May 10, 2024 21:15 Asia/Jakarta
  • Profesor Haim Bresheeth-zhabner dan media Inggris
    Profesor Haim Bresheeth-zhabner dan media Inggris

Menurut Zhabner, media-media Inggris seluruhnya berada di bawah Lobi Israel. Mereka menghasut kebencian terhadap Palestina dengan menyampaikan klaim Israel yang tidak terbukti dan semuanya bohong.

Bagian Kedua Wawancara

 

Profesor Haim Bresheeth-zhabner, salah satu dosen universitas Israel dan dari keluarga terkenal dari sisa-sisa Holocaust. Ia seorang penulis, peneliti studi film dan pembuat film serta mantan tentara tentara Israel.

 

Selama beberapa dekade terakhir Bresheeth-zhabner dikenal sebagai kritikus vokal atas perlakuan Israel terhadap Palestina. Menurutnya, media-media Inggris  sangat Islamofobia, imperialistik, dan buta.

 

Ini adalah jawabannya atas pertanyaan Salwa Amor dari Majalah The New Arab terkait persiapan media-media Inggris dan Israel untuk genosida rakyat Palestina.

 

Seberapa besar peran media-media Israel dalam mengobarkan api kebencian?

 

Media-media Israel menyebut warga Gaza sebagai makhluk tak manusiawi. Mereka tidak menampilkan penderitaan warga Palestina, dan mereka tidak menganggapnya sebagai manusia. Mereka secara terang-terangan mengabaikan kejahatan yang dilakukan di Jalur Gaza. Apa yang mereka tampilkan adalah gambaran kepahlawanan para serdadu Zionis. Militer Israel sejatinya digambarkan sebagai korban perang. Berbagai media dengan bangga menampilkan pemboman gedung-gedung dan tentara. Mereka tidak menampilkan apa yang dilakukan para tentara ini terhadap warga Palestina.

 

Bagaimana Anda memahami posisi media Inggris mengenai desakan mereka untuk mengutuk Hamas di satu sisi, dan pada saat yang sama tidak mengutuk genosida Israel?

 

Saya pikir media-media Inggris sangat Islamfobia, imperialistik dan buta. Media-media Inggris seluruhnya barada dalam pengaruh Lobi Israel. Mereka menghasut kebencian terhadap Palestina dengan menyampaikan klaim Israel yang tidak terbukti dan semuanya bohong. Kebohongan-kebohongan seperti, "Bayi-bayi dipenggal, pemerkosaan beramai-ramai, dan orang-orang dibakar hidup-hidup..." daftarnya terus berlanjut. Ketika kebohongan mereka terungkap, media Inggris mengabaikannya atau menghapusnya sama sekali. Hamas tidak pernah diizinkan untuk menanggapinya kebohongan Israel, dan tanpa satu pun jurnalis asing di Gaza, media Inggris adalah saluran kebohongan Israel dari Yerusalem dan Tel Aviv. Media-media Inggris mempropagandakan genosida sebagai hak Israel untuk membela diri. Pemerintah Inggris memainkan kartu Zionis seperti pada tahun 1917. Kerajaan Inggris melakukan kejahatan lain. Pemerintah Inggris meyakini penjualan senjata lebih banyak kepada Israel meski ada fakta bahwa menjual senjata kepada rezim yang melakukan kejahatan perang adalah ilegal.

 

Bagaimana tanggapan Anda mengenai  klaim Israel bahwa aksi-aksinya sebenarnya untuk membela diri?

 

Harus kita sadari bahwa perang tidak dimulai pada 7 Oktober. Ini telah dimulai sejak 125 tahun lalu. Tujuannya selalu untuk menduduki Palestina. Theodor Herzl, pendiri Zionisme, memperkenalkan gagasan genosida pada tahun 1890-an sebagai bagian dari rencananya untuk mengurangi populasi Palestina. Pada tahun 1948, pendekatan yang dilakukan adalah membunuh penduduk satu desa Palestina dan melarikan diri karena ketakutan ke desa lain. Apa yang terjadi di Gaza saat ini merupakan perpanjangan dari rencana Herzl untuk mengosongkan Palestina dari warga Palestina. Namun, kami, masyarakat, kini mengawasi, dan meskipun kami mungkin tidak dianggap penting, kami memainkan peran penting dengan mengumpulkan bukti untuk persidangan di masa depan dan menjadi saksi atas kejahatan perang mereka. Sesuatu seperti yang terjadi pada Nazi. (MF)

 

 

Tags