Mempublikasikan Ulang Kebenaran: Alasan Penangkapan Perempuan Palestina
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i181026-mempublikasikan_ulang_kebenaran_alasan_penangkapan_perempuan_palestina
Pars Today – Rezim Zionis dalam beberapa bulan terakhir secara belum pernah terjadi sebelumnya telah memperketat kebijakan penangkapan terhadap perempuan Palestina dan menggunakan sebuah tuduhan yang samar dengan istilah “mendorong untuk melakukan tindak kejahatan” guna membenarkan penangkapan-penangkapan tersebut.
(last modified 2025-11-25T11:16:34+00:00 )
Nov 25, 2025 18:15 Asia/Jakarta
  • Mempublikasikan Ulang Kebenaran: Alasan Penangkapan Perempuan Palestina

Pars Today – Rezim Zionis dalam beberapa bulan terakhir secara belum pernah terjadi sebelumnya telah memperketat kebijakan penangkapan terhadap perempuan Palestina dan menggunakan sebuah tuduhan yang samar dengan istilah “mendorong untuk melakukan tindak kejahatan” guna membenarkan penangkapan-penangkapan tersebut.

Berdasarkan data dari Pusat Studi Tahanan Palestina, sejak dimulainya perang genosida di Jalur Gaza lebih dari 600 perempuan dan gadis Palestina telah ditangkap; sementara 48 tahanan perempuan masih ditahan di penjara-penjara rezim dalam kondisi yang sangat keras dan merendahkan martabat. Lebih dari 40 orang di antara mereka dituduh “mendorong untuk melakukan tindak kejahatan” akibat aktivitas mereka di media sosial.

 

Kejahatan para Perempuan Palestina: Menyebarkan Fakta!

 

Tuduhan “mendorong untuk melakukan tindak kejahatan” yang dijadikan dasar oleh aparat keamanan Zionis mencakup berbagai bentuk aktivitas yang sepenuhnya sah dan manusiawi; mulai dari menyebarkan gambar mengenai tragedi di Gaza, membagikan kembali foto para syuhada, berdoa untuk Palestina, menyatakan dukungan terhadap muqawama, hingga mengungkap kejahatan yang dilakukan terhadap warga sipil. Tindakan-tindakan ini, menurut hukum internasional, sepenuhnya berada dalam kerangka hak atas kebebasan berekspresi dan tidak memiliki dasar apa pun untuk proses penuntutan.

 

Metode Penangkapan: Serangan malam hari, Penyiksaan, dan Ancaman

 

Pusat Studi Tahanan Palestina menegaskan bahwa pasukan Israel melakukan sebagian besar penangkapan terhadap perempuan pada tengah malam dengan menyerbu rumah-rumah secara brutal. Perusakan harta benda, menakut-nakuti anak-anak, memborgol tangan perempuan dengan kekerasan, menutup mata mereka, serta membawa mereka dengan kendaraan militer hanyalah sebagian dari skenario berulang tersebut. Penangkapan perempuan Palestina menunjukkan bahwa tindakan ini tidak hanya menargetkan kebebasan sosial perempuan, tetapi juga merupakan bentuk balas dendam terhadap para ibu syuhada, aktivis, dan mahasiswa. Hingga kini, sedikitnya 12 tahanan perempuan Palestina ditahan secara sementara tanpa pemberitahuan tuduhan resmi dan secara tidak terbatas.

 

Para tahanan perempuan Palestina di Penjara Damon menghadapi serangkaian pelanggaran nyata terhadap hak asasi manusia, termasuk pengurangan jatah makanan dan pemberian kelaparan secara sengaja, tidak diberi akses pengobatan dan perawatan medis, kondisi sanitasi yang sangat buruk, pemasangan kamera di seluruh area termasuk halaman untuk melanggar privasi, serta pemeriksaan keamanan harian dengan pemaksaan untuk berlutut dan menundukkan kepala ke arah dinding.

 

Selain itu, satuan penindas milik organisasi penjara secara terus-menerus menyerbu sel-sel perempuan, memborgol mereka dengan sangat kuat dari belakang, menargetkan mereka dengan semprotan gas lada, dan bahkan melakukan perekaman video yang bersifat merendahkan disertai ejekan. Tuduhan tersebut bahkan tidak mengecualikan anak perempuan. Dua tahanan remaja, Sally Sadaqa dan Hana Hammad, yang masing-masing baru berusia 16 tahun, saat ini masih berada dalam tahanan.

 

Selain itu, Tahani Abu Samhan dari wilayah pendudukan 1948 melahirkan anaknya dua setengah bulan lalu di Penjara Damon; bayinya kini ditahan sebagai tahanan termuda di fasilitas penahanan Zionis. Fidaa Suhail Assaf, berusia 49 tahun dan menderita kanker darah, telah ditahan sejak Februari 2025 di penjara rezim Zionis tanpa menerima perawatan yang memadai.

 

Kejahatan tanpa henti terhadap para tahanan perempuan Palestina

 

Waleed al-Houdali, seorang aktivis Palestina di bidang urusan para tahanan, menggambarkan kebijakan baru penjara sebagai pembantaian dan kejahatan tanpa jeda, dan mengatakan: para tahanan setiap hari mati seribu kali akibat kelaparan, kedinginan, penghinaan, dan pemukulan yang terorganisasi. Ia juga menyampaikan bahwa jumlah tahanan Palestina yang gugur meningkat setelah 7 Oktober, serta mengungkapkan kesaksian-kesaksian yang mengguncang terkait terjadinya kekerasan seksual di dalam penjara. Al-Houdali menegaskan bahwa Itamar Ben-Gvir, Menteri Keamanan Internal rezim Zionis, dengan bangga menyebarkan gambar-gambar yang merendahkan para tahanan, dan perilaku ini mencerminkan filosofi penafian terhadap kemanusiaan rakyat Palestina.

 

Seruan untuk tindakan segera dari komunitas internasional

 

Lembaga-lembaga hak asasi manusia Palestina, dengan merujuk pada pelanggaran HAM yang terus-menerus dan bersifat struktural, menuntut intervensi segera dari organisasi-organisasi internasional, khususnya lembaga yang membela hak-hak perempuan, penindakan hukum atas kejahatan di Mahkamah Pidana Internasional, serta pembebasan segera para tahanan perempuan yang ditangkap dengan dalih mendorong untuk melakukan tindak kejahatan. Para aktivis hak asasi manusia memperingatkan bahwa kelanjutan sikap diam dunia akan semakin memberanikan para penjajah dalam melanjutkan kebijakan penindasan dan pembersihan sosial; sementara suara para perempuan yang ditahan dan keluarga mereka adalah seruan untuk keadilan, martabat, dan hak untuk hidup bebas di tanah air mereka. (MF)