Mar 24, 2018 16:00 Asia/Jakarta
  • Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Perancis, Emmanuel Macron.
    Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Perancis, Emmanuel Macron.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan membahas operasi militer Turki di kota Afrin, Suriah selama pembicaraan telepon dengan Presiden Perancis, Emmanuel Macron pada Jumat malam (23/3/2018).

Seperti dikutip IRNA, Erdogan dalam pembicaraan itu menyatakan tidak senang dengan pernyataan para pejabat Eropa tentang operasi militer Turki di Suriah Utara.

"Erdogan terganggu dengan klaim tentang kampanye militer Turki di Afrin, yang katanya tidak berdasar," kata seorang pejabat Turki.

Militer Turki dengan dukungan pasukan yang disebut Tentara Pembebasan Suriah (FSA) meluncurkan operasi di Afrin sejak 20 Januari 2018 untuk menumpas milisi Kurdi. Pasukan Turki dan FSA telah menduduki Afrin sejak 18 Maret lalu.

Pemerintah Damaskus mengangggap operasi itu sebagai aksi pendudukan wilayah Suriah dan melanggar kedaulatan mereka.

Beberapa pejabat Eropa dan Parlemen Uni Eropa juga mengecam kehadiran militer Turki di wilayah Suriah, dan mendesak diakhirinya operasi militer di Afrin.

Kebanyakan warga Afrin telah meninggalkan rumah-rumah mereka setelah pasukan Turki dan FSA menyerang daerah tersebut. Pasukan FSA menjarah kota Afrin setelah mendudukinya. (RM/PH)

Tags