Transformasi Asia Barat, 15 Oktober 2023
(last modified Sun, 15 Oct 2023 12:58:45 GMT )
Okt 15, 2023 19:58 Asia/Jakarta
  • Warga Palestina, Korban kebiadaban Israel
    Warga Palestina, Korban kebiadaban Israel

Transformasi Asia Barat kita pekan ini akan didominasi oleh transformasi di Palestina, perang antara pejuang muqawama dan Israel di Jalur Gaza.

Selain itu, masih ada isu-isu lainnya dari negara Asia Barat lainnya seperti;

  • Guterres: Aksi Israel Merampas Pangan, Air dan Listrik di Gaza Tidak Bisa Diterima
  • Giliran Hizbullah Serang Berbagai Wilayah Israel
  • Al Nujaba Irak: Ikut Campur di Palestina, AS Terima Balasan Militer Kami
  • Raja Yordania: Kawasan tidak akan Damai tanpa Solusi Dua Negara
  • MBS: Kami Teguh Mendukung Perjuangan Palestina

Badai Al-Aqsa, Pukulan Telak terhadap Sistem Intelijen Israel

Perwakilan Hamas di Lebanon menyatakan bahwa Operasi Badai Al-Aqsa menghantam sistem intelijen dan keamanan rezim Zionis, dan menghentikan normalisasi hubungan dengan Israel.

Wakil Hamas di Lebanon, Ahmed Abdul Hadi dalam wawancara eksklusif dengan reporter Iranpress di Beirut hari Rabu (11/10/2023) mengungkapkan pesan penting dari operasi Badai Al-Aqsa, dengan mengatakan, "Operasi Badai Al-Aqsa adalah tindakan yang strategis, bersejarah dan luar biasa dalam sejarah perlawanan Palestina terhadap rezim Zionis".

"Operasi Badai Aqsa memiliki banyak pelajaran, dan pertempuran keras ini akan menciptakan konflik baru antara perlawanan Palestina dan rezim Zionis," ujar Abdul Hadi.

Image Caption

Wakil gerakan Hamas di Lebanon menyatakan bahwa operasi Badai Al-Aqsa dilaksanakan sesuai rencana dan merupakan peristiwa besar.

"Perlawanan Palestina memulai pertempuran Badai Al-Aqsa tanpa sepengetahuan aparat militer dan intelijen rezim Israel, dan Hamas telah mencapai tujuannya," kata pejabat Hamas di Lebanon.

"Operasi badai Al-Aqsa memiliki pesan politik yang penting di luar Palestina, dan operasi badai Al-Aqsa menggagalkan plot kabinet rezim ekstrim rezim Zionis untuk menghancurkan perjuangan Palestina," tegasnya.

Abdul Hadi juga menegaskan bahwa Operasi Badai Al-Aqsa menghentikan normalisasi hubungan beberapa negara Arab dengan rezim Zionis dan mengacaukan perhitungan mereka, termasuk cara Amerika untuk membentuk tatanan regional baru di bawah bayang-bayang normalisasi hubungan dengan Israel.

Operasi Komando Laut Hamas Rebut Kendali Wilayah Zionis

Sayap militer Hamas, mengumumkan, pasukan komando perlawanan kemarin sukses melakukan operasi laut, dan menerobos masuk Wilayah pendudukan.

Brigade Ezzeddine Al Qassam, Minggu (8/10/2023) melaporkan, di jam-jam pertama operasi perlawanan Tufan Al Aqsa (Badai Al Aqsa), Pasukan Komando Laut Hamas, melancarkan operasi dengan menaiki lima perahu motor ke pesisir pantai selatan Ashkelon yang diduduki, dan merebut beberapa wilayah.

Para pejuang Palestina ini, juga menewaskan sejumlah banyak tentara Rezim Zionis, dan sampai berita ini diturunkan, beberapa orang dari pasukan komando Hamas, itu masih berperang melawan pasukan Israel.

Pernyataan Hamas, ini menunjukkan bahwa Angkatan Bersenjata Rezim Zionis, gagal dalam melacak dan mengidentifikasi tepat waktu para komando laut Hamas, di hari pertama serangan.

Brigade Al Qassam, sejam yang lalu mengumumkan, para pejuang Palestina, di hari kedua operasi perlawanan Tufan Al Aqsa (Badai Al Aqsa), Minggu dinihari, kembali berhasil menyusup ke Wilayah pendudukan, untuk memberikan bantuan, dan memperkuat persenjataan pasukan.

Pasukan tambahan Hamas, masuk ke area Sufa di Kibbutz, sekitar Raffah. Di hari kedua operasi, Rezim Zionis, mengumumkan jumlah korban tewas dari pihaknya mencapai 350 orang.

Operasi perlawanan Tufan Al Aqsa (Badai Al Aqsa) yang dilancarkan untuk membela Al Quds, dan Masjid Al Aqsa, dimulai hari Sabtu pagi, dan kelompok perlawanan Palestina, berhasil menyandera ratusan Zionis yang terdiri dari tentara dan sipil.

Pejuang Palestina Terus Menyusup ke Israel

Para pejuang Palestina terus menyusup ke pemukiman Zionis di sekitar Jalur Gaza.

Menurut jaringan Al-Mayadeen, pasukan khusus batalion Ezzedine Al-Qassam menyerang pemukiman Zionis Kibbutz Saad pada Senin malam dengan mengendarai mobil dan menggunakan paralayang dan berhasil menembus pemukiman tersebut.

Image Caption

Pejuang perlawanan menyerang kota Kibbutz Saad dengan dua kendaraan dan terjadi konflik sengit dengan tentara Zionis.

Pasukan Hamas menembakkan mortir dan roket ke wilayah Kibbutz Saad untuk mencegah kemajuan pasukan Israel.

Pada saat yang sama, media lokal melaporkan bahwa sirene penyerangan dibunyikan di pemukiman Zionis Alumim, Nahl Oz, Kibbutz Saad dan Kfar Aza.

Televisi rezim Zionis mengkonfirmasi penyusupan pasukan khusus al-Qassam ke kota Kibbutz Saad, dan mengumumkan mobilisasi massa untuk mengjalang serangan pasukan perlawanan Palestina.

Seiring dimulainya operasi Badai Al-Aqsa, kelompok perlawanan Palestina meluncurkan 5.000 rudal berpemandu presisi dan 100 drone siluman ke fasilitas militer dan ekonomi Israel di wilayah pendudukan dalam waktu kurang dari 8 jam, dan Kubah Besi rezim Zionis gagal mencegat rudal-rudal tersebut.

Rezim Zionis: Sandera Israel Tak Halangi Operasi Militer di Gaza

Menteri Intelijen Rezim Zionis, dalam sebuah wawancara mengklaim bahwa keberadaan sejumlah sandera di tangan Hamas, tidak akan menghalangi operasi militer Israel, di Gaza.

Gila Gamliel, Senin (9/10/2023) dalam wawancara dengan situs i24News mengatakan, Israel tidak pernah menyaksikan serangan, dan penyanderaan orang-orang Yahudi sebesar ini.

Gila Gamliel

Menteri Intelijen Rezim Zionis ditanya apakah keberadaan tawanan Israel, baik itu tentara maupun pemukim Zionis, di tangan Hamas, akan menghalangi operasi militer di Gaza, atau tidak.

Ia menjawab, "Peristiwa semacam ini tidak pernah terjadi sepanjang sejarah Israel, seluruh upaya kami kerahkan untuk menaklukkan Hamas, dan seluruh pasukannya. Masalah tawanan Israel, sama sekali tidak akan menghambat perang di Gaza."

Pada saat yang sama, Gila Gamliel membantah bahwa instansi-instansi keamanan Rezim Zionis lemah dalam menghadapi operasi mengejutkan Hamas. Ia mengklaim, "Israel adalah negara yang sangat kuat."

Menurut data terbaru Brigade Ezzeddine Al Qassam, sayap militer Hamas, sampai saat ini ada 253 tentara, dan pemukim Zionis yang disandera di Gaza, sementara nasib puluhan lainnya tidak jelas.

Pejabat Hamas mengatakan, pihaknya menyandera sejumlah banyak Zionis, sehingga bisa membebaskan seluruh tahanan Palestina, di penjara-penjara Israel.

Israel Akui Kerusakan Akibat Badai Al-Aqsa Terbesar dalam Sejarah Zionis

Sumber Zionis mengakui bahwa kerusakan akibat operasi badai Al Aqsa saat ini merupakan terbesar sepanjang sejarahnya.

Menurut jaringan Al-Mayadeen, pegawai administrasi pajak rezim Zionis hari Selasa (11/10/2023) mengumumkan bahwa pada hari pertama operasi penyerangan Al-Aqsa saja, kerugian sebesar 3 miliar shekel timbulkan di wilayah  dekat Jalur Gaza.

Para pegawai departemen perpajakan rezim Zionis menambahkan, "Kerusakan yang terjadi di daerah dekat Jalur Gaza belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Israel, karena lapisan tanahnya hancur total,".

Sumber-sumber ini juga mengumumkan bahwa dalam Pertempuran Badai al-Aqsa, 20 pemukiman Zionis hancur dan sebagian besar diantaranya terbakar habis, serta ratusan kendaraan hancur dalam serangan palestina, dan beberapa lahan pertanian yang rusak tidak akan bisa dibudidayakan selama bertahun-tahun.

Mereka juga mengumumkan bahwa banyak kerusakan yang terjadi di sektor pariwisata Israel.

Pasukan rezim Zionis melancarkan serangan udara di Gaza sebagai pembalasan atas serangan kilat Hamas di wilayah Israel.

Jet-jet tempur rezim Zionis menghancurkan lebih dari 13 ribu rumah, dan 10 pusat kesehatan di Jalur Gaza dalam serangan brutal mereka baru-baru ini.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza Rabu pagi mengumumkan bahwa jumlah syuhada Palestina telah mencapai 950 orang sejak awal serangan rezim Zionis di wilayah ini.

Jet-Jet Tempur Israel Lanjutkan Bombardir Gaza

Jet-jet tempur rezim Zionis membombardir 70 target di daerah Al-Tuffah di Jalur Gaza.

Pasukan perlawanan Palestina memulai operasi besar yang disebut Badai Al-Aqsa pada hari Sabtu ang mengakibatkan kematian lebih dari seribu warga Israel dan melukai lebih dari dua ribu lainnya.

Al Jazeera melaporkan, jet-jet tempur rezim Zionis hari Rabu (11/10/2023) membombardir 70 sasaran di tengah, selatan, utara dan timur Gaza.

Menurut laporan ini, jet-jet tempur rezim Zionis juga mengebom Bank Islam dan sebuah rumah tinggal di kamp Al Barij di wilayah tengah Gaza.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengumumkan jumlah syuhada Palestina telah mencapai 900 orang sejak dimulainya serangan rezim Zionis di jalur Gaza.

Guterres: Aksi Israel Merampas Pangan, Air dan Listrik di Gaza Tidak Bisa Diterima

Sekretaris Jenderal PBB bereaksi terhadap keputusan rezim Zionis yang meningkatkan tekanan terhadap Jalur Gaza, termasuk menutup akses makanan, air dan listrik.

Image Caption

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres hari Senin (9/10/2023) mengumumkan bahwa perampasan makanan dan layanan dasar di Jalur Gaza tidak dapat diterima.

Dalam pidatonya, Guterres mengatakan, "Perampasan makanan dan layanan dasar di Jalur Gaza tidak dapat diterima. Kami menyerukan bantuan kemanusiaan untuk memasuki Jalur Gaza."

Yoav Gallant, Menteri Perang rezim Zionis, mengumumkan perintahnya untuk melakukan blokade total terhadap Gaza dan menginstruksikan penutupan akses air, listrik atau bahan bakar memasuki wilayah tersebut.

Israel Katz, Menteri Energi rezim Zionis, juga mengatakan, "Saya memerintahkan pasokan air ke Jalur Gaza segera dihentikan."

Di sisi lain, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di Timur Dekat (UNRWA) dalam pernyataannya mengatakan bahwa hingga jam-jam terakhir hari Minggu, lebih dari 123.538 warga Gaza terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat pemboman masif yang dilancarkan Israel di Gaza.

Giliran Hizbullah Serang Berbagai Wilayah Israel

Hizbullah Lebanon menyerang pos-pos militer rezim Zionis di utara wilayah pendudukan dengan peluru kendali.

Menurut laporan Kanal 14 televisi Israel, Hizbullah Lebanon saat menyerang pos-pos militer Israel di Avivim di perbatasan utara Palestina pendudukan menggunakan rudal anti-tank.

Sumber berbahasa Ibrani juga mengkonfirmasi kemungkinan penyusupan pejuang muqawama ke berbagai wilayah utara Palestina pendudukan.

Image Caption

Sumber tersebut menegaskan, beberapa tentara rezim Zionis terluka dalam insiden keamanan di kawasan tersebut.

Televisi Aljazeera juga melaporkan, pangkalan militer Israel Dhayra di dekat perbatasan Lebanon menjadi target serangan dua roket.

Laman Walla juga melaporkan, dalam insiden penembakan rudal kornet ke sebuah pos pengintai militer Israel di perbatasan Lebanon dan Palestina pendudukan, sejumlah tentara Israel terluka.

"Drone dan artileri militer Israel tengah membombardir target-target di selatan Lebanon sebagai balasan atas penembakan rudal kornet ke pangkalan militer Israel," lapor Kanal 14 Televisi rezim Zionis.

Menyusul kejadian ini, Hizbullah Lebanon mengaku bertanggung jawab atas serangan menggunakan peluru kendali (Kornet) ini dalam pernyataannya terkait konflik di perbatasan Lebanon dan Palestina pendudukan serta serangan tentara rezim Zionis di Lebanon selatan.

Rezim Zionis Senin (9/10/2023) menggugurkan Hossam Mohammad Ibrahim, Ali Raif Fatuni dan Ali Hassan Hodroj.

Al Nujaba Irak: Ikut Campur di Palestina, AS Terima Balasan Militer Kami

Sekjen Gerakan Al Nujaba Irak memperingatkan segala bentuk campur tangan Amerika Serikat, atau negara lain di Palestina, akan mendapat balasan militer tegas.

Syeikh Akram Al Kaabi, Senin (9/10/2023) kembali menegaskan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina, dalam melawan kejahatan-kejahatan Rezim Zionis.

Ia menambahkan, "Kami mengajak seluruh saudara-saudara kami untuk berpartisipasi dalam unjuk rasa jutaan orang, dan membawa bendera Palestina, serta Irak."

Akram Al Kaabi

Sekjen Al Nujaba menegaskan, "Sekali lagi kami katakan jika Rezim Zionis, mencoba memperluas area perang, maka drone dan rudal-rudal kami akan menunjukkan kekuatannya."

Syeikh Akram Al Kaabi juga memperingatkan bahwa segala bentuk campur tangan AS, atau negara lain dalam serangan terhadap rakyat Palestina, maka akan dibalas dengan serangan militer mematikan.

Kelompok-kelompok perlawanan Palestina, dua hari lalu melancarkan operasi luar biasa yang tak pernah terjadi dalam 75 tahun terakhir untuk membalas kejahatan kontinu Rezim Zionis, terhadap rakyat Palestina, dan Masjid Al Aqsa.

Rezim Zionis mengumumkan data terbaru korban tewas dari pihaknya mencapai 700 orang, dan Brigade Al Qassam mengatakan 253 tentara dan pemukim Zionis saat ini disandera di Gaza.

Raja Yordania: Kawasan tidak akan Damai tanpa Solusi Dua Negara

Raja Yordania, Abdullah II Rabu (11/10/2023) menekankan, kawasan tidak akan mencapai keamanan dan ketenangan tanpa perdamaian komprehensif dan adil berdasarkan solusi dua negara.

Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) Sabtu (7/10/2023) menembakkan ratusan rudal dan roket ke wilayah pendudukan termasuk Tel Aviv, Ashdod dan Ashkelon, dan bentrokan yang terus berlanjut sampai saat ini telah menewaskan ratusan Zionis.

Seperti dilaporkan Russia al-Youm Rabu (11/10/2023), Abdullah II dalam sidang parlemen hari ini menekankan, tensi terbaru, langkah kekerasan dan serangan yang kita saksikan saat ini ke berbagai wilayah Palestina, sejatinya alasan bahwa kawasan tidak akan aman dan tenang tanpa perdamaian menyeluruh dan adil berdasarkan solusi dua negara.

"Sikap Yordania tidak pernah berubah, dan tidak peduli berapa banyak tantangan yang dihadapi dalam mempertahankan tempat suci Islam dan Kristen di kota besar Quds, kami tidak akan pernah meninggalkan peran penting kami dan akan tetap melindunginya," tegas Raja Abdullah II.

Selain itu, Raja Yordania mengungkapkan, Yordania akan tetap berada di kubu Arabisme dan akan melakukan yang terbaik untuk mendukung saudara-saudara Arabnya.

Patut dicatat bahwa rezim Zionis terus melanjutkan serangan brutalnya terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza, dan sampai kini banyak warga sipil gugur dan terluka akibat serangan keji tersebut.

MBS: Kami Teguh Mendukung Perjuangan Palestina

Putra Mahkota Arab Saudi menyatakan bahwa Riyadh berusaha berkomunikasi dengan semua pihak internasional dan regional untuk menghentikan konflik di Palestina.

Setelah dimulainya operasi Badai Al-Aqsa oleh Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) melawan rezim Zionis pada hari Sabtu, yang mengakibatkan kematian sedikitnya 1.300 orang Zionis dan melukai 2.500 di antaranya, kabinet rezim Zionis memerintahkan dimulainya serangan masif ke Jalur Gaza.

Image Caption

Yoav Gallant, Menteri Perang Israel memerintahkan blokade habis-habisan terhadap Jalur Gaza, dan melarang masuknya makanan, obat-obatan, bahan bakar, listrik, bahkan air ke wilayah tersebut.

Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman menyatakan keprihatinannya atas memburuknya situasi kemanusiaan di Jalur Gaza pada Kamis pagi dan mengatakan bahwa posisi Arab Saudi tegas dalam mendukung upaya mencapai perdamaian yang komprehensif dan adil.

Bin Salman menekankan perlunya mematuhi hukum kemanusiaan internasional, serta posisi Arab Saudi yang menyerukan pihak yang berkonflik di Palestina tidak menargetkan warga sipil dengan cara apa pun.

Putra mahkota Saudi mengatakan Riyadh berusaha berkomunikasi dengan semua pihak internasional dan regional untuk menghentikan konflik di Gaza.

Serangan udara rezim Zionis terhadap Jalur Gaza terus berlanjut, sementara rezim Zionis melakukan kejahatan genosida seperti biasa dan melanjutkan kejahatannya di Gaza dengan menggunakan bom yang mengandung fosfor. Akibat serangan tersebut, 1.555 warga Palestina gugur dan 5.184 lainnya luka-luka.