Mengapa Isu Anti-Semit Tidak Lagi Efektif Serang Mamdani?
Barack Obama, mantan Presiden Amerika Serikat, dikabarkan menawarkan bimbingan dan konsultasi politik kepada Zohran Mamdani, kandidat wali kota New York dari Partai Demokrat.
Para analis politik menilai bahwa kemenangan Mamdani dalam pemilu wali kota New York pada 4 November mendatang dapat mengguncang politik domestik Amerika Serikat serta hubungan Washington–Tel Aviv, mengingat lobi pro-Israel (AIPAC) yang selama ini memiliki pengaruh kuat melalui pendanaan politik besar, kini berhadapan dengan seorang calon wali kota yang kritis terhadap Israel.
Menurut para pengamat, kemenangan Mamdani, yang dikenal sebagai tokoh sosial-demokrat progresif, dapat menjadi titik balik bersejarah dalam politik AS, bahkan berpotensi mempengaruhi arah pemilihan presiden tahun 2028 dengan mendorong munculnya calon-calon lain yang mengusung nilai dan prinsip serupa.
Menurut laporan Pars Today, Barack Obama dalam percakapan telepon dengan Zahran Mamdani memuji semangat dan strategi kampanyenya, serta menyatakan kesediaannya untuk menjadi penasihat politik bagi Mamdani. Sementara itu, mantan presiden Donald Trump pada Senin lalu dalam sebuah wawancara televisi menyerang Mamdani, menyebutnya sebagai 'komunis' dan menuduhnya membawa ideologi yang 'mengancam nilai-nilai Amerika.'
Tuduhan Anti-Semit terhadap Mamdani
Mantan Wali Kota New York Eric Adams dan mantan Gubernur Andrew Cuomo juga menuduh Mamdani sebagai 'tokoh berbahaya.' Cuomo menuding bahwa kritik tajam Mamdani terhadap Israel merupakan bentuk 'antisemitisme terselubung' yang, menurutnya, dapat memicu ketegangan sosial di kalangan Yahudi-Amerika.
Serangan terhadap Nama dan Agama Mamdani
Dalam Konferensi Nasional Konservatif di Washington, sejumlah pembicara menyerang identitas pribadi Mamdani. Mantan penasihat Trump, Steve Bannon, menyebutnya sebagai 'Marxis dan jihadis,' mengaitkan nama dan keyakinannya dengan narasi Islamofobik yang telah lama digunakan oleh sayap kanan Amerika.
Namun, sekutu politik Mamdani, Shahana Hanif, dalam wawancara dengan saluran ABC News, menegaskan bahwa Islamofobia tidak lagi efektif sebagai alat politik. Menurutnya, 'Menakut-nakuti publik dengan agama seseorang bukan lagi strategi yang berhasil di Amerika hari ini.'
Mamdani, Wajah Baru Politik Kelas Pekerja
Senator Bernie Sanders dari negara bagian Vermont, salah satu tokoh kiri terkemuka dan pengkritik keras Trump, juga menyatakan dukungan kuat kepada Mamdani. Sanders menegaskan bahwa, 'Wali Kota Mamdani tidak akan menjadi perwakilan kelas miliarder, tetapi juru bicara bagi keluarga pekerja.'
Ia menambahkan, 'Pada tahun 2025, ketika segelintir elit memiliki kekuasaan ekonomi dan politik yang belum pernah sebesar ini, pertanyaannya adalah — bisakah rakyat biasa, para pekerja, bersatu dan mengalahkan oligarki ini? Jawabannya: ya, kita bisa.'(PH)