AS dan Kanada Ancam Mengenakan Tarif pada Minyak Saudi dan Rusia
Amerika Serikat dan Kanada telah mengancam akan mengenakan tarif menyusul penundaan sidang darurat OPEC+ tentang kesepakatan antara Rusia dan Arab Saudi untuk mengurangi produksi minyak.
Menurut laporan surat kabar Financial Times, para pejabat AS dan Kanada, termasuk Jason Kenney, Perdana Menteri Negara Bagian Alberta, penghasil minyak terbesar Kanada mengatakan mereka membahas pengenaan tarif impor minyak Saudi dan Rusia jika kedua anggota kelompok OPEC+ tidak mencapai kesepakatan langsung dan mengakhiri perang harga.
"Jika Riyadh dan Moskow tidak mengurangi produksi mereka dengan cepat, tarif akan menjadi salah satu alat yang tersedia," kata Presiden AS Donald Trump pada hari Sabtu ((04/04/2020), menyusul laporan ketegangan yang sedang berlangsung antara Rusia dan Arab Saudi mengenai perjanjian untuk mengakhiri perang harga minyak.
Trump telah mengakui bahwa situasi ini akan menciptakan keretakan yang dalam antara Washington dan Riyadh sebagai sekutu utama Amerika di Asia Barat.
Sumber-sumber berita melaporkan penundaan pertemuan darurat anggota OPEC dan negara-negara pengekspor minyak non-OPEC menyusul perselisihan Rusia-Saudi, yang dijadwalkan berlangsung pada hari Senin.
Setelah penundaan pertemuan OPEC+, harga minyak dunia turun lagi sekitar 9% pada hari Minggu.
Minyak mentah West Texas Intermediate turun 9,2 persen pada hari Minggu menjadi 25,72 dolar per barel dan minyak mentah Brent turun 8,7 persen menjadi 31,15 dolar per barel.
Runtuhnya perjanjian tiga tahun antara OPEC dan produsen minyak non-OPEC utama, termasuk Rusia, untuk memotong produksi pada Maret 2020 dan setelah penolakan Rusia untuk menerima rencana Saudi lebih lanjut terkait mengurangi produksi, menyebabkan Riyadh dan para mitranya meningkatkan produksi minyak yang belum pernah terjadi sebelum, sekaligus meluncurkan perang minyak melawan Moskow.