Surat Pengunduran Diri Barzani dan Akhir Karir Politiknya
Sumber-sumber media mengabarkan pengiriman surat Massoud Barzani, Pemimpin Wilayah Kurdistan Irak kepada parlemen wilayah ini yang isinya menekankan pengunduran diri Barzani dari kepemimpinan wilayah Kurdistan
Jaafar Imanaki, Wakil Parlemen Wilayah Kurdistan Irak yang bertanggung jawab untuk memimpin sidang parleman di wilayah ini mengumumkan berita tersebut kepada jaringan televisi Kurdistan-24. Ia mengatakan, surat Barzani akan dibacakan di sidang parlemen lokal Kurdistan pada Minggu, 29 Oktober 2017.
Menurut Imanaki, kewenangan Barzani akan dibagi di antara tiga lembaga wilayah Kurdistan Irak. Sejak tahun 2005 hingga sekarang, Barzani menjabat sebagai Pemimpin Wilayah Kurdistan Irak. Ia pertama kali terpilih sebagai Pemimpin Wilayah Kurdistan Irak pada tahun 2005 melalui parlemen wilayah ini, dan terpilih kembali pada tahun 2009 melalui pengambilan suara penduduk wilayah Kurdistan.
Periode kepemimpinan Barzani seharusnya berakhir pada musim panas tahun 2013, namun para anggota Uni Patriotik dan Partai Demokratik Kurdistan sepakat untuk menunda pemilihan Pemimpin baru Wilayah Kurdistan untuk dua tahun.
Kesepakatan tersebut diambil dalam sidang parlemen wilayah ini pada bulan Juni 2013 melalui pengesahan undang-undang nomor 19. Pada saat yang sama, diputuskan pula bahwa perpanjangan kepemimpinan wilayah Kurdistan hanya terbatas dua tahun, dan setelahnya tidak dapat diperpanjang lagi.
Dengan demikian, sejak tahun 2015, kepemimpinan Barzani atas wilayah Kurdistan Irak adalah ilegal. Namun dengan menggunakan pengaruhnya di berbagai lembaga di wilayah Kurdistan, ia berusaha menjustifikasi kelanjutan kekuasaannya di wilayah ini. Dalam konteks tersebut, Dewan Tinggi Peradilan Kurdistan memperpanjang kepemimpinan Barzani pada tahun 2015. Langkah ini bertentangan dengan peraturan yang telah disepakati sebelumnya.
Skenario perpanjangan kepemimpinan Barzani di Kurdistan Irak yang dilakukan dengan berbagai trik demi kelanjutan kekuasaan dan monopolinya terhadap wilayah ini telah memicu reaksi para tokoh dan kelompok Kurdi dan Irak. Protes terhadap Barzani meningkat menjelang berakhrinya masa kepemimpinan ilegalnya selama dua tahun. Namun di akhir-akhir kekuasaan ilegal tersebut, Barzani melakukan trik baru dan petualangan yang sangat berbahaya untuk menjustifikasi kelanjutan kehidupan politiknya di kancah poitik Kurdi di Irak.
Langkah gegabah dan penuh bahaya serta ilegal Barzani itu tidak lain adalah penyelenggaraan referendum pemisahan wilayah Kurdistan dari Irak dan tindak lanjut hasilnya, di mana kalangan poitik dan pakar menyebutnya sebagai "permainan berbahaya dengan api" oleh Barzani.
Perilaku Barzani tersebut telah melanggar dan melewati konstitusi Irak. Langkah ilegal ini juga merupakan kelanjutan gerakan-gerakan sepihak dan monopoli Barzani di Kurdistan. Perilaku keras kepala Barzani untuk melanjutkan kekuasaannya melalui berbagai cara termasuk penindaklanjutan rencana-rencana konspiratif yang mengorbankan kepentingan-kepentingan besar Irak dan Kurdistan telah menyebabkan memuncaknya protes internal di wilayah ini.
Besarnya reaksi internal terhadap tindakan dan keputusan Barzani dalam beberapa pekan terakhir mengandung pesan untuknya bahwa kehidupan politiknya telah berakhir, dan konsekuensi-konsekuensi serius, termasuk tuntutan dan penindakan hukum terhadap Barzani sedang menunggunya. Dalam situasi seperti ini, surat pengunduran diri Barzani dianggap sebagai upayanya untuk mengejar apa yang disebut sebagai mundur secara terhormat dari kekuasaan dan dunia politik. (RA)