta mencapai halaman Masjid al-Aqsa. Mereka kemudian melakukan sebuah ritual yang disebut sebagai "Tarian Bendera". Dengan aksi provokatif ini, warga Zionis menuntut pengusiran warga Palestina dari al-Quds.

Pada saat yang sama, rakyat Palestina menekankan sifat dan identitas Islam Masjid al-Aqsa dan menentang tindakan rasis Zionis. Sejak Kamis pagi, militer Israel mengusir jemaah Palestina dari bagian timur Masjid al-Aqsa agar warga Zionis mudah untuk melaukan kegiatan di sana.

Ada perbedaan antara pawai bendera tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya. Perbedaan itu adalah bahwa tahun ini, ada orang-orang ekstrem dan rasis di kabinet Israel yang mengizinkan segala bentuk kekerasan terhadap warga Palestina.

Berdasarkan hal tersebut, organisasi Zionis yang dikenal sebagai "Kuil Beyadenu" berusaha untuk memobilisasi 5.000 Zionis untuk menodai kesucian Masjid al-Aqsa dengan memanfaatkan hasutan terus menerus dari menteri ekstremis di kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Perbedaan lain yang jelas adalah bahwa rezim Zionis baru saja keluar dari pertempuran lima hari dengan Jalur Gaza. Kedekatan perang ini dengan Pawai Bendera memungkinkan terjadinya konflik kembali.

Dalam beberapa tahun terakhir, pawai bendera ini menyulut konflik dan kekerasan yang meluas, dan tampaknya pawai tahun ini akan lebih keras.

Rezim Zionis telah mengubah kota al-Quds menjadi barak militer. Lebih dari 3.000 pasukan Zionis ditempatkan di berbagai wilayah kota al-Quds. Polisi Israel juga akan menggunakan alat lain seperti drone dan helikopter untuk mengtrok situasi.

Menanggapi tindakan dan dukungan kabinet Netanyahu untuk mengadakan pawai bendera, kamar operasi gabungan kelompok-kelompok perlawanan Palestina mengumumkan bahwa mereka memantau situasi dengan cermat.

Mereka juga telah mengirimkan pesan melalui para mediator, untuk mengambil tindakan serius sebelum waktu habis dan mencegah penyelenggaraan pawai bendera. Menurut pernyataan itu, keputusan kelompok-kelompok perlawanan benar-benar jelas dan bulat. (RA)