Tanggapi Intervensi AS, Analis Irak: Negara Kami Merdeka dan Berdaulat!
Seorang analis politik Irak mengkritik sikap bermusuhan Washington terhadap perjanjian keamanan antara Teheran dan Baghdad.
Tehran, Pars Today- Haitham al-Khazali, analis politik Irak hari Jumat (15/8/2025) mengatakan bahwa Irak adalah negara yang memiliki kedaulatan penuh dan bebas dalam hubungan luar negerinya, jauh dari pengawasan atau kendali pihak mana pun, terutama Amerika Serikat.
"Amerika telah secara jelas melampaui batasnya dengan campur tangan dalam urusan Irak, baik melalui penentangan terhadap Undang-Undang al-Hashd al-Shaabi maupun penolakan terhadap nota kesepahaman keamanan dengan Iran," ujar Al-khazali.
Analis politik ini menegaskan bahwa Washington harus tahu batasnya dan berhenti bersikap hegemonik terhadap rakyat Irak maupun rakyat negara lain.
Haitham al-Khazali juga menekankan bahwa era unipolar telah berakhir dan saat ini kita hidup di dunia multipolar. Sikap Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat yang menentang perjanjian keamanan Baghdad–Tehran sepenuhnya tertolak. Ia menegaskan bahwa Amerika harus berhenti bersikap sewenang-wenang karena Irak adalah negara merdeka, berdaulat, dan bebas dalam hubungan luar negerinya.
Perlu diketahui bahwa juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika pada Selasa malam pekan ini menolak perjanjian keamanan yang ditandatangani antara Iran dan Irak.
Pada Senin pekan ini, nota kesepahaman keamanan Iran dan Irak ditandatangani oleh Ali Larijani, Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Republik Islam Iran, dan Qasim al-Araji, Penasihat Keamanan Nasional Irak, dengan dihadiri oleh Perdana Menteri Irak.(PH)