Amerika Tinjauan dari Dalam, 9 April 2022
Perkembangan di Amerika pekan lalu diwarnai sejumlah isu penting di antaranya, Biden: Peristiwa Bucha, Kejahatan Perang Besar !
Selain itu, ada isu lain seperti, Pentagon Tolak Klaim Ukraina bahwa Rusia Bunuh Sipil di Bucha, AS Klaim Siap Capai Kesepakatan Kuat dengan Iran, Kebijakan Rasisme Imigrasi Amerika Serikat, dan Langka Bensin, Sopir-Sopir AS Serbu Perbatasan Meksiko
Biden: Peristiwa Bucha, Kejahatan Perang Besar !
Presiden AS Joe Biden mengutuk terjadinya peristiwa Bucha di Ukraina dan menilainya sebagai kejahatan perang besar.
Presiden AS, Joe Biden dalam pidato hari Rabu (6/4/2022) mengatakan, "Saya yakin Anda telah melihat gambar mengenai kondisi Bucha yang dipublikasikan, mayat-mayat ditinggalkan di jalan-jalan setelah penarikan pasukan Rusia, beberapa dari mereka ditembak di punggung dengan tangan diikat ke belakang,".biden
"Tindakan ini tidak lain dari kejahatan perang besar," kata Biden.
Selama beberapa hari terakhir, Barat melancarkan kampanye baru bersama Kiev menyerang Rusia dengan merilis video yang diduga diambil di kota Bucha, wilayah utara Ukraina yang menunjukkan mayat warga sipil yang terbunuh.
Kyiv menyalahkan Rusia atas tindakan itu, tapi Moskow membantahnya, dengan mengatakan pasukannya telah ditarik dari wilayah itu sebelum kejahatan ini terjadi.
Terkait hal ini, negara-negara Barat seperti Ukraina, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa berusaha mengeluarkan Rusia dari Dewan HAM PBB.
Sementara itu, Leonid Slutsky, Ketua Komite Urusan Internasional Duma Rusia Senin (4/4/2022) malam menyinggung penolakan Inggris, sebagai ketua Dewan Keamanan PBB saat ini untuk mengadakan pertemuan darurat guna membahas validitas gambar situasi kota Bucha yang dipublikasikan. Slutsky mengatakan, "Semua adegan ini diatur sebelumnya, sekaligus bukti nyata dari konspirasi yang telah direncanakan sebelumnya terhadap Rusia,".
"Rusia terus bersikeras mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan dan memeriksa komite investigasi untuk mengungkap fakta tentang insiden Bucha," tegasnya.
Slutsky membandingkan tuduhan Barat tentang gambar-gambar jenazah di kota Bucha yang dipublikasikan dengan insiden serangan kimia para teroris di Suriah, tapi negara-negara Barat menghindari penyelidikan peristiwa Bucha.
Pentagon Tolak Klaim Ukraina bahwa Rusia Bunuh Sipil di Bucha
Seorang pejabat Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Pentagon mengatakan, Washington secara independen tidak bisa menerima klaim Ukraina, terkait pembunuhan warga sipil oleh pasukan Rusia.
Dikutip Reuters, Senin (4/4/2022), seorang pejabat senior Dephan AS yang tidak bersedia diungkap identitasnya menuturkan, "Militer AS tidak pada posisinya untuk secara independen mengonfirmasi laporan-laporan Ukraina, terkait kejahatan pasukan Rusia, terhadap warga sipil di kota Bucha, tapi juga tidak punya alasan untuk membantah laporan-laporan ini."
Ia menambahkan, "Kami hanya melihat video-video yang Anda lihat. Tapi kami juga tidak punya alasan untuk membantah klaim Ukraina, terkait kejahatan yang sangat menyedihkan ini."
Pemerintah dan media Ukraina mempublikasikan video-video yang diklaim sebagai pembantaian warga sipil di kota Bucha, utara Ukraina. Kiev menuduh pasukan Rusia yang membunuh warga sipil Bucha itu.
Pemerintah Rusia membantah dengan tegas tuduhan Ukraina tersebut, dan menegaskan bahwa pasukan Rusia sudah ditarik dari kota Bucha sejak 30 Maret 2022.
Menteri Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa insiden di Bucha adalah "serangan reakayasa". Menurutnya beberapa hari setelah pasukan Rusia ditarik dari Bucha, sebuah adegan film dibuat oleh perwakilan Ukraina, dan pendukung Baratnya, lalu disebarkan di media sosial.
AS Klaim Siap Capai Kesepakatan Kuat dengan Iran
Juru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki mengklaim bahwa Amerika Serikat dan sekutunya siap untuk mencapai kesepakatan yang kuat, padahal Iran menunggu keputusan politik Washington pada beberapa masalah utama yang tersisa dalam pembicaraan Wina.
Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki pada konferensi pers di Washington Senin (4/4/2022) malam menanggapi pertanyaan tentang pembicaraan Wina dengan mengatakan bahwa kesepakatan akhir pada pembicaraan itu ditunda oleh keputusan politik AS.
Tanpa merinci komitmen Washington dalam JCPOA, Psaki menjelaskan, "Kami menyerukan Iran untuk fokus mencapai kesepakatan di Wina,".
Stetemen Juru bicara Gedung Putih mengemuka ketika Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian di akun Twitter-nya pada hari Senin menulis, "Jika ada jeda dalam pembicaraan Wina, itu karena pihak Amerika mengulur waktu,".
"Kami tidak akan pernah berada di bawah beban tuntutan berlebihan Amerika. Jika Gedung Putih berperilaku realistis, kesepakatan dapat dicapai," tegasnya.
Pembicaraan Wina putaran kedelapan yang dimulai pada 27 Desember 2021 memasuki fase baru pada 11 Maret 2022, atas saran Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell, dan para perunding kembali ke ibu kota mereka untuk konsultasi politik.
Kebijakan Rasisme Imigrasi Amerika Serikat
Di saat Amerika Serikat (AS) bersiap menyambut puluhan ribu warga Ukraina yang meninggalkan negara mereka akibat konflik Rusia-Ukraina, Washington terus mendeportasi para pengungsi Afrika dan Karibia ke tempat asal mereka, yang dilihat oleh banyak pengungsi Afrika sebagai bias rasial, menurut laporan terbaru dari The Associated Press.
Bulan lalu, Presiden AS Joe Biden mengumumkan rencana untuk menyambut 100.000 warga Ukraina yang akan meninggalkan negara mereka, memberikan Status Perlindungan Sementara kepada tambahan 30.000 orang yang telah berada di AS, serta menghentikan deportasi warga Ukraina, sebut laporan itu pada Jumat (1/4).
Sementara itu, para pengungsi Afrika sangat khawatir tentang begitu cepatnya pengungsi Haiti dipulangkan, serta sambutan dingin yang diterima pengungsi Afrika dan Timur Tengah di Eropa Barat, yang sangat berbeda jika "dibandingkan dengan bagaimana negara-negara itu menyambut para pengungsi Ukraina dengan antusias," imbuh laporan tersebut.
Hal ini juga membuat para aktivis Kamerun memperkuat seruan mereka tentang bantuan kemanusiaan saat mereka berunjuk rasa di depan kediaman Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Alejandro Mayorkas di Washington dan kantor para pimpinan anggota Kongres bulan ini, sebut laporan itu.
Disebutkan pula dalam laporan itu bahwa Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menolak menanggapi keluhan rasisme dalam kebijakan imigrasi Amerika.
Langka Bensin, Sopir-Sopir AS Serbu Perbatasan Meksiko
Pemerintah Meksiko terpaksa mencabut subsidi bensin di daerah perbatasan, karena sopir-sopir Amerika Serikat menyerbu wilayah ini untuk membeli bensin murah, menyusul kelangkaan bahan bakar di negara mereka.
Dikutip Russia Today, Minggu (3/4/2022), Kementerian Keuangan Meksiko hari Sabtu mengumumkan, harga bensin di AS lebih tinggi daripada di Meksiko, dan warga AS melewati perbatasan untuk menimbun bensin.
Menurut keterangan Kementerian Keuangan Meksiko, saat ini wilayah-wilayah perbatasan mengalami kelangkaan bensin dikarenakan tidak adanya keseimbangan antara penawaran dan permintaan.
Kebijakan subsidi bensin di Meksiko, katanya, yang sebelumnya diterapkan untuk melawan kenaikan harga bahan bakar, mulai 2-8 April 2022, tidak akan diberlakukan di wilayah perbatasan AS.
Penangguhan ini meliputi kota-kota di negara bagian Tamaulipas, Nuevo Leon, Coahuila, Chihuahua, Sonora, dan Baja California, termasuk kota Tijuana yang merupakan pintu perbatasan teramai di dunia.
Dipicu kenaikan harga minyak dunia karena perang Rusia dan Ukraina, harga bensin di AS sejak bulan lalu mengalami lonjakan dan mencatat rekor luar biasa sepanjang sejarah negara ini.
Di sisi lain, sampai saat ini para pengemudi Meksiko masih mendapatkan bensin dengan harga murah karena subsidi yang diberikan pemerintah. Meksiko sebagaimana diketahui merupakan salah satu produsen minyak besar dunia.(sl)