Berita | Araghchi: Snapback Bakal Gagal / Penurunan Popularitas Partai Tradisional di Inggris
-
Menteri Luar Negeri Iran Sayid Abbas Araghchi
Pars Today - Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran mengatakan, "Sebagaimana serangan militer gagal, Snapback juga akan gagal."
Menurut laporan Sabtu (27/09/2025) dinihari Pars Today mengutip IRNA, Menteri Luar Negeri Iran Sayid Abbas Araghchi menyampaikan pernyataan dalam sebuah konferensi pers setelah pertemuan Dewan Keamanan di New York.
Menlu Araghchi mengatakan, "Dewan Keamanan telah memberikan suara beberapa saat yang lalu atas rancangan resolusi yang diajukan oleh Cina dan Rusia untuk memberikan kesempatan kedua bagi diplomasi. Namun Dewan Keamanan menolak rancangan resolusi ini di bawah tekanan dari Amerika Serikat. Ini adalah kedua kalinya dalam seminggu diplomasi terhambat."
Araghchi menyinggung serangan rezim Zionis ke fasilitas nuklir damai Iran dalam situasi ketika Iran dan Amerika sedang menjajaki perundingan putaran keenam dan mengatakan, "Agresi ini tidak pernah dikutuk oleh ketiga negara Eropa. Sebaliknya, bukan mencari jalur diplomasi, ketiga negara Eropa justru ingin mengembalikan sanksi terhadap Iran.
"Sementara itu, Iran menandatangani nota kesepahaman dengan IAEA di Kairo pada 9 September. Langkah ini disambut baik oleh IAEA dan komunitas internasional. Namun di New York, semua proposal konstruktif Iran diabaikan," imbuh Menlu Iran.
Menlu Araghchi mengatakan, Rusia dan Cina bertindak secara bertanggung jawab. Mereka mengusulkan perpanjangan Resolusi 2231 selama enam bulan untuk menjaga diplomasi. Tiga negara Eropa dan Amerika Serikat memblokirnya. Kata-kata mereka tidak sesuai dengan tindakan. Tujuan mereka adalah konfrontasi, bukan dialog.
Sayid Abbas Araghchi menegaskan, "Sikap Iran terhadap Snapback jelas. Tindakan ini ilegal, tidak sah, dan tidak berdasar."
"Agresi militer telah gagal. Snapback juga bakal gagal. Satu-satunya solusi adalah dialog. JCPOA telah membuktikannya. Iran tidak akan pernah tunduk pada tekanan. Kami hanya akan merespons dengan hormat. Pilihannya jelas: eskalasi ketegangan atau diplomasi," pungkas Araghchi.
PBB Memperingatkan Peningkatan Operasi Israel di Gaza
Pars Today - Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB menyatakan keprihatinannya dalam sebuah pernyataan mengenai eskalasi operasi Israel di kota Gaza selama dua hari terakhir.
Menurut laporan Pars Today mengutip IRNA, hari Sabtu (27/09/2025) pagti Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Al Jazeera pada Sabtu pagi, Stephane Dujarric melaporkan bahwa meskipun penduduk terus mengungsi ke selatan, puluhan ribu orang di kota itu masih membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Mengacu pada serangan udara dan pemboman helikopter Israel yang terus-menerus di kota Gaza, yang dikatakan terjadi setiap delapan hingga sembilan menit, pejabat PBB ini menambahkan bahwa kendaraan PBB juga telah diserang di Jalur Gaza, yang mempersulit pengiriman bantuan kepada warga sipil.
Dujarric menekankan bahwa serangan semacam itu tidak dapat diterima dengan cara apa pun dan harus segera dihentikan.
Jubir Sekjen PBB juga menyatakan penyesalannya atas penembakan terhadap orang-orang yang berusaha menerima bantuan kemanusiaan, dan menyerukan kepatuhan terhadap hukum internasional serta perlindungan warga sipil dan infrastruktur kemanusiaan.
Rezim Zionis melancarkan perang terhadap Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023 dengan dua tujuan yang dideklarasikan: menghancurkan gerakan Hamas dan memulangkan para tawanan Zionis dari wilayah itu.
Namun, tujuan tersebut gagal tercapai dan terpaksa mencapai kesepakatan dengan gerakan Hamas untuk pertukaran tawanan.
Penurunan Popularitas Partai Tradisional di Inggris
Pars Today - Hasil jajak pendapat YouGov menunjukkan bahwa Partai Reformasi Inggris sayap kanan, yang dipimpin oleh Nigel Farage, berada di ambang menjadi kekuatan politik terbesar di parlemen dengan lompatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, menghadirkan transformasi signifikan di panggung politik negara ini.
Menurut laporan Pars Today mengutip IRNA, hasil jajak pendapat YouGov, yang didasarkan pada sampel lebih dari 13.000 orang, jika pemilihan umum diadakan besok, Partai Reformasi Inggris akan memenangkan 311 dari 650 kursi di Dewan Rakyat.
Angka ini hanya kurang 15 kursi dari mayoritas absolut, tetapi dalam praktiknya memungkinkan Farage untuk diperkenalkan sebagai pemimpin partai terbesar di parlemen dan perdana menteri.
Lonjakan 306 kursi dibandingkan dengan situasi Partai Reformasi Inggris saat ini digambarkan sebagai sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Inggris modern.
Hasil polling YouGov sebenarnya tidak memberikan gambaran pasti tentang pemilu mendatang, tapi lebih merupakan peringatan serius tentang besarnya ketidakpercayaan publik terhadap partai-partai tradisional dan perubahan mendasar dalam opini publik Inggris. Sebuah perubahan yang, jika terus berlanjut, dapat sepenuhnya mengubah wajah politik negara ini di tahun-tahun mendatang.(sl)