Jan 16, 2019 19:02 Asia/Jakarta
  • Pangkalan militer AS.
    Pangkalan militer AS.

Pemerintah Ankara telah meminta Amerika Serikat untuk menyerahkan 16 pangkalan militernya di Suriah utara kepada Turki atau kepada otoritas lokal di kawasan itu setelah AS memutuskan untuk menarik diri dari Suriah.

Hal itu disampaikan juru bicara Kepresidenan Turki İbrahim Kalın pada tanggal 8 Januari 2019 setelah berdiskusi dengan para pejabat AS.

 

"Kami senang dengan keputusan Trump untuk menarik diri (dari Suriah), tetapi perlu diklarifikasi tentang struktur seperti apa yang akan ditinggalkan, apa yang akan terjadi pada senjata berat yang telah dikerahkan, nasib pangkalan militer Amerika dan pusat logistik. Dalam pertemuan ini kami membahasnya secara terperinci," kata Kalın seperti dilansir veteranstoday.

 

Dia menambahkan, penarikan pasukan AS seharusnya tidak memungkinkan "peluang baru untuk organisasi teroris atau elemen lainnya, termasuk PYD / YPG."

 

Sebelumnya, pemerintah Turki berulang kali menegaskan bahwa AS harus mengumpulkan senjata dan peralatan, yang telah mereka berikan kepada kelompok-kelompok bersenjata Kurdi di Suriah.  

 

Pernyataan-pernyataan tersebut adalah bagian publik dari negosiasi yang sedang berlangsung antara Turki dan AS mengenai situasi di Suriah utara, terutama di Manbij. Negosiasi serupa kini sedang berlangsung antara aliansi Rusia-Iran-Suriah dan Turki serta antara aliansi dan kelompok-kelompok bersenjata Kurdi. Namun, sejauh ini belum ada kemajuan berarti.

 

Hal itu bisa dipahami dengan memantau area saat ini, di mana pasukan Suriah dan polisi militer Rusia ditempatkan di dekat Manbij. Mereka hanya mengendalikan beberapa posisi di barat kota tersebut. Jika mereka mundur, ini berarti bahwa kepemimpinan Kurdi sekali lagi menolak semua proposal dari Damaskus dan sekutunya. Jika mereka memasuki Manbij atau memperluas kendali mereka di dekat itu, ini akan menunjukkan kemajuan.

 

Di zona de-eskalasi konflik di Idlib, kelompok teroris takfiri Hay'at Tahrir al-Sham telah merebut dan menduduki beberapa daerah baru dari milisi yang didukung Turki di Hama barat laut dan Idlib selatan. Mereka mengontrol belasan desa.

 

Sementara itu, pasukan pro-pemerintah telah memukul mundur beberapa upaya penyusupan baru oleh kelompok-kelompok milisi di Hama utara, di daerah yang dekat dengan daerah yang dikuasai Hayat Tahrir al-Sham (HTS). Serangan dilakukan dari arah al-Latamina, Mourek dan Ma'arkiba. Menurut media pemerintah Suriah, milisi menderita banyak korban dan gagal merebut posisi di sana.

 

Media pemerintah Suriah juga melaporkan pelanggaran gencatan senjata oleh kelompok-kelompok milisi yang beroperasi di zona de-eskalasi konflik di Idlib. Mereka malah balik menuduh pemerintah Damaskus melanggar gencatan senjata.

 

Situasi saat ini di Suriah bisa berubah dalam waktu dekat jika HTS memperluas kontrolnya di Idlib selatan. Jika kelompok teroris ini mengendalikan seluruh zona de-eskalasi konflik, maka situasi di zona demiliterisasi dekat Provinsi Idlib kemungkinan akan semakin memburuk. Perkembangan ini akan merusak semua upaya sebelumnya dari Damaskus, Rusia, Iran dan Turki untuk mengurangi situasi di bagian negara ini. (RA)

 

Tags