Dari Mengutuk Terorisme hingga Mengungkap Kejahatan Zionis
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i179466-dari_mengutuk_terorisme_hingga_mengungkap_kejahatan_zionis
Pars Today - Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran mengatakan, "Terorisme dan kekerasan terhadap orang-orang tak berdosa dalam bentuk apa pun dan di mana pun di dunia harus dikutuk."
(last modified 2025-11-03T04:07:27+00:00 )
Nov 03, 2025 10:58 Asia/Jakarta
  • Warga Gaza
    Warga Gaza

Pars Today - Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran mengatakan, "Terorisme dan kekerasan terhadap orang-orang tak berdosa dalam bentuk apa pun dan di mana pun di dunia harus dikutuk."

Perkembangan di kawasan Asia Barat sekali lagi mengungkap wajah kekerasan rezim Zionis dan kebijakan ganda Barat terhadap terorisme. Sementara Menteri Luar Negeri Iran menekankan perlunya kecaman global atas segala kekerasan terhadap orang-orang tak berdosa, laporan dari Lebanon, Palestina, dan Suriah menunjukkan berlanjutnya agresi dan pelanggaran hak asasi manusia yang meluas oleh rezim pendudukan Quds.

Paket berita dari Pars Today ini mengkaji perkembangan terbaru di negara-negara Arab, seperti yang dapat Anda baca:

Diplomasi antiteror Tehran, mengecam standar ganda Barat

Dalam panggilan telepon dengan mitranya dari Sudan, El-Din Salem, Menteri Luar Negeri Iran menyampaikan duka cita dan keprihatinan mendalam Republik Islam Iran atas pembantaian massal warga sipil tak berdosa di kota Fasher dan menekankan solidaritas Iran dengan pemerintah dan rakyat Sudan.

Menlu Iran mengatakan, "Beberapa pihak menggolongkan teroris menjadi dua kategori, "baik" dan "jahat" dan mendukung mereka yang, seperti kata mereka, melakukan "hal-hal kotor" untuk memenuhi kepentingan mereka."

"Standar ganda yang disesalkan seperti itu, yang telah lama dianut oleh pemerintah Barat, seharusnya tidak ada lagi di tahun 2025," imbuh Menlu Iran.

"Terorisme dan kekerasan terhadap orang-orang tak berdosa, dalam bentuk apa pun dan di mana pun di dunia, harus selalu dikutuk." Pungkas Araghchi.

Lebanon; Perlawanan terhadap rencana pendudukan

Hassan Fadlallah, anggota faksi Loyalitas kepada Perlawanan di parlemen Lebanon memperingatkan tentang tujuan rezim Zionis dalam menciptakan kekacauan di Lebanon selatan dan menyebut perlawanan sebagai penjamin utama keamanan dan kedaulatan negara.

Fadlallah menekankan, "Musuh Zionis ingin mencapai sesuatu melalui politik dan tekanan yang belum dapat dicapainya di lapangan. Meskipun telah menandatangani perjanjian gencatan senjata, rezim Zionis tetap mempertahankan kehadiran militernya di lima lokasi strategis di Lebanon selatan."

Bencana kemanusiaan di penjara Zionis

Laporan terbaru dari penjara Megiddo menunjukkan kemerosotan kondisi hidup dan kesehatan para tahanan Palestina yang sangat parah. Menurut Organisasi Urusan Tahanan Palestina, para tahanan menghadapi kekurangan pakaian musim dingin, layanan kesehatan, dan deterjen, serta terus-menerus dipukuli.

Kantor Informasi Tahanan Palestina menggambarkan situasi ini sebagai "kebijakan balas dendam yang disengaja" untuk mematahkan tekad para tahanan.

Sementara itu, Menteri Keamanan Dalam Negeri Zionis Israel, Itamar Ben-Gvir, telah menegaskan sikap kerasnya dengan merilis video provokatif yang memperlihatkan para tahanan diborgol.

Eskalasi Bentrokan di Front Suriah

Sumber-sumber lokal melaporkan bentrokan sengit antara pemuda Suriah dan tentara Israel di Suriah selatan.

Menurut laporan tersebut, pasukan pendudukan menyerbu pedesaan Quneitra, memblokir jalan Razaniyah-Sidon, dan mulai memeriksa serta menginterogasi para pejalan kaki. Terdapat juga laporan tentara Israel yang menembaki warga Suriah di pintu masuk desa Sidon. Perkembangan ini terjadi bersamaan dengan meningkatnya agresi rezim Israel di perbatasan selatan Suriah.

Menolak klaim AS tentang bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza

Menyusul propaganda media yang menentang perlawanan, kantor media Otoritas Palestina di Gaza mengecam keras klaim yang dibuat oleh Komando Pusat AS (CENTCOM) tentang penjarahan truk bantuan kemanusiaan.

Dalam sebuah pernyataan, kantor media Otoritas Palestina menyebut klaim tersebut "sama sekali tidak masuk akal dan tanpa bukti lapangan," dan menganggapnya sebagai bagian dari kampanye terarah untuk mengalihkan opini publik.

Pernyataan ini menekankan bahwa pasukan pendudukan Israel menargetkan pasukan polisi dan petugas bantuan dengan tujuan menciptakan ketidakamanan.(sl)