Keanggotaan Resmi Finlandia di NATO dan Reaksi Negatif Rusia
(last modified Wed, 05 Apr 2023 04:13:55 GMT )
Apr 05, 2023 11:13 Asia/Jakarta

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengumumkan bahwa Finlandia bergabung dengan NATO pada hari Selasa (04/04/2023). Dia menekankan bahwa Finlandia akan menjadi anggota ke-31 dari aliansi militer terbesar di dunia dan berharap tetangganya Swedia dapat bergabung dengan aliansi tersebut dalam beberapa bulan mendatang.

Menjelang pertemuan para menteri luar negeri NATO di Brussel, Stoltenberg menyebut minggu ini sebagai "minggu bersejarah" dan mengumumkan bahwa Turki, negara terbaru yang menyetujui keanggotaan Finlandia, akan mengirimkan dokumen resminya kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Selasa (4/4).

Turki adalah anggota terakhir dari 30 anggota aliansi NATO yang akhirnya menyetujui permintaan Finlandia untuk bergabung dengan NATO pada Maret 2023.

Keanggotaan Finlandia di NATO

Pada Selasa (4/4) sore, bendera Finlandia berkibar "untuk pertama kalinya" di markas NATO. Stoltenberg menyebut hari Selasa sebagai hari yang baik untuk "keamanan Finlandia, keamanan Eropa Utara, dan untuk seluruh NATO".

Presiden Finlandia Sauli Niinisto, Menteri Pertahanan Antti Kaikkonen dan Menteri Luar Negeri Pekka Haavisto akan berpartisipasi dalam upacara ini.

"Ini adalah momen bersejarah bagi kami. Bagi Finlandia, tujuan terpenting dalam pertemuan ini adalah menekankan dukungan NATO untuk Ukraina. Kami berusaha untuk meningkatkan stabilitas dan keamanan di seluruh kawasan Euro-Atlantik," kata Haavisto.

Keanggotaan Finlandia di NATO telah menimbulkan reaksi negatif Rusia.

Pada hari Senin (3/4), Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko, menanggapi pernyataan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg bahwa Finlandia akan secara resmi bergabung dengan NATO pada hari Selasa, dan mengatakan bahwa Moskow akan memperkuat kemampuan militernya ke arah barat dan barat laut.

Grushko memperingatkan dalam hal ini, Jika pasukan dan perlengkapan militer anggota NATO lainnya ditempatkan di Finlandia, Moskow akan mengambil lebih banyak langkah untuk memastikan keamanan militernya.

Rusia, yang sekarang terlibat dalam perang besar-besaran di Ukraina, terutama karena desakan NATO dan pemerintah Kiev yang berorientasi Barat untuk keanggotaan Ukraina dalam organisasi militer Barat ini, sangat menentang keanggotaan Swedia dan Finlandia di NATO.

Dari sudut pandang Moskow, ini berarti perluasan blokade Rusia oleh NATO, yang sekarang, selain perbatasan barat Rusia, bermaksud untuk hadir kuat di perbatasan utara negara ini.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengumumkan bahwa Finlandia bergabung dengan NATO pada hari Selasa (04/04/2023). Dia menekankan bahwa Finlandia akan menjadi anggota ke-31 dari aliansi militer terbesar di dunia dan berharap tetangganya Swedia dapat bergabung dengan aliansi tersebut dalam beberapa bulan mendatang.

Moskow memperingatkan bahwa keanggotaan Finlandia dan Swedia ke NATO dapat menimbulkan konsekuensi politik dan militer.

Dmitry Medvedev, Wakil Dewan Keamanan Rusia telah menekankan bahwa jika Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO, Rusia akan memiliki dua musuh yang "terdaftar secara resmi", dan panjang perbatasan darat NATO dengan Rusia akan lebih dari dua kali lipat.

Menurut Medvedev, jika kedua negara ini bergabung dengan NATO, tidak mungkin lagi membicarakan situasi bebas senjata nuklir di Laut Baltik.

Finlandia di Eropa Utara selalu menimbulkan kepekaan yang besar terhadap Moskow terkait lingkungannya dengan Rusia dan lokasi geografisnya yang khusus.

Selama Perang Dingin, Finlandia mengadopsi posisi netral karena perbatasan dan lokasi geografisnya dengan Uni Soviet dan pengaruhnya terhadap kekuatan militer dan pengaruh politiknya.

Namun, setelah dimulainya perang di Ukraina pada akhir Februari 2022, kepala-kepala negara anggota NATO dan Amerika Serikat mengklaim bahwa aturan permainan di Eropa telah berubah secara mendasar dan konsep lama tentang netralitas tidak lagi sesuai sebagai kerangka kerja untuk aktivitas politik Finlandia dan Swedia. Mereka ingin kedua negara ini bergabung dengan NATO.

Permintaan ini mendapat tanggapan positif dari Finlandia dan Swedia, dan proses keanggotaan kedua negara ini dimulai sejak saat itu.

Sebelumnya, diperkirakan bahwa jalur kerja sama yang erat antara Finlandia dan Swedia dengan NATO pada akhirnya akan mengarah pada keanggotaan kedua negara tersebut dalam pakta ini.

Tentu saja, meski Finlandia bergabung dengan NATO, keanggotaan Swedia dalam organisasi militer ini masih terhenti karena terus ditentang oleh Turki.

Turki dan masalah keanggotaan Swedia di NATO

Namun, tekad kedua negara Eropa Utara ini untuk bergabung dengan NATO telah meningkatkan kekhawatiran Rusia dan reaksi balik Moskow terhadap kedua negara tersebut.

Sekarang, dengan realisasi keanggotaan Finlandia di NATO, ini tidak berarti peningkatan keamanan nasional, tetapi justru akan menyebabkan peningkatan ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap negara Eropa Utara ini dan keamanan kawasan Baltik.(sl)