Jun 26, 2024 17:52 Asia/Jakarta
  • Membunuh Tim Penyelamat Medis: Israel lebih Berbahaya daripada Nazi Jerman

Kantor HAM PBB mengutuk langkah rezim Zionis Israel membantai tim medis dan penyelamat di Jalur Gaza.

Kantor HAM PBB seraya memprotes keras pembunuhan tim penyelamat medis di Gaza oleh Israel, menjelaskan, pembantaian dan penangkapan tim medis di Gaza akan menimbulkan dampak sangat berat bagi warga di daerah ini.

 

Menurut laporan Pars Today, sejak perang Gaza pada 7 Oktober 2023 hingga kini, berbagai laporan menunjukkan sedikitnya 500 anggota tim penyelamat medis tewas selama serangan tentara Israel ke Jalur Gaza.

 

Masih menurut keterangan Kantor HAM PBB, pembunuhan ini dilakukan dengan latar belakang serangan tentara Israel yang terorganisir dan terarah terhadap rumah sakit dan pusat kesehatan lainnya yang jelas-jelas melanggar hukum perang dan kemanusiaan.

 

Kejahatan terbaru di kasus ini terjadi Selasa pagi ketika rezim Zionis dalam pemboman Jalur Gaza menggugurkan Fadi al-Wadiya, salah satu staf Organisasi Dokter Lintas Batas (MSF).

 

Dokter Lintas Barat (MSF) dalam statemennya seraya mengutuk kejahatan rezim Zionis ini menyatakan, sejak perang Gaza, ini adalah keenam kalinya anggota organisasi ini meninggal akibat serangan Israel ke daerah ini.

 

Rezim Zionis Israel dengan dukungan penuh negara-negara Barat, sejak 7 Oktober 2024 melancarkan pembataian besar-besaran di Jalur Gaza dan Tepi Barat terhadap warga tak berdaya dan tertindas Palestina.

 

Menurut laporan terbaru, serangan rezim Zionis ke Jalur Gaza sampai saat ini selain menggugurkan 37 ribu warga Palestina, juga melukai lebih dari 85 ribu orang lainnya.

 

Rezim Israel didirikan pada tahun 1917 dengan rancangan kolonialisme Inggris dan melalui imigrasi orang-orang Yahudi dari berbagai negara ke tanah Palestina dan keberadaannya diumumkan pada tahun 1948. Sejak itu, berbagai rencana pembunuhan massal dilakukan untuk melakukan genosida terhadap rakyat Palestina dan mengambil alih seluruh tanah mereka. (MF)

 

 

Tags