AS Kerahkan Pasukan Besar-Besaran di Sekitar Venezuela, Ada Apa?
https://parstoday.ir/id/news/world-i177764-as_kerahkan_pasukan_besar_besaran_di_sekitar_venezuela_ada_apa
Dengan meluasnya pengerahan pasukan dan peralatan militer Amerika di sekitar perairan Venezuela, ketegangan di kawasan tersebut meningkat tajam.
(last modified 2025-10-07T09:39:18+00:00 )
Okt 04, 2025 16:05 Asia/Jakarta
  • AS Kerahkan Pasukan Besar-Besaran di Sekitar Venezuela, Ada Apa?

Dengan meluasnya pengerahan pasukan dan peralatan militer Amerika di sekitar perairan Venezuela, ketegangan di kawasan tersebut meningkat tajam.

Washington telah mengerahkan angkatan lautnya di dekat pantai Venezuela, mengklaim memerangi perdagangan narkoba, tetapi skala pengerahan pasukan AS dianggap jauh melampaui tingkat yang diperlukan untuk operasi terbatas tersebut.

Menurut Pars Today, pengerahan pasukan saat ini cukup besar untuk merebut dan menguasai pelabuhan dan bandara utama Venezuela, sebuah langkah yang memungkinkan AS membangun kehadiran militer permanen di wilayah Venezuela.

Media seperti NBC News juga mengklaim bahwa pemerintahan Trump telah memerintahkan serangan di perairan Venezuela, tetapi kehadiran militer AS yang besar (termasuk beberapa kapal perang, 10 jet tempur F-35, satuan tugas Korps Marinir yang berkekuatan 2.200 personel dan jet tempur, satu kapal selam Angkatan Laut, dan pasukan khusus) tampaknya melampaui skenario terbatas tersebut.

Perdana Menteri Hongaria Khawatir Kemungkinan Perang Meningkat

Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban mengatakan bahwa Budapest dan beberapa negara lain yakin Uni Eropa sedang menuju perang.

Zoltan Kavach, Sekretaris Komunikasi dan Hubungan Internasional di Kantor Perdana Menteri Hongaria, menulis di jejaring sosial X, mengutip Orban mengatakan,"Lebih banyak negara seperti Hongaria merasa bahwa Uni Eropa sedang diseret menuju perang dan cepat atau lambat peti mati para pemuda yang tewas akan pulang."

Ia menekankan bahwa ancaman perang semakin meningkat, dan menambahkan,"Kami tidak ingin bernasib seperti Ukraina.Jika Ukraina bergabung dengan Uni Eropa, kami akan terlibat dalam perang dengan Rusia. Kami tidak ingin mati demi Ukraina."

Presiden Rusia dan AS Vladimir Putin serta Donald Trump bertemu di Alaska pada 15 Agustus dengan tujuan menemukan solusi atas perang di Ukraina, tetapi sejauh ini belum ada kemajuan. Moskow telah menjadikan penyerahan Ukraina timur sebagai syarat perjanjian damai dengan Kiev.

Trump menyatakan ketidakpuasannya terhadap situasi ini dan mengumumkan,"Saya siap menjatuhkan sanksi berat kepada Rusia, dengan syarat semua negara NATO setuju dan mulai menerapkannya dalam praktik. Semua negara NATO harus berhenti membeli minyak dari Rusia."

The Wall Street Journal melaporkan bahwa Amerika Serikat memberikan informasi intelijen kepada Ukraina untuk serangan jarak jauh terhadap infrastruktur energi Rusia.

Wakil Presiden AS J.D. Vance juga mengonfirmasi minggu ini bahwa Washington sedang mempertimbangkan permintaan Ukraina untuk menyediakan rudal jarak jauh Tomahawk kepada Kiev.

Kepala Komando Luar Angkasa Inggris menentang Rusia

Di tengah meningkatnya ketegangan antara Moskow dan beberapa negara Eropa, kepala Komando Luar Angkasa Inggris mengklaim bahwa Rusia sedang mencoba mengganggu sinyal satelit militer kami.

"Rusia terus-menerus mengganggu satelit kami," kata Jenderal Paul Tedman.

"Mereka memiliki peralatan dan sistem yang dapat melacak satelit kami dan mencoba mengumpulkan informasi darinya," tambahnya.

Inggris saat ini memiliki enam satelit militer khusus di orbit untuk komunikasi dan pengawasan.

Jenderal Tedman mengatakan satelit-satelit ini dilengkapi dengan teknologi anti-gangguan. Ia juga mengatakan bahwa pasukan Rusia mengganggu satelit-satelit ini setiap minggu dan bahwa aktivitas ini telah meningkat sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada Februari 2022.

Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengungkapkan pada bulan September bahwa Rusia telah melacak dua satelit Intelsat yang digunakan oleh militer Jerman.

"Rusia dapat mengganggu, memanipulasi, atau bahkan menghancurkan satelit secara fisik," katanya.

Pemerintah Jerman telah berjanji untuk menghabiskan 35 miliar euro pada tahun 2030 untuk memperkuat kemampuan pertahanan luar angkasanya, sebuah langkah yang diambil sebagai respons terhadap ancaman dari Rusia dan sekutunya, Cina.(PH)