Tidak Mendapat Dukungan Saudi dan UEA, Al-Hariri Kunjungi Turki?
(last modified Sun, 10 Jan 2021 08:22:16 GMT )
Jan 10, 2021 15:22 Asia/Jakarta
  • Saad al-Hariri dan Recep Tayyip Erdogan
    Saad al-Hariri dan Recep Tayyip Erdogan

Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri yang bertanggung jawab untuk membentuk kabinet Lebanon, melakukan perjalanan ke Turki Jumat (08/01/2021) lalu tanpa pemberitahuan sebelumnya dan melakukan pertemuan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Salah satu alasan pentingnya kunjungan mendadak al-Hariri ke Turki adalah karena Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA), dua pendukung utama al-Hariri di kawasan itu, memiliki konflik kepentingan dengan Turki dan tidak menerima pengaruh Ankara di dunia Arab.

Dalam ketegangan intra-Arab antara Qatar dan empat negara Arab; Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir, salah satu syarat yang ditetapkan untuk dimulainya kembali hubungan dengan Doha adalah pemutusan atau penyesuaian hubungan dengan Turki, yang tidak diterima oleh pemerintah Doha.

Perseteruan Qatar dan empat negara Arab

Di sisi lain, UEA khususnya memiliki hubungan yang tegang dengan Turki dalam beberapa bulan terakhir. Masalah ini telah menambah pentingnya kunjungan Saad al-Hariri ke Turki.

Masalah ini juga penting dari sudut lain.

Sepekan sebelum melakukan kunjungan ke Turki, al-Hariri telah melakukan perjalanan ke UEA. Sementara sekalipun punya rencana mengunjungi Arab Saudi, tapi hal ini tidak terjadi. Tidak ada informasi pasti tentang pembicaraan al-Hariri dengan para pejabat UEA atau alasan kegagalannya mengunjungi Arab Saudi, tetapi tampaknya perdana menteri yang bertugas membentuk kabinet Lebanon belum menerima dukungan yang diperlukan dari Riyadh dan Abu Dhabi.

Alasan utamanya adalah bahwa pemerintah UEA dan Arab Saudi bersedia mendukung al-Hariri jika dia berhasil membentuk kabinet dengan partisipasi rendah Hizbullah. Namun ketua Gerakan al-Mustaqbal menganggap hal ini tidak mungkin terjadi dalam situasi saat ini di Lebanon, mengingat posisi Hizbullah yang menonjol. Makanya, beberapa sumber bahkan menyebutkan bahwa UEA dan Arab Saudi sedang berupaya menggantikan Saad al-Hariri dengan saudaranya Bahaa al-Hariri untuk membentuk kabinet baru.

Persoalan lainnya, kunjungan al-Hariri ke Turki terkait langsung dengan pembentukan kabinet dan masalah ekonomi Lebanon. Empat bulan setelah penunjukan Saad al-Hariri sebagai Perdana Menteri yang bertugas membentuk kabinet, tapi ia belum berhasil. Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon Sayid Hassan Nasrallah juga mengatakan dalam pidatonya Jumat (08/01/2021) malam lalu bahwa proses pembentukan kabinet itu rumit.

Saad al-Hariri tampaknya mencari dukungan internasional untuk kabinet baru Lebanon dengan melakukan perjalanan ke Turki untuk bertemu dengan Recep Tayyip Erdogan. Namun mengingat bahwa Turki tidak memiliki pengaruh politik di Lebanon, tampaknya Turki tidak dapat membantu membentuk kabinet baru negara ini.

Ledakan di pelabuhan Beirut

Namun, Turki memiliki potensi ekonomi yang besar, dan Lebanon dapat menggunakan kapasitas ekonomi Ankara untuk membangun kembali Beirut. Ledakan 4 Agustus di pelabuhan Beirut menyebabkan kerusakan sekitar $ 15 miliar. Karena banyaknya masalah ekonomi yang dihadapi Lebanon, tidak mungkin menyediakan sumber daya domestik untuk rekonstruksi Beirut, dan terpaksa menggunakan bantuan asing.

Dalam sebuah pernyataan, merujuk pada kunjungannya ke Turki kantor Saad al-Hariri mengatakan, Masalah ekonomi dan dimulainya kembali rekonstruksi di Beirut menjadi fokus utama pertemuan dan pembicaraan dengan Erdogan.