Transformasi Timur Tengah, 6 April 2019
-
Presiden Donald Trump akui Golan, Suriah sebagai milik rezim Zionis Israel.
Transformasi di Timur Tengah pekan lalu diwarnai oleh sejumlah isu penting di antaranya: Agresi Saudi ke Yaman Memasuki Tahun Kelima, Masyarakat Internasional Tolak Keputusan Trump Soal Golan, Tahanan Palestina akan Lakukan Mogok Makan Massal, dan Assad: Barat Paksakan Hegemoni atas Rakyat Venezuela.
Agresi Saudi ke Yaman Memasuki Tahun Kelima
Agresi Arab Saudi terhadap Yaman telah memasuki tahun kelima pada 26 Maret lalu. Apa yang terjadi di Yaman selama empat tahun terakhir adalah contoh nyata dari kejahatan perang. Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Yaman, Yousef al-Hadhri, 12.000 warga Yaman meninggal dunia dan sekitar 26.000 lainnya cidera selama empat tahun perang. 32.000 pasien juga meninggal dunia karena tidak bisa pergi ke luar negeri untuk berobat.
"Secara keseluruhan hampir 44.000 warga Yaman – langsung atau tidak langsung – meninggal dunia karena serangan koalisi Arab Saudi. Dari angka itu, terdapat 6,361 wanita dan anak-anak yang meninggal akibat perang," tambahnya.
Selain itu, tiga juga warga Yaman terlantar selama empat tahun terakhir dan sekitar 22 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan dari 24 juta populasi Yaman. Hampir tiga juta anak mengalami gizi buruk dan 400.000 anak terancam tewas akibat gizi buruk akut yang dideritanya serta lebih dari 80 persen infrastruktur Yaman juga hancur total.
Wabah penyakit kembali menyebar di Yaman dalam beberapa pekan terakhir. Koordinator Urusan Kemanusiaan PBB untuk Yaman, Lise Grande pada Kamis lalu mengatakan, saat ini gelombang ketiga penyebaran penyakit dan kolera telah menyebar di seluruh Yaman dan 200 orang meninggal dunia selama tiga bulan terakhir serta lebih dari 110.000 lainnya juga menderita kolera.
Dukungan rakyat kepada Ansarullah semakin kuat di tengah kejahatan yang dilakukan Saudi bersama pemerintahan terguling Yaman. Pada 26 Maret lalu, jutaan orang Yaman turun ke jalan-jalan di Sana'a dan kota-kota besar lainnya untuk menandai peringatan empat tahun agresi Saudi terhadap Yaman. Mereka menegaskan kembali perlawanannya dalam menghadapi agresi rezim Saudi.
Para demonstran membawa spanduk dan bendera nasional Yaman, meneriakkan slogan-slogan anti-Arab Saudi, Amerika Serikat, dan rezim Zionis Israel, yang telah memberikan dukungan militer kepada koalisi pimpinan Saudi.
Ketua Komite Tinggi Revolusi Yaman, Mohammed Ali al-Houthi dalam orasinya mengatakan, "Bangsa Yaman akan terus berjuang sampai akhir dan kami tidak akan pernah menyerah. Kami pada akhirnya akan mengalahkan musuh."
Masyarakat Internasional Tolak Keputusan Trump Soal Golan
Presiden AS Donald Trump pada 25 Maret lalu menandatangani sebuah dokumen yang secara resmi mengakui Golan, Suriah sebagai bagian dari wilayah Israel. Langkah ini bertentangan dengan hukum internasional dan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB. Masyarakat internasional tidak mengakui keputusan yang dibuat oleh AS dan rezim Zionis mengenai wilayah Golan, Suriah.
PBB bereaksi terhadap keputusan Trump dengan menekankan bahwa sikapnya terhadap Golan tidak akan berubah. PBB menegaskan bahwa pendudukan rezim Zionis atas Golan, Suriah tidak sah menurut Hukum Internasional dan menegaskan kembali komitmennya terhadap semua resolusi tentang Golan.
"PBB berkomitmen terhadap semua resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB yang menegaskan bahwa pendudukan Israel atas Golan Suriah adalah tindakan tidak sah menurut Hukum Internasional," kata Wakil Juru Bicara PBB, Farhan Haq dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Uni Eropa mengumumkan bahwa sikapnya terhadap Golan Suriah yang diduduki tidak akan berubah dan juga tidak mengakui "kedaulatan" rezim Zionis di sana.
Juru bicara Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Maya Kosyanchich mengatakan, sikap Uni Eropa tentang kepemilikan Golan tidak berubah dan tidak mengakui kedaulatan Israel atas tanah yang didudukinya pada tahun 1967.
Sementara itu, Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri mengatakan langkah Presiden Donald Trump mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan Suriah, jelas tertolak dan melanggar hukum internasional.
"Langkah Trump soal Golan telah mengancam Lebanon dan memperumit solusi krisis regional," tegasnya.
Sekjen Hizbullah Lebanon menilai keputusan Trump mengakui Golan, Suriah sebagai milik sah rezim Zionis adalah penghinaan terhadap negara-negara Muslim dan Arab. Sayid Hassan Nasrullah mengatakan, langkah pemerintah AS terkait Golan adalah pukulan telak atas upaya damai di wilayah Asia Barat.
Tahanan Palestina akan Lakukan Mogok Makan Massal
Sumber-sumber Palestina mengatakan bahwa para tahanan Palestina di penjara Israel akan melakukan mogok makan tak terbatas mulai 7 April mendatang. Aksi mogok makan ini, seperti dikutip Pusat Informasi Palestina, Rabu (3/4/2019), untuk memprotes meningkatnya serangan dan kejahatan rezim Zionis terhadap para tahanan Palestina.
Lembaga tahanan Israel baru-baru ini melakukan aksi penumpasan dan serangan terhadap tahanan Palestina, di mana puluhan orang terluka dan sejumlah lainnya kritis. Kelompok kedua tahanan Palestina akan bergabung dengan aksi mogok makan tersebut pada 17 April 2019. Mereka menuntut perbaikan situasi di penjara rezim Zionis dan pencabutan perangkat pengacak sinyal seluler.
Sementara itu, Ketua Komisi Urusan Tahanan Palestina, Qadri Abu Bakr mengatakan sekitar 350 remaja Palestina di bawah usia 18 tahun dikurung di penjara-penjara Israel. "Saat ini 22 penjara berada di zona hijau di mana menahan 5.000 warga Palestina," tambahnya.
Assad: Barat Paksakan Hegemoni atas Rakyat Venezuela
Presiden Suriah menilai peristiwa terbaru yang melanda Venezuela adalah contoh pemaksaan hegemoni Barat terhadap negara-negara dunia dan pelanggaran atas kedaulatan bangsa-bangsa.
Kantor berita Suriah, SANA melaporkan, Bashar al-Assad, Kamis (4/4/2019) dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Venezuela Jorge Arreaza di Damaskus, menuturkan Amerika Serikat dan beberapa negara sekutunya mengancam aturan internasional dan mengabaikan piagam PBB yang menjamin kedaulatan dan penentuan nasib setiap negara dunia.
Presiden Suriah menerangkan, kebijakan sebagian negara Barat dan AS dalam krisis Venezuela serta intervensi dalam urusan internal negara itu, juga blokade dan sanksi adalah metode yang digunakan mereka untuk menundukkan semua negara penentangnya.
Menlu Venezuala dalam pertemuan itu menjelaskan perkembangan terbaru di negaranya dan mengatakan, musuh yang menyulut perang dan kerusuhan di Suriah saat ini aktif di Venezuela.
Ia menambahkan, peristiwa terbaru di Venezuela adalah upaya terus menerus Amerika untuk memaksakan hegemoninya terhadap independensi dan upaya untuk menguasai sumber daya alam Venezuela. (RM)