Corona dan Ancaman Resesi Permanen Ekonomi AS
https://parstoday.ir/id/news/world-i81225-corona_dan_ancaman_resesi_permanen_ekonomi_as
Wabah COVID-19 bukan saja membuat Amerika Serikat menempati urutan pertama dunia dari sisi kasus positif Corona dan angka kematian yang tinggi akibat wabah ini, tapi juga membawa dampak bagi ekonomi dan sosial negara ini.
(last modified 2025-10-23T14:30:52+00:00 )
May 12, 2020 07:59 Asia/Jakarta

Wabah COVID-19 bukan saja membuat Amerika Serikat menempati urutan pertama dunia dari sisi kasus positif Corona dan angka kematian yang tinggi akibat wabah ini, tapi juga membawa dampak bagi ekonomi dan sosial negara ini.

Masalah ini telah mendorong para petinggi Amerika menyuarakan kekhawatiran dan peringatan. Menteri Keuangan Steven Mnuchin memperingatkan dampak berlanjutnya lockdown bagi ekonomi Amerika yang termasuk ekonomi besar dunia. Mnuchin kepada wartawan seraya menjelaskan bahwa penyebaran virus Corona di Amerika masih tinggi dan ia juga mengaku menyadari akan hal ini mengatakan, “Kita harus membuka kembali bisnis dan pekerjaan, jika tidak kita akan menghadapi resesi permanen dan keras di ekonomi Amerika.”

Peringatan keras Mnuchin ini dirilis ketika otorita kesehatan Amerika berulang kali memperingatkan jika tergesa-gesa membuka kembali aktivitas ekonomi di negara ini dan protokol kesehatan tidak diindahkan, maka Amerika akan menghadapi gelombang baru dan lebih keras virus Corona.

Meski demikian petinggi pemerintah Donald Trump termasuk Mnuchin lebih khawatir akan dampak ekonomi dari kondisi saat ini. Ia beberapa kali mengatakan bahwa penutupan ekonomi lebih berbahaya bagi Amerika. Seraya mengisyaratkan peringatan otorita kesehatan, Mnuchin menandaskan, “Saya pikir ada risiko yang sangat tinggi bahwa kegiatan ekonomi tidak akan dilanjutkan. Saya sedang berbicara tentang resesi permanen di Amerika Serikat dan Saya melihat masa depan yang jauh.”

Sejatinya isu waktu dan mekanisme dimulainya kembali aktivitas ekonomi serta perdagangan menjadi kendala besar dan fokus friksi utama antara pemerintah federal dan pemerintah negara bagian khususnya negara bagian seperti New York yang menjadi lokasi utama kasus Corona dan kematian akibat wabah ini.

Para kritikus meyakini bahwa tujuan sejati Presiden Donald Trump bersikeras untuk secepatnya memulai kembali aktivitas ekonomi adalah motif pemilu presiden mengingat pemilu ini akan digelar pada November 2020. Koran Washington Post di laporannya menyoroti strategi baru pemerintah Trump untuk menipu opini publik negara ini meski ada angka tragis kasus kematian akibat Corona. Seraya melaporkan kasus kematian yang melebihi 80 ribu orang sampai saat ini akibat Corona, Washington Post menjelaskan, Trump dan penasihatnya mengubah haluan dari manajemen krisis ke arah pengaktifan kembali perekonomian negara ini.

Mereka menjustifikasi perubahan ini dengan menyatakan bahwa mereka ingin mencegah keterpurukan lebih besar ekonomi Amerika dan siap untuk melawan kembali wabah ini di musim gugur 2020. Pemerintah Trump secara meminta masyarakat untuk menerima bahwa kasus kematian harian akibat Corona di negara ini sebagai harga yang harus mereka bayar sebagai imbalan dari pembukaan kembali aktivitas ekonomi negara ini.

Sementara itu, wabah Corona bukan saja berdampak buruk bagi ekonomi Amerika, bahkan kini juga menimbulkan krisis sosial yang besar di negara ini. Hal ini terlihat dengan maraknya krisis kelaparan di Amerika. Amerika Serikat di sejarah 250 tahunnya menghadapi fenomena yang pernah terjadi pada tahun 1929 (krisis ekonomi).

Fenomena seperti kelaparan dan antrian beberapa kilometer untuk mendapat makanan gratis, eskalasi kemiskinan dan tunawisma, menumpuknya hutang masyarakat miskin dan menengah serta ketidakmampuan membayarnya yang berujung pada kehilangan rumah dan fasilitas hidup, meningkatnya protes sosial dan bahkan protes bersenjata yang berujung pada eskalasi instabilitas sosial di negara ini.

Pengamat meyakini bahwa skala kemiskinan di Amerika akibat COVID-19 berbahaya. Menurut David Super, dosen hukum Universitas Georgetown, mengingat hilangnya pekerjaan secara mendadak, perlindungan kami terhadap kelaparan juga mulai runtuh. Di antaranya penutupan sekolah karena Corona telah membuat puluhan juta anak-anak miskin tidak lagi mendapat akses sarapan dan makan siang gratis serta murah.

Sejatinya Amerika kini menghadapi kondisi yang belum pernah dihadapi dalam sejarahnya di mana dampaknya bukan saja merusak untuk saat ini bagi masyarakat, tapi juga dampak jangka panjang bagi ekonomi dan sosial negara ini akan sangat mendalam dan semakin buruk. (MF)