Mar 21, 2022 16:56 Asia/Jakarta
  • Muslim Rohingya
    Muslim Rohingya

Amerika Serikat akhirnya mengakui terjadinya genosida terhadap etnis minoritas Muslim Rohingya di Myanmar.

Kantor Berita AFP mengutip seorang pejabat Amerika hari Senin (21/3/2022) melaporkan, Washington meyakini junta militer yang berkuasa di Myanmar melakukan genosida terhadap etnis minoritas Rohingya.

Setelah melontarkan tudingan akan adanya kecurangan dalam pemilu pada 8 November 2020 dan eskalasi tensi politik di negara ini, Junta Militer Myanmar mengambil alih pemerintahan melalui kudeta pada awal Februari lalu. 

Tidak hanya itu, junta militer Myanmar juga menangkap Jubir Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Myo Nyunt, Pemimpin Partai NLD Aung San Suu Kyi beserta menlu negara ini, dan melimpahkan kekuasaan kepada Jenderal Min Aung Hlaing.

Kudete terhadap pemerintahan sipil Myanmar oleh junta militer memicu gelombang unjuk rasa di seluruh negara kawasan Asia tenggara ini.

Sebelumnya, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menuduh junta militer Myanmar melakukan kejahatan perang, penyiksaan, dan pembunuhan.

PBB dalam laporan terbarunya mengenai kondisi hak asasi manusia di Myanmar menyatakan junta militer negara ini telah menunjukkan pengabaian nyata terhadap kehidupan manusia.

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet pada Selasa (15/3/2022) mengatakan,“Pasukan keamanan telah menunjukkan pengabaian yang mencolok terhadap kehidupan manusia, menggunakan serangan udara dan senjata berat di daerah berpenduduk dan dengan sengaja menargetkan warga sipil,”.

Bachelet mengatakan banyak korban ditembak di kepala, dibakar sampai mati, ditangkap secara sewenang-wenang, disiksa, atau digunakan sebagai tameng manusia. Dia pun mendesak “tindakan berarti” oleh masyarakat internasional.(MF)

 

 

 

 

Tags