Kelakuan Netanyahu di PBB Sumber Dimulainya Perang Besar di Kawasan
(last modified Sun, 29 Sep 2024 04:58:15 GMT )
Sep 29, 2024 11:58 Asia/Jakarta
  • Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Rezim Zionis
    Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Rezim Zionis

Pars Today - Perdana Menteri Rezim Zionis mengatakan di sidang Majelis Umum PBB bahwa rezim ini berjuang untuk pembentukan Timur Tengah baru, sambil marah karena puluhan delegasi dari berbagai negara meninggalkan ruangan.

Insiden dan konflik yang terjadi sejak dua minggu lalu serta kejahatan yang dilakukan rezim Zionis terhadap rakyat Lebanon pada hari Jumat sudah cukup untuk menutup kasus kesepakatan langsung maupun tidak langsung.

Menurut Pars Today, situs Al-Akhbar menulis dalam sebuah artikel bahwa Lebanon dan kawasan telah memasuki tahap konfrontasi baru dan ini akan mengubah wajah kawasan.

Dengan serangan besar-besaran di daerah pemukiman di pinggiran kota Beirut, rezim Zionis mengumumkan bahwa mereka sedang merencanakan pembunuhan terhadap Sayid Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah. Bersamaan dengan serangan ini, terdapat spekulasi bahwa rezim ini merencanakan serangan darat ke Lebanon selatan.

Sudah direncanakan

Media-media Zionis telah mengakui bahwa rencana untuk menyerang Dahieh, selatan Beirut telah berlangsung lama dan telah disetujui oleh kabinet perang rezim ini sebelum perjalanan Netanyahu ke New York. Menurut beberapa sumber Israel, Menteri Perang Yoav Galant dan Kepala Staf Gabungan Kepala Staf rezim, Hertzi Halevi, mengawasi operasi tersebut dari markas besar angkatan udara rezim di Tel Aviv.

Reporter Radio Militer Zionis, mengutip sumber-sumber militer, mengakui bahwa operasi ini dapat mengubah wajah Timur Tengah.

Dia mengatakan bahwa hari-hari sulit akan datang bagi Israel dan Tel Aviv harus mempersiapkan diri menghadapi banyak masalah lain termasuk Iran, Irak, Yaman dan Suriah. Di tingkat domestik, rezim ini telah membuka semua tempat perlindungan bagi Zionis karena ketakutan akan serangan balas dendam yang hebat dari Hizbullah.

Banyak yang percaya bahwa kejahatan ini telah membuka jalan menuju perang lebih dari yang diperkirakan dan mengungkap upaya rezim pendudukan untuk memulai perang skala penuh dengan Lebanon, seperti yang dilakukan di Gaza.

AS berkerja sama dengan rezim Zionis

Meski kasus perundingan politik ditutup selamanya, Amerika tetap berusaha menghindari tanggung jawab atas kejahatan ini dengan berulang kali menyerukan solusi politik. Masyarakat Amerika masih ingat bahwa selama serangan rezim Zionis di Gaza, Joe Biden dan pemerintahannya terus-menerus mengungkapkan ketidaksenangan mereka terhadap tindakan dan perilaku Netanyahu. Selain itu, delegasi Lebanon mengumumkan kepada hadirin pada pertemuan di New York bahwa Israel sama sekali tidak dalam kondisi untuk membuat perjanjian dengannya dan bahwa Amerika Serikat tidak memberikan tekanan serius terhadap rezim ini.

Selain itu, rezim ini juga telah mengancam pemerintah Lebanon dan mengumumkan bahwa mereka memantau bandara dan pelabuhan Beirut dan tidak akan mengizinkan senjata mencapai Hizbullah dari negara mana pun. Pemerintah Amerika juga telah memperingatkan pemerintah Irak bahwa konvoi bantuan Irak untuk Hizbullah akan diserang oleh Israel dari darat dan udara kecuali Irak mengizinkan Amerika untuk memeriksa konvoi tersebut sebelum menuju Beirut.

Para pemimpin front internal rezim Zionis, dalam langkah lain yang menunjukkan niat rezim ini untuk memperluas cakupan agresinya, dan mengumumkan keadaan darurat di seluruh Wilayah Pendudukan dan meminta semua pemukim untuk berlindung dan tinggal karena takut akan serangan balasan dari Hizbullah. Perlu dicatat bahwa tadi perlawanan menyerang wilayah Safad, Tiberias, dan Kiryat Shona di bawah serangan roket.

Netanyahu: Kami akan melanjutkan perang

Saat Netanyahu sedang bermain peran di belakang podium Perserikatan Bangsa-Bangsa, kabinetnya bersiap untuk menampilkan musim berikutnya dari pertunjukan yang sama. Oleh karena itu, dalam sebuah langkah simbolik, mereka mengundang para jurnalis asing di Quds untuk menonton pidato khusus, dan di hadapan para jurnalis tersebut, Netanyahu, setelah beberapa menit membesar-besarkan ketertarikannya pada perdamaian, kemudian beralih ke topik utama dan mengumumkan, untuk “mengakhiri perang, Hamas harus menyerah dan membebaskan semua sandera, dan jika ini tidak terjadi, kami akan melanjutkan perang”.

Pada sidang PBB, Netanyahu, sambil gemetar karena kemarahan yang disebabkan oleh kepergian puluhan delegasi dari berbagai negara dari ruang sidang, dan pada saat yang sama para hadirin bersiul dan bertepuk tangan menentang kebrutalan rezim Zionis, mengatakan bahwa rezim Zionis akan menciptakan Timur Tengah baru Setelah beberapa kali mengancam Iran dan menuduhnya mendukung Hizbullah dan Hamas. Menurutnya, “Jika Tehran menyerang kami, kami juga akan menyerang Iran dan tidak ada tempat di Iran yang berada di luar jangkauan kami.”(sl)