Menelisik Pesan Strategis dari Operasi Pencegahan Keempat Yaman terhadap Arab Saudi
(last modified Thu, 25 Jun 2020 02:21:10 GMT )
Jun 25, 2020 09:21 Asia/Jakarta

Juru Bicara Militer Yaman, Brigadir Jenderal Yahya Saree pada Selasa (23/06/2020) mengumumkan pelaksanaan operasi besar ofensif "Penyeimbang Pencegahan Keempat" terhadap Arab Saudi.

Operasi Pencegahan Pertama dilakukan pada Agustus 2019 pada kedalaman 1.200 kilometer di wilayah timur al-Dammam, Arab Saudi. Operasi Pencegahan Kedua digelar pada September 2019 terhadap fasilitas minyak Saudi di Abqaiq dan Khurais di timur Arab Saudi yang berhasil menghentikan 50% produksi minyak Saudi. Operasi Pencegahan Ketiga dilakukan pada 3 Februari 2020, kali ini oleh Militer dan Komite Raykat Yaman dengan mengerahkan dua rudal balistik Quds, 12 drone Samad-3 dan rudal balistik jarak jauh Zulfiqar yang menghantam perusahaan Aramco dan target sensitif lainnya di Yanbu yang terletak di barat.

Drone Samad 3 Yaman

Operasi Pencegahan Keempat sekarang menargetkan markas besar kementerian pertahanan saudi, badan intelijen umum dan pangkalan udara Raja Salman serta beberapa posisi militer di Riyadh, ibukota Arab Saudi, dan begitu juga Jizan dan Najran dengan serangan rudal dan drone Militer dan Komite Rakyat Yaman. Dengan kata lain, dalam operasi Pencegah Keempat, menyasar wilayah perbatasan Yaman dengan Arab Saudi dan ibukota Arab Saudi.

Operasi ini mengandung beberapa pesan.

Pertama, rakyat Yaman belum melakukan serangan besar-besaran terhadap Arab Saudi sejak Februari 2020, selama empat bulan, untuk menunjukkan niat baik mereka menciptakan gencatan senjata dan mengakhiri perang, tetapi Al Saud, yang mengklaim menjaga gencatan senjata, ternyata telah melakukan serangan harian di berbagai wilayah Yaman. Operasi Pencegahan Keempat menunjukkan bahwa "kesabaran" orang-orang Yaman "terbatas" dalam menghadapi kejahatan Al Saud.

Dengan demikian, operasi ini merupakan tindakan balasan terhadap kelanjutan kejahatan Al Saud terhadap Yaman dalam beberapa bulan terakhir.

"Serangan Yaman baru-baru ini adalah tanggapan terhadap perilaku bermusuhan dan munafik Arab Saudi, yang secara lahiriah menyerukan negosiasi, tapi pada saat yang sama mengintensifkan pemboman Yaman," kata Reza Mirabian, pakar urusan Asia Barat.

Kedua, operasi Pencegahan Keempat adalah peringatan serius Militer dan Komite Rakyat Yaman kepada Arab Saudi. Jika Arab Saudi melanjutkan serangannya ke Yaman, serta melanjutkan blokade dari segala sisi, Militer dan Komite Rakyat Yaman akan dapat menimbulkan pukulan yang lebih berat, termasuk menyerang pangkalan-pangkalan sensitif di dalam Riyadh, ibukota Arab Saudi.

Dalam hal ini, anggota Dewan Politik Ansarullah Yaman, Mohammed al-Bukhaiti mengatakan, operasi Pencegahan Keempat menunjukkan kemampuan Yaman untuk menyerang target di kedalaman wilayah Saudi.

Ketiga, operasi Pencegahan Keempat, terutama operasi terhadap Kementerian Pertahanan, Intelijen dan Pangkalan Udara Salman di Riyadh, ibukota Arab Saudi, membuktikan kekuatan intelijen Militer dan Komite Rakyat Yaman serta menunjukkan kelemahan dan kerentanan intelijen Saudi.

Analis politik Yaman Adel al-Masni yang dekat dengan pemerintahan Mansour Hadi yang mengundurkan diri dalam hal ini mengatakan, "Operasi Penyeimbang Keempat yang dilakukan oleh pasukan Sanaa terhadap sasaran-sasaran sensitif di Riyadh menunjukkan bahwa tidak ada tempat berlindung yang aman di Arab Saudi dan bahwa Yaman dapat menyerang daerah-daerah strategis yang paling penting di Arab Saudi.

Apa yang dipahami Muhammad bin Salmen dari perimbangan kekuatan yang ditunjukkan Yaman?

Keempat, operasi Pencegahan Keempat membuktikan bahwa Ansarullah Yaman telah mencapai tahap pencegahan yang telah meningkatkan biaya perang untuk Arab Saudi. Sekalipun Arab Saudi telah mengklaim bahwa rudal Yaman tidak mengenai sasaran, tetapi klaim itu hanya untuk mengecilkan dampak dari operasi Pencegahan Keempat. Operasi ini mengirim pesan ke Arab Saudi bahwa mengakhiri perang melawan Yaman akan lebih menguntungkan Riyadh ketimbang bersikeras untuk melanjutkan perang.