Prediksi Sayidah Fathimah as
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i26254-prediksi_sayidah_fathimah_as
Setelah Rasulullah Saw di Ghadir Khum mengumumkan Sayidina Ali sebagai penggantinya, Seseorang bernama Haris bin Nu’man tidak menerima masalah ini. Dia berkata, “Ya Allah, Ali tidak pantas sebagai pengganti Rasulullah. Bila dia berdasarkan kebenaran sebagai pengganti Rasulullah, maka kirimkanlah batu sehingga mengena kepalaku dan aku mati!”
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Nov 20, 2016 19:56 Asia/Jakarta
  • Sayidah Fathimah az-Zahra as
    Sayidah Fathimah az-Zahra as

Setelah Rasulullah Saw di Ghadir Khum mengumumkan Sayidina Ali sebagai penggantinya, Seseorang bernama Haris bin Nu’man tidak menerima masalah ini. Dia berkata, “Ya Allah, Ali tidak pantas sebagai pengganti Rasulullah. Bila dia berdasarkan kebenaran sebagai pengganti Rasulullah, maka kirimkanlah batu sehingga mengena kepalaku dan aku mati!”

Saat itu ada batu jatuh dari langit dan mengena kepalanya sehingga ia mati. Pada saat itu masyarakat keheranan. Sayidah Fathimah memandang Sayidina Ali dan berkata, “Wahai Abulhasan! Engkau berpikir penentangmu hanya satu orang ini? Demi Allah! Dia adalah orang pertama dari sekelompok yang bertopeng dan menunggu kesempatan untuk menunjukkan permusuhannya denganmu secara terang-terangan.”

Sayidina Ali mengiyakan ucapan Sayidah Fathimah dan berkata, “Aku akan menjalankan perintah Allah dan Rasulullah di hadapan mereka dan bertawakkal kepada Allah, karena Dia adalah penolong yang paling baik.”

Fathimah Dalam Pandangan Rasulullah Saw

Suatu hari Rasulullah Saw di hadapan para sahabatnya berkata, “Setelah kematianku, putriku benar-benar menghadapi berbagai macam musibah, sehingga ia berdoa dan meminta kematian pada Allah dan mengatakan, “Ya Allah! Aku lelah pada kehidupan kehidupan ini dan tidak suka. Aku telah menghadapi musibah dari para hamba-hamba dunia. Ya Allah! Sampaikan aku pada ayahku dan dekatkan kematianku!”

Dalam selisih yang sangat dekat dari kematian Rasulullah masyarakat Madinah melihat bahwa prediksi Rasulullah Saw benar dan berbagai musibah telah menimpa putri mulianya.

Waktu Terbaik Untuk Berdoa

Suatu hari Sayidah Fathimah bertanya kepaa ayahnya, “Ayah! Orang-orang bertanya kepadaku; bagaimana kita harus berdoa sehingga doa-doa kita pasti terkabulkan?!”

Rasulullah Saw bersabda, “Ada sebuah waktu, bila seseorang di waktu itu berdoa, maka doanya akan terkabulkan dan waktu itu ada di hari Jumat. Ketika separuh dari matahari tenggelam dari ufuk dan separuhnya masih bersinar.”

Sayidah fathimah as benar-benar gembira dan dari sejak saat beliau berdoa untuk umat Islam saat matahari mendekati tenggelam di hari Jumat. Bahkan beliau mengutus seseorang untuk mengabarkan saat tenggelamnya matahari.

Sayidina Ali Dalam Pandangan Sayidah Fathimah as

Di hari-hari sakitnya Sayidah Fathimah sejumlah wanita Muhajir dan Anshar menjenguk beliau untuk melihat bagaimana kondisi putri Rasulullah Saw. Kondisi istri Ali harus bagaimana ketika dia dan keluarganya dizalimi?”

Kemudian berkata, “Demi Allah! Bila mereka mengizinkan Ali mengerjakan tugas yang diserahkan Rasulullah Saw kepadanya, maka Ali akan membawa mereka di jalan yang benar dan akan memberikan hak setiap orang pada pemiliknya. Sehingga tidak ada seorangpun yang mengalami kerugian... unta yang sehat ini akan sampai pada tujuannya dan gerakannya tidak menyakiti seseorang...

Akan memenuhi kebutuhan orang-orang yang haus akan keadilan dengan kebenaran. Sehingga tidak mengalami kehausan dan tidak bertahan menghadapi kezaliman.

Ali senantiasa menjadi penasihat masyarakat dalam keadaan terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Bila ia mencapai posisi kekhalifahan, ia tidak akan mengambil sesuatu dari harta Baitul Mal umat Islam. Melainkan hanya sebatas seteguk air yang menghilangkan kehausannya dan sedikit makanan yang mengenyangkannya. Dengan demikian, maka akan ketahuan antara orang zuhud dan orang yang rakus, antara orang jujur dan pembohong.

Bila urusan ini dilakukan, yakni haknya Ali diberikan kepadanya, maka kalian akan menyaksikan pintu-pintu rahmat dari langit pasti terbuka. Namun kalian melihat mereka telah berbohong dan secepatnya, azab ilahi akan datang.

Harapan Sayidah Fathimah

Suatu hari Rasulullah Saw berkata, “Fathimah! Saat ini malaikat wahyu sedang berada di sisiku dan menyampaikan pesan dari Allah dan mengatakan, “Apa saja keinginanmu pasti akan diterima. Katakan apa hajatmu?!”

Sayidah Fathimah berkata, “Kelezatan yang saya rasakan dari menghamba kepada Allah lebih baik bagiku dari segalanya. Saya tidak punya hajat selain, ingin senantiasa dalam penghambaan kepada Allah dan senantiasa sebagai pemerhati keindahan-Nya.”

Harus Senantiasa Mengingat Allah Dalam Segala Kondisi

Pada malam pengantin, ketika para pengiring Sayidina Ali dan Sayidah Fathimah pulang, Sayidina Ali melihat Sayidah Fathimah khawatir. Itulah mengapa beliau bertanya, “Fathimah! Mengapa engkau khawatir?!”

Sayidah Fathimah berkata, “Tiba-tiba aku ingat kematian dan malam pertama kuburanku dimana orang-orang telah mengubur jenazah dan pergi meninggalkannya sendirian.”

Kemudian berkata, “Wahai Abulhasan! Aku menyumpahmu demi Allah, mari kita kerjakan salat dan malam ini kita lakukan munajat kepada Allah!”

Hubungan Sayidah fathimah dan Suaminya

Sayidina Ali pasca wafatnya Sayidah Fathimah berkata, “Demi Allah! Selama aku hidup bersama Fathimah, aku tidak pernah menyakitinya dan tidak pernah memaksanya untuk melakukan sesuatu sampai ketika Allah mengambilnya dariku. Dia juga tidak pernah melanggar peraturanku dan tidak pernah membuatku marah... Dia adalah wanita penuh kasih sayang. Setiap kali aku memandangnya, kesedihan dan kegalauanku langsung hilang.” (Emi Nur Hayati)  

Sumber: Sad Pand va Hekayat; Sayidah Fathimah Zahra a