Ketika Keraguan akan Hasil Pemilu Presiden AS Meningkat
Dengan hanya 16 hari tersisa sebelum pelantikan presiden AS berikutnya, nasib pemilihan umum presiden November lalu ternyata masih diragukan.
Dalam perkembangan terakhir, setidaknya 11 senator Republik mengatakan mereka berniat untuk menantang hasil pemilihan di beberapa negara bagian yang disengketakan pada sidang Kongres 6 Januari. Pada saat yang sama, diumumkan bahwa Mike Pence, Wakil Presiden dan Ketua Senat, akhirnya bergabung dengan para senator untuk memprotes hasil pemilihan presiden, menyusul tekanan dan ancaman dari pendukung Donald Trump.
Ada sejumlah bukti bahwa kelompok senator ini, bersama sejumlah anggota DPR dari Partai Republik sedang berupaya membentuk komisi untuk meninjau keabsahan pemilu guna membahas hasil suara rakyat dan elektoral dalam 10 hari. Dalam hal ini, kasus pemilu presiden 2020 yang kontroversial baru akan ditutup pada hari ke-16 2021, empat hari sebelum pelantikan presiden berikutnya.
Mungkin pada akhirnya Kongres akan gagal untuk memastikan kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden, dan pengangkatan presiden Amerika Serikat berikutnya akan diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat, di mana tidak seperti Senat, DPR AS mayoritas di tangan Demokrat.
Bahkan mungkin saja perang atas hasil pemilihan presiden di Dewan Perwakilan Rakyat akan terus berlanjut dan para anggota tidak dapat atau tidak mau memilih presiden Amerika Serikat berikutnya hingga 20 Januari. Peristiwa ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Amerika. Namun, hukum AS memberikan jalan keluar dari kebuntuan tersebut.
Dalam hal berakhirnya masa jabatan empat tahun presiden, yang bertepatan dengan berakhirnya masa jabatan wakil presiden, jika karena suatu alasan presiden dan wakil presiden berhalangan menjalankan tugasnya, ketua Dewan Perwakilan Rakyat akan menjabat sebagai presiden. Pos tersebut sekarang dipegang oleh Demokrat, dalam hal ini adalah Nancy Pelosi.
Kompleksitas seperti itu menimbulkan risiko serius bagi stabilitas politik Amerika.
Menanggapi upaya beberapa senator untuk menantang hasil pemilihan lewat sidang Kongres,Senator Republik Mitt Romney mengatakan, "Trik menyolok untuk menolak Electoral College dapat meningkatkan ambisi politik beberapa orang, tetapi Republik telah menjadi ancaman berbahaya bagi demokrasi kita."
Senator independen Bernie Sanders mengatakan, "Ini adalah hari yang menyedihkan bagi negara kami bahwa seratus empat puluh anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan tiga belas senator serta seorang presiden yang kalah berusaha untuk merusak demokrasi Amerika dan konstitusi kami."
Namun, perebutan kekuasaan yang telah berkecamuk selama bertahun-tahun antara arus politik dan para politis Amerika berpuncak pada masa kepresidenan Donald Trump yang telah menimbulkan jalan buntu yang serius dan berbahaya bagi masyarakat Amerika. Mengingat kedalaman kebencian yang ada antara partai politik dan arus di Amerika Serikat, tampaknya presiden berikutnya negara ini, siapa pun dia, tidak akan memiliki legitimasi yang cukup untuk memimpin masyarakat dan mengatasi kesenjangan sosial-politik yang tercabi-cabik secara dalam di Amerika.