Apakah Hizbullah akan Meletakkan Senjata dan Melemah?
Apr 20, 2025 19:08 Asia/Jakarta
-
Abdel Bari Atwan
Pars Today – Analis politik terkemuka Dunia Arab, mengulas pidato terbaru Sekjen Hizbullah Lebanon, yang menentang perlucutan senjata Hizbullah.
Sekjen Hizbullah, Syeikh Naim Qassem, juga mengabarkan perkembangan terbaru, dan munculnya angkatan muda militer Hizbullah yang siap menyerang jantung Tel Aviv.
Abdel Bari Atwan, analis politik terkemuka Arab, dalam artikelnya di surat kabar Rai Al Youm, Sabtu (19/4/2025) menganalisa pidato terbaru Sekjen Hizbullah Lebanon, Syeikh Naim Qassem.
Pidato ini termasuk salah satu pidato yang paling sensitif dari Syeikh Naim Qassem, sejak ia menggantikan Syahid Sayid Hassan Nasrullah, terkait penolakan meletakan senjata, dan kesiapan membalas kejahatan Israel.
Sekjen Hizbullah mengumumkan, senjata perlawanan adalah penjaga kedaulatan Lebanon, pembebas tanah-tanah yang diduduki, dan sampai kapan pun tidak akan pernah diletakkan.
Mengungkap Tujuan Asli Israel
Mengutip Syeikh Naim Qassem, Abdel Bari Atwan, menulis, Israel, berusaha memperluas daerah jajahannya di Lebanon, untuk menempatkan orang-orang Palestina, yang berusaha diusir paksa dari Tepi Barat dan Gaza, dengan senjata, pembunuhan, dan genosida.
Selain itu Sekjen Hizbullah, juga memprotes pelanggaran gencatan senjata terus menerus oleh Israel (lebih dari 2.700 kali), dan mengabarkan kemungkinan kembalinya segera pasukan Hizbullah, ke medan perang melawan Israel.
Munculnya Angkatan Muda dan Operasi Mengejutkan
Menurut keterangan sumber yang dekat dengan Hizbullah, kelompok ini pasca-gugurnya Syahid Nasrullah, dan beberapa komandan senior, memulihkan kekuatan bersamaan dengan munculnya kader-kader militer muda dan cerdas.
Kader-kader baru ini telah melaksanakan operasi “Minggu Agung” yang menggempur Tel Aviv, Haifa, dan Akka, dengan rudal balistik presisi, dan melumpuhkan pangkalan mata-mata Unit 8200 Israel.
Serangan tersebut telah memaksa tiga juta pemukim Zionis untuk berlindung di bungker-bungker, dan memaksa Utusan khusus AS untuk Asia Barat, Amos Hochstein, melakukan perundingan gencatan senjata.
Kemandirian Militer dan Koordinasi Regional
Abdel Bari Atwan menekankan bahwa Hizbullah seperti juga Ansarullah Yaman, tergantung pada kemampuan militer dalam negeri, tidak semata-mata pada senjata asing. Koordinasi militer Hizbullah Lebanon, dan Yaman, sedang berada di puncak, dan terbuka jalur-jalur alternatif untuk memasok senjata.
Pada saat yang sama, analis politik Dunia Arab, menyebut pernyataan Deputi Utusan khusus AS untuk Asia Barat, Morgan Ortagus, yang mengolok-olok Sekjen Hizbullah, sebagai bukti kebodohan Washington, terkait kawasan Asia Barat.
Kemungkinan Perang dalam Waktu Dekat
Menurut Abdel Bari Atwan, pidato Syeikh Naim Qassem, adalah indikasi kesiapan Hizbullah, untuk menembakkan rudal ke Tel Aviv. Serangan Israel, dan pelanggaran gencatan senjata, semakin mendesak perluasan senjata perlawanan. Perkembangan ini akan menghadapkan Israel, dengan ancaman serius. (HS)
Tags