Jerman dan Pemilu yang Menentukan
Jerman akan melakukan pemilu parlemen penting pada hari ini, Minggu (26/09/2021). Karena tidak biasanya, persaingan pemilu kali ini sedemikian ketat. Jajak pendapat terbaru menunjukkan kemenangan kandidat Partai Sosial Demokrat (SPD). Namun perbedaan kecil antara kandidat dapat menentukan hasil pemilu dengan cara yang berbeda.
Pemilu legislatif hari Minggu (26/9) adalah salah satu yang paling penting di Jerman dalam beberapa dekade terakhir.
Sejatinya, setelah penyatuan kedua Jerman pada awal 1990-an, pemilu ini memiliki makna sejarah karena Angela Merkel mengundurkan diri dari posisinya setelah 16 tahun menjabat di puncak serangkaian krisis. Sementara di antara calon kanselir, hampir tidak ada satu pun dari mereka yang memiliki kekuatan dan popularitasnya.
Dalam pemilu hari Minggu, tiga partai, Persatuan Demokrat Kristen (partai Merkel), Sosial Demokrat dan Partai Hijau, telah mencalonkan kandidat mereka.
Pemimpin Kristen Demokrat Armin Laschet, perdana menteri negara bagian dengan populasi besar North Rhine-Westphalia Utara, Sosial Demokrat Olaf Schultz, wakil Merkel dan menteri keuangan saat ini, dan Annalena Baerbock dari Partai Hijau, telah bersaing selama beberapa bulan untuk memasuki gedung Kanselir Berlin.
Pada periode pemilu Jerman ini, tidak satu pun dari tiga kandidat utama memiliki kekuatan dan pengaruh Angela Merkel, sehingga tampaknya warga Jerman akan memilih program kandidat untuk seleksi.
Di antara program-program yang diumumkan oleh kandidat dari tiga partai utama Jerman, terdapat berbagai poros, antara lain perhatian terhadap perubahan iklim dan presentasi program pengurangan emisi gas rumah kaca, pengembangan pendidikan dan layanan pemerintah dan sosial di dunia maya.
Isu perpajakan juga menjadi salah satu program penting para calon. Persatuan Demokrat Kristen telah mengusulkan pengurangan beban pajak pada kelas berpenghasilan menengah dan bawah, sementara meningkatkannya untuk pendapatan atas. Sementara itu, Sosial Demokrat telah mengumumkan rencana untuk menaikkan satu persen pajak pada pemilik bisnis besar dan memerangi penipuan pajak. Partai Hijau telah mengumumkan program serupa dengan Partai Sosial Demokrat.
Pemilu legislatif hari Minggu (26/9) adalah salah satu yang paling penting di Jerman dalam beberapa dekade terakhir
Kehadiran imigran di Jerman merupakan isu penting lainnya dalam agenda para kandidat. Hal ini penting karena nasib imigran dan sejauh mana mereka diterima sangat penting bagi masa depan ekonomi Jerman.
"Jerman membutuhkan imigran yang bekerja keras dan cerdas, dan harus memilih mereka sesuai dengan kebutuhan ekonomi negara," kata Christian Lindner, pemimpin Partai Demokrat Bebas.
Ketiga partai bersaing tersebut juga memiliki pandangan yang berbeda dalam menghadapi pendatang.
Program Partai Sosial Demokrat mengusulkan untuk memfasilitasi hak tinggal di Jerman bagi para imigran yang menjadi warga masyarakat yang baik. Partai Hijau telah berjanji untuk menerima imigran tidak terampil sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dan tidak memaksa anak-anak imigran untuk memilih kewarganegaraan Jerman atau kewarganegaraan orang tua mereka.
Sekaitan dengan kebijakan luar negeri, Parai Sosial Demokrat menggambarkan pembentukan "tentara Eropa" dan penguatan peran menteri luar negeri Uni Eropa dalam pengambilan keputusan sebagai "proyek masa depan".
Partai Demokrat Kristen telah menekankan keberadaan Uni Eropa yang kuat dan peran aktif dalam NATO, dan menyerukan perdagangan global yang adil dan berbasis aturan.
Partai Hijau telah menganjurkan keterlibatan global yang lebih besar dalam kampanye pemilunya, serta menekankan bahwa Jerman harus menjadi kekuatan pendorong ketika ketegangan politik meningkat, tetapi tidak melalui tindakan individu dan nasional.
Bagaimanapun, tanggal 26 September menjadi hari yang menentukan bagi Jerman dan Uni Eropa. Pandemi Corona dan melemahnya ekonomi banyak negara Eropa, masa depan hubungan UE-AS, berlanjutnya masalah seperti imigran dan pencari suaka akan menyulitkan Kanselir Jerman di masa depan.
Mengingat situasi ini, penerus Merkel tampaknya memiliki jalan yang sulit di depan, terutama jika kanselir Jerman berikutnya tidak terpilih dengan dukungan luas pemilih.