Cina Peringatkan Inggris untuk Tidak Mencampuri Urusan Internal Hong Kong
Cina memperingatkan Inggris agar tidak mencampuri urusan Hong Kong.
Peringatan ini dikeluarkan ketika pemerintah Inggris, dalam laporan enam bulanannya kepada parlemen negara tersebut, menuduh pemerintah Cina melanggar kebebasan sipil warga Hong Kong.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina di wilayah Hong Kong menilai laporan pemerintah Inggris tentang wilayah ini sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional.
Pemerintah lokal Hong Kong pun bereaksi terhadap laporan pemerintah Inggris tersebut dan menyatakan laporan tersebut menghina dan memiliki tujuan politik.
Ketika AS menggunakan pengaruh Taiwan untuk menekan pemerintah Cina, pemerintah Inggris juga menggunakan Hong Kong sebagai alatnya untuk menekan pemerintah Cina.
Karena Hong Kong dulunya merupakan bagian dari koloni Inggris, yang dikembalikan ke Cina pada tahun 1997 dan dikelola sebagai daerah otonom di bawah kekuasaan Beijing.
Sekalipun demikian, pemerintah Inggris berpura-pura bahwa pemerintah Cina dan pemerintah lokal Hong Kong tidak bertindak sesuai dengan kesepakatan untuk menggabungkan kembali wilayah tersebut ke Cina.
Abolfazl Zohrehvand, pakar urusan internasional terkait masalah ini mengatakan, "Setelah Brexit, pemerintah Inggris telah meningkatkan upayanya untuk memainkan peran regional dan internasional untuk London, termasuk upaya untuk lebih hadir di Asia Timur dan menantang Cina. Tentu saja dalam usahanya ini Inggris terus mengikuti kebijakan Amerika dan berpikir bahwa dengan bergerak di balik bayang-bayang Amerika, ia dapat memulihkan posisinya di masa lalu."
Inilah mengapa Wang Wenbin, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina menuduh AS, Jepang, dan sekutunya membuat alasan untuk menciptakan ketegangan di kawasan Asia Timur.
Cina memperingatkan Inggris agar tidak mencampuri urusan Hong Kong.
Menurut keyakinannya, yang juga berkali-kali ditekankan oleh pejabat Cina lainnya, Amerika dan sekutunya terus menggunakan mentalitas periode Perang Dingin.
Oleh karena itu, Cina selalu meminta Amerika Serikat dan Inggris untuk mengakhiri pemikiran seperti itu dan berhenti menciptakan musuh imajiner. Penandatanganan perjanjian militer antara Inggris dan Jepang juga menunjukkan bahwa pemerintah London telah melancarkan serangan habis-habisan terhadap Cina dan mencampuri urusan dalam negeri Hong Kong juga dilakukan ke arah yang sama
Khazaei, pakar urusan internasional, mengatakan tentang ini, "Amerika Serikat dan kemudian Inggris, berpikir bahwa Cina akan segera menantang kekuatan hegemon global Barat dan menjadi kekuatan dunia. Oleh karena itu, Amerika Serikat dan Inggris terus-menerus membuat rencana baru berusaha menantang Cina dan pada saat yang sama membatasinya di dalam perbatasannya."
Bagaimanapun, dari sudut pandang pemerintah Cina, Amerika Serikat dan Inggris, melihat masalah bilateral dan regional melalui lensa politik, dan terus menciptakan ketegangan, sementara kebijakan dasar Cina adalah pengembangan hubungan yang seimbang dan membantu memperkuat perdamaian dunia.
Upaya Amerika dan Inggris untuk memperkuat kekuatan militer Jepang sebenarnya memperkuat aliansi mereka melawan Cina, yang bisa berakibat berbahaya bagi kawasan.
Hong Kong dengan penduduk lebih dari 7.230.000 orang dianggap sebagai salah satu pasar keuangan dan perdagangan terpenting di Asia.
Oleh karena itu, Inggris dan Amerika berpendapat bahwa dengan mengganggu kekuasaan Cina atas Hong Kong, dapat mengganggu proses ekonomi Cina dan pemanfaatan kapasitas kawasan ini, padahal pemerintah Cina dapat menetralisirnya dengan kesabaran dan mengawasi penuh kebijakan AS dan Inggris.
Hal ini membuat Washington dan London semakin marah, sehingga tidak henti-hentinya memusuhi Cina.(sl)