Mulai Putus Asa, Ehud Barak: Hamas Belum Dikalahkan
Mantan Perdana Menteri rezim Zionis Israel Ehud Barak mengakui ketidakmampuan rezim ilegal ini untuk mengalahkan Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas. Dia mengatakan bahwa Hamas belum dikalahkan.
Lebih dari 100 hari telah berlalu sejak serangan besar-besaran rezim Zionis Israel di Jalur Gaza. Agresi brutal yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 itu telah menyebabkan lebih dari 24.000 warga Palestina gugur syahid.
Sejak rezim ilegal Zionis berdiri selama 75 tahun, ini adalah pertama kalinya mendapat pukulan keras dari kelompk perlawanan Palestina, yang dilakukan Hamas melalui Operasi Badai al-Aqsa.
Selama lebih dari 100 hari, Israel berusaha mengkompensasi kekalahannya dengan melancarkan serangan membabibuta ke Gaza, namun hingga hari ini, rezim Zionis belum mencapai tujuan yang diinginkannya.
Selain itu, meningkatnya perbedaan pendapat di antara pejabat Zionis mengenai pengelolaan konsekuensi perang di Gaza dan kegagalan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, semakin tajam.
Pemimpin Oposisi Israel,Yair Lapid mengatakan bahwa Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu tidak memenuhi syarat untuk menjadi kepala kabinet dan perdana menteri.
Menurut IRNA, mantan PM Ehud Barak juga menyinggung kegagalan militer Israel dalam serangannya ke Gaza dan mengungkapkan bahwa Hamas belum dikalahkan dan peluang untuk membebaskan para tawanan pun semakin kecil.
Majalah The Economist memuat laporan mengenai dampak perang Gaza terhadap perekonomian Israel. Menurut majalah ini, hanya pada bulan Desember 2023 saja, biaya perang di Gaza telah mencapai 4,5 juta dolar atau satu persen dari produk domestik bruto Israel.
Menurut The Economist, penurunan pendapatan pajak sebesar 8% pada tahun 2023 telah menyebabkan banyak masalah bagi ekonomi Israel, bahkan masalah ini akan terus ada hingga bertahun-tahun setelah perang. (RA)