Sekjen PBB Pesimis Perang Ukraina akan Berakhir
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan bahwa tidak ada harapan bagi solusi damai untuk mengakhiri konflik di Ukraina dalam waktu dekat, karena Moskow dan Kyiv berupaya mencapai tujuan mereka melalui kekerasan.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres dalam konferensi pers sebelum dimulainya pertemuan G20 di New Delhi hari Jumat (8/9/2023) menyatakan bahwa kedua belah pihak (Rusia dan Ukraina) masih bertekad untuk melanjutkan konflik.
"Tidak mungkin ada solusi damai yang diharapkan untuk mengakhiri perang dalam waktu dekat," ujar Guterres.
Pernyataan Sekjen PBB muncul ketika situs berita Russia Today melaporkan bahwa Ukraina telah menggunakan 66.000 tentara dan 7.600 peralatan militer berat dalam beberapa bulan terakhir dalam upaya untuk menembus garis pertahanan Rusia.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan setidaknya 21 operasi ofensif militer Ukraina terhadap posisi pasukan Rusia di poros selatan Donetsk, Kobyansk, Zaporizhzhia, Krasniliman dan Kherson berhasil digagalkan dalam satu hari.
Kementerian lebih lanjut menjelaskan bahwa selama konfrontasi pasukan Rusia dengan serangan tentara Ukraina menyebabkan lebih dari 630 tentara Ukraina tewas dan sejumlah besar peralatan perang mereka hancur.
Pernyataan itu menyebutkan bahwa depot amunisi lapangan milik Angkatan Bersenjata Ukraina di wilayah kota Novodonetskoe di Republik Rakyat Donetsk juga dihancurkan oleh serangan udara Rusia.
Perang di Ukraina terus berlanjut dengan segala konsekuensi politik, militer, ekonomi, sosial, bahkan budaya yang meluas.
Negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat mengintensifkan tekanan sanksi terhadap Federasi Rusia dan memasok segala jenis senjata ringan dan berat ke Kyiv yang memicu konflik terus berkobar di Ukraina.(PH)