Mencermati Peningkatan Krisis Internal yang Dihadapi Pemerintah Jerman
https://parstoday.ir/id/news/world-i177278-mencermati_peningkatan_krisis_internal_yang_dihadapi_pemerintah_jerman
Pars Today - Jerman, pusat industri Eropa, saat ini sedang bergulat dengan tantangan besar dalam infrastrukturnya, dan krisis ini telah memengaruhi berbagai struktur penting negara ini.
(last modified 2025-09-23T04:06:53+00:00 )
Sep 23, 2025 10:58 Asia/Jakarta
  • Krisis internal Jerman
    Krisis internal Jerman

Pars Today - Jerman, pusat industri Eropa, saat ini sedang bergulat dengan tantangan besar dalam infrastrukturnya, dan krisis ini telah memengaruhi berbagai struktur penting negara ini.

Menurut laporan Pars Today, peningkatan harga bahan pangan dan energi telah menciptakan ketakutan bagi warga Jerman karena memengaruhi berbagai sendi kehidupan mereka. Toko roti paling terimbas akibat masalah ini yang membuat banyak usaha kecil dan menengah yang tutup.

Ketakutan terbesar warga Jerman

Menurut laporan Deutsche Welle, untuk ke-15 kalinya dalam sejarah jajak pendapat yang dilakukan, ternyata  kekhawatiran akan kenaikan biaya hidup menduduki peringkat teratas, dan inflasi tetap menjadi ketakutan terbesar bagi warga Jerman.

Warga Jerman khawatir tidak akan lagi memiliki cukup uang untuk memenuhi kebutuhan di akhir bulan akibat kenaikan harga pangan, bahan bakar, dan listrik. Secara keseluruhan, masalah keuangan telah membuat banyak warga Jerman kehilangan waktu tidur nyenyak.

Dari empat ketakutan terbesar warga Jerman, lainnya berkaitan dengan uang. Yaitu ketakutan akan pajak yang lebih tinggi, berkurangnya jaminan sosial, dan mahalnya harga perumahan. Terutama mengingat belum ada tanda-tanda penurunan biaya hidup, terutama sewa dan biaya tambahan seperti pemanas dan listrik, ketika harga energi juga bertambah.

Toko roti Jerman di ambang kehancuran

Sementara warga Jerman khawatir tentang biaya tinggi seperti perumahan, fondasi kebutuhan paling dasar mereka, roti, juga sedang runtuh. Menurut Asosiasi Pusat Roti Jerman, lebih dari 300 usaha kecil dan menengah di industri roti sudah tutup pada tahun 2024.

Media Jerman BILD, yang mengumumkan berita ini, menganggap kenaikan harga bahan baku (tepung, gula, dan mentega) serta penurunan permintaan sebagai alasan krisis dalam industri roti di Jerman. Media ini melaporkan bahwa, menurut para ahli, pukulan terakhir bagi toko roti adalah kenaikan biaya energi dan ekonomi yang lemah.

Industri roti adalah industri yang padat energi. Setelah Corona dan kemudian berbagai peristiwa internasional, Jerman menghadapi masalah energi. Perusahaan rantai Leifert adalah contoh dari ratusan usaha menengah di Jerman yang, setelah 75 tahun beroperasi dan 40 cabang, berada di ambang kebangkrutan dan berjuang untuk bertahan hidup.

Kekerasan di sekolah-sekolah Jerman meningkat

Kementerian Dalam Negeri Jerman mengumumkan bahwa hampir 2.800 siswa di negara itu menjadi korban kejahatan tahun lalu, menurut situs berita Bild. Ini berarti setiap hari 15 siswa laki-laki dan perempuan dipukuli, diancam, dihina, atau dilecehkan secara seksual di lingkungan sekolah.

Namun, yang lebih mengkhawatirkan bagi pejabat pendidikan Jerman adalah meningkatnya kekerasan terhadap guru. Tahun lalu, kekerasan terhadap guru, termasuk dilukai, dihina, atau diintimidasi, meningkat sebesar 158 persen.

Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Asosiasi Pendidikan Jerman, guru telah diserang di dua pertiga sekolah. Menurut laporan ini, 60 persen responden mengatakan bahwa kekerasan fisik dan psikologis di sekolah mereka telah meningkat selama lima tahun terakhir.

Terlepas dari situasi yang kacau ini, salah satu poin menarik dalam survei tersebut adalah bahwa guru tidak diizinkan untuk secara terbuka menyatakan bahwa mereka telah menjadi korban kekerasan. Sementara sebanyak 47% kepala sekolah menyatakan bahwa kekerasan di sekolah merupakan topik yang tabu dalam diskusi publik.

Krisis pertolongan pertama di Jerman

Selain menghadapi krisis di atas, sistem layanan kesehatan Jerman juga memiliki rekam jejak yang buruk dalam hal pendidikan publik dan literasi kesehatan. Jerman adalah negara dengan populasi yang menua dan para lansianya semakin berjuang melawan masalah kesehatan, termasuk serangan jantung.

Menurut laporan Al Jazeera, sesuai dengan studi yang dilakukan German Automobile Club di Munich, hanya 11 persen orang yang mengalami henti jantung di luar rumah sakit yang bertahan hidup. Studi ini menemukan banyak orang Jerman kurang percaya diri untuk melakukan CPR jika seseorang tiba-tiba pingsan. Salah satu alasannya adalah sekitar 75 persen penduduk Jerman tidak memiliki pengetahuan terkini tentang keterampilan CPR.

Krisis sosial, ekonomi, dan kesehatan yang terjadi secara bersamaan di Jerman mencerminkan situasi kompleks dan mengkhawatirkan yang dihadapi negara ini. Karenanya, para pemimpin Jerman perlu memfokuskan perhatian dan sumber daya mereka pada isu-isu paling mendasar di negara ini, alih-alih menghabiskan waktu dan uang untuk mencampuri urusan negara lain atau menyalurkan uang pajak kepada rezim Zionis untuk berpartisipasi dalam genosida di Gaza.

Mengatasi masalah dalam negeri adalah satu-satunya cara Jerman dapat mengatasi krisis ini.(sl)