Kunjungan Raja Saudi ke Negara-negara Pesisir Teluk Persia
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i27415-kunjungan_raja_saudi_ke_negara_negara_pesisir_teluk_persia
Raja Arab Saudi melakukan kunjungan periodik ke negara-negara Arab Teluk Persia. Salman bin Abdul Aziz tiba di Uni Emirat Arab pada Sabtu, 3 Desember 2016. Ia akan melanjutkan safarinya ke ke Qatar, Bahrain dan Kuwait.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Des 04, 2016 17:19 Asia/Jakarta
  • Kunjungan Raja Saudi ke Negara-negara Pesisir Teluk Persia

Raja Arab Saudi melakukan kunjungan periodik ke negara-negara Arab Teluk Persia. Salman bin Abdul Aziz tiba di Uni Emirat Arab pada Sabtu, 3 Desember 2016. Ia akan melanjutkan safarinya ke ke Qatar, Bahrain dan Kuwait.

Raja Arab Saudi juga dijadwalkan menghadiri pertemuan Dewan Tinggi Periode ke-37 P-GCC (Dewan Kerjasama Teluk Persia) yang akan diselenggarakan di Bahain pada tanggal 6-7 Desember 2016.

 

Salah satu tema utama yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut adalah pembentukan uni negara-negara Arab pesisir Teluk Persia. Ide pembentukan uni tersebut digelontorkan ketika interaksi negara-negara Arab dalam kerangka P-GCC menghadapi berbagai tantangan dan masalah.

 

Kebijakan monopoli Arab Saudi yang mengubah P-GCC sebagai alat untuk melayani kepentingannya di kawasan telah menyebabkan divergensi di antara anggota dewan ini. Akibat kebijakan Al Saud, P-GCC berubah menjadi sebuah organisasi yang tak berguna di kawasan.

 

Pada awalnya, P-GCC didirikan untuk meningkatkan kerjasama ekonomi dan memperluas hubungan di antara negara-negara Arab pesisir Teluk Persia. Namun di masa agresi militer rezim Saddam Irak ke Republik Islam Iran, P-GCC berubah untuk melayani Saddam dan untuk membantu gerakan propaganda anti-Tehran.

 

Selain itu, pernyataan-pernyataan anti-Iran oleh P-GCC juga menunjukkan keselarasan dewan ini dengan kebijakan-kebijakan bias dan hegemonik Barat di kawasan.

 

Satu poin penting lainnya adalah bersamaan masuknya P-GCC ke fase militer dan terbentuknya satuan yang dikenal sebagai "Perisai Jazira," dewan ini berubah menjadi alat untuk menumpas kebangkitan rakyat di negara-negara anggotanya.

 

Hal itu tampak jelas dari pengiriman unit pasukan tersebut ke Bahrain untuk menumpas protes damai rakyat negara ini terhadap penindasan rezim Al Khalifa.

 

Langkah P-GCC di sektor ekonomi juga menunjukkan bahwa dewan ini di bidang ekonomi terutama pada beberapa tahun terakhir menghadapi persoalan ekonomi serius akibat kebijakan tanpa pertimbangan dan mencurigakan Arab Saudi terkait penurunan drastis harga minyak.

 

Kebijakan Arab Saudi yang mengubah P-GCC menjadi poros pendukung kelompok-kelompok teroris di Suriah dan Irak serta dukungan dewan tersebut terhadap kebijakan haus perang rezim Al Saud di Yaman telah menyebabkan negara-negara anggota P-GCC terkena dampak buruk dari kebijakan gagal Riyadh itu.

 

Kondisi tersebut menimbulkan protes sejumlah anggota P-GCC dan menjauhnya sebagian anggotanya termasuk Oman dari kebijakan Arab Saudi, di mana hal ini menyebabkan perpecahan di antara anggotanya.

 

Saat ini, Arab Saudi berusaha memajukan kebijakan petualangannya di kawasan dan mempertahankan dominasi dan pengaruhnya di P-GCC melalui pembentukan uni negara-negara Arab pesisir Teluk Persia.

 

Namun, mengingat negara-negara Arab pesisir Teluk Persia memiliki pengalaman kegagalan dalam P-GCC, maka ada kemungkinan juga mereka tidak akan berhasil dalam pembentukan dan kelanjutan uni tersebut, sebab dalam uni ini diperlukan kerjasama dan interaksi yang lebih serius.

 

Sejumlah negara anggota P-GCC termasuk Oman sejak awal menilai masalah pembentukan uni negara-negara pesisir Teluk Persia sebagai proses yang gagal dan negara ini juga mengumumkan penentangannya terhadap rencana itu. (RA)