Penolakan Eropa terhadap Proteksionisme Trump
-
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden AS Donald Trump.
Kanselir Jerman Angela Merkel dalam pidatonya di Forum Ekonomi Davos, menyatakan bahwa Eropa harus mengandalkan dirinya sendiri dan keluar dari bayang-bayang Amerika Serikat.
Dia menekankan perlunya kerjasama multilateral dan tidak setuju dengan kebijakan proteksionisme, yang dijalankan oleh Presiden Donald Trump.
"Proteksionisme bukanlah jawaban yang tepat. Jika kita berpendapat bahwa segala sesuatunya tidak adil, kita harus mencari solusi multilateral, dan tidak mengejar jalur proteksionis sepihak di mana kita mengisolasi diri kita sendiri," tegasnya.
Presiden Kamar Dagang dan Industri Eropa (Eurochambres), Christoph Leitl mengkritik unilateralisme AS mengenai masalah sanksi, dan mengatakan Eropa harus keluar dari dominasi Amerika.
Sentilan dua pemimpin politik dan ekonomi Eropa ini terhadap unilateralisme dan proteksionisme Amerika, mencerminkan perselisihan yang melebar antara trans-Atlantik.
Pandangan Merkel benar-benar bertentangan dengan pendekatan Trump, karena Presiden AS ini percaya bahwa kebijakan unilateralisme dan proteksionisme akan meningkatkan kekuatan Washington dan mengalahkan para rivalnya.
Padahal, Eropa dan AS sebelumnya muncul sebagai satu kesatuan dalam banyak isu global, namun slogan "America First" dan pendekatan unilateralisme Trump, dalam banyak kasus bertentangan dengan kepentingan negara-negara Eropa. Saat ini, kita menyaksikan kritik tajam para pejabat senior Eropa terhadap kebijakan dan pendekatan Amerika.

Saat ini, Uni Eropa dan AS menghadapi banyak tantangan dan perselisihan. Sikap Trump yang tidak selaras dengan Eropa terkait isu-isu kunci – baik dalam hubungan bilateral maupun urusan global – tidak hanya mengundang kritik dari para pejabat Eropa dan pemimpin Jerman dan Perancis, tapi sekarang kita menyaksikan adanya perubahan mendasar dalam hubungan Uni Eropa-A dari kerjasama strategis kepada kemitraan.
Perselisihan terkait kesepakatan iklim Paris menunjukkan bahwa arah masa depan Eropa dan AS sudah tidak sejalan dalam beberapa isu kunci, dan negara-negara Uni Eropa perlu memperkuat integrasi mereka dan melawan kebijakan Trump di berbagai bidang, terutama di sektor perdagangan, keamanan, dan perubahan iklim.
Tren ini harus diperkuat dengan melihat perkembangan baru, yaitu usaha Trump untuk melemahkan kesepakatan nuklir Iran dan menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia, yang berdampak pada hubungan perdagangan Eropa dengan Moskow.
Menurut Christoph Leitl, Eropa dengan mudah akan terjebak dalam sanksi-sanksi yang dijatuhkan Amerika terhadap negara lain, seperti sanksi AS terhadap Iran dan Rusia.
Kasus-kasus ini menunjukkan bahwa kekhawatiran para pejabat Eropa mengenai kebijakan pemerintahan Trump, bukan tidak beralasan, dan dunia mungkin akan menyaksikan perpecahan yang lebih besar antara Eropa dan AS di era Trump. (RM)