Reaksi Pengguna X
Gencatan Senjata di Lebanon Hanya Pertunjukan Media untuk Israel
Ketiika media Barat ramai memberitakan “gencatan senjata” di Lebanon, serangan udara Israel ke wilayah pemukiman di selatan Lebanon pada Jumat dini hari kembali menunjukkan bahwa rezim ini tidak pernah mematuhi kesepakatan apa pun.
Tehran, Parstoday- Wilayah Al-Taybeh dan Tair Debba menjadi sasaran serangan berat drone dan jet tempur Israel, bahkan ketika media Barat selama beberapa bulan terakhir terus berbicara tentang adanya gencatan senjata.
Para aktivis di platform X (Twitter) membagikan foto dan video pengeboman tersebut, dan menegaskan bahwa kepercayaan pemerintah Lebanon terhadap gencatan senjata yang dipromosikan oleh AS dan Israel hanya membawa kerugian bagi rakyat Lebanon.
Banyak pengguna mengutuk pelanggaran gencatan senjata oleh Israel dan menegaskan bahwa Lebanon memiliki hak untuk melakukan pembalasan.Mereka juga menyindir pemerintah Lebanon yang dianggap terlalu diam dan pasif terhadap agresi Zionis, dan menuntut agar Beirut membela hak rakyatnya sendiri.
Berikut beberapa komentar pengguna X:
“Rezim kriminal Israel bahkan tidak mematuhi gencatan senjata satu hari pun — semua ini hanyalah pertunjukan media.”
“Mereka terus menyerang sambil memperingatkan bahwa jika Hizbullah membalas, situasi akan memburuk.”
“Lalu, di mana tentara Lebanon?”
“Yang mendukung Israel itu pemerintah Barat, bukan warganya. Kami tidak ingin uang pajak kami digunakan untuk membom Gaza atau Lebanon.”
“Lebanon berhak membela diri.”
“(Sindiran) Saya tidak mengerti kenapa Presiden AS @POTUS belum diberi Hadiah Nobel Perdamaian atas keberhasilan besar ‘gencatan senjata’ ini.
“Israel sedang berusaha memancing Hizbullah agar bereaksi supaya dunia lupa pada tragedi Gaza.”
“Sudah jelas bahwa Zionis tidak akan pernah mematuhi gencatan senjata, dan para pengkhianat di dalam Lebanon yang hidup dari uang Daesh dan pendukung Zionis tidak akan melakukan apa pun untuk melindungi rakyat Lebanon.”
Dengan meningkatnya serangan dan pelanggaran gencatan senjata ini, banyak pengamat meyakini bahwa “perdamaian” yang digembar-gemborkan Barat hanyalah alat propaganda, sementara rakyat Lebanon terus menjadi korban pelanggaran sistematis rezim Zionis.(PH)