Teks Pesan Rahbar untuk Jemaah Haji 1444 H
Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyampaikan sebuah pesan pada momentum ibadah haji tahun 1444 H.
Rahbar dalam pesannya menegaskan pentingnya persatuan dan spiritualitas sebagai dua faktor penting dalam menghadapi rezim Zionis dan kekuatan-kekuatan arogan global. Berikut pesan Ayatullah Khamenei:
Bismillahirrahmanirrahim
Walhamdulillahirrabbil'aalamin wa shallallahu 'ala ar-Rasulil a'dham Muhammad al-Musthafa wa Aalihi at-Thayyibiin wa Shahbihi al-Muntajabiin
Ibadah haji Ibrahimi dan seruan globalnya, sekali lagi, ditujukan kepada semua dari jantung sejarah, dan memenuhi hati mereka yang mengingatnya dengan penuh antusias dan semangat.
Panggilan pengundang ditujukan kepada semua manusia, وَأَذِّن فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji"(QS. al-Hajj, penggalan ayat 27), dan Ka'bah adalah tuan rumah yang penuh berkah, dan petunjuk bagi seluruh umat manusia:
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِّلْعَالَمِينَ
"Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia." (QS. Aal-i Imran, penggalan ayat 96)
Ka'bah sebagai titik sentral dan fokus utama perhatian umat Islam dan ibadah haji sebagai contoh kecil dari beragam ruang lingkup dunia Islam, dapat mengantarkan kepada keunggulan bagi masyarakat manusia, keselamatan dan keamanan bagi semua orang.
Ibadah haji dapat membawa peningkatan spiritual, ruh dan moral bagi seluruh umat manusia, dan ini adalah kebutuhan vital umat manusia saat ini.
Ibadah haji dapat menggagalkan semua rencana kekuatan arogansi dan Zionisme yang berusaha merusak moral umat manusia hari ini dan besok.
Syarat yang diperlukan untuk efek global ini adalah bahwa umat Islam, pada langkah pertama, mendengar amanat haji dengan benar dan melakukan semua upaya mereka untuk menerapkannya.
Dua landasan utama dari amanat ini adalah persatuan dan spiritualitas. Persatuan dan spiritualitas adalah penjamin kemajuan material dan spiritual dunia Islam dan penerangannya bagi semua.
Persatuan bermakna koneksi intelektual dan praktis, bermakna pendekatan hati, pemikiran dan orientasi, bermakna sinergi ilmiah dan eksperimental, bermakna hubungan dan ikatan ekonomi negara-negara Islam dan Muslim, bermakna kepercayaan dan kerja sama pemerintah-pemerintah Muslim, dan bermakna kerja sama melawan musuh-musuh bersama.
Persatuan berarti bahwa rencana-rencana yang dirancang oleh musuh tidak mampu membenturkan golongan-golongan Islam, atau bangsa-bangsa atau ras dan suku, bahasa dan budaya dunia Islam satu sama lain.
Persatuan berarti bahwa bangsa-bangsa Muslim mengenal satu sama lain bukan melalui pengenalan oleh musuh yang menghasut, namun pengenalan melalui komunikasi, dialog, dan interaksi dan kunjungan, dan mengenal fasilitas dan kapasitas masing-masing, serta membuat rencana untuk memanfaatkanya.
Persatuan yang berarti bahwa para ilmuwan, cendekiawan dan universitas-universitas di dunia Islam berdiri bergandengan tangan, ulama mazhab-mazhab Islam hendaknya saling memandang dengan itikad baik, toleransi dan adil, dan mendengar perkataan satu sama lain, para elit di setiap negara dan setiap agama harus memperkenalkan kesamaan-kesamaan satu sama lain kepada masyarakat dan mendorong mereka untuk hidup berdampingan dan penuh persaudaraan.
Persatuan juga bermakna bahwa para pemimpin politik dan budaya di negara-negara Islam mempersiapkan diri secara terkoordinasi untuk menghadapi kondisi tatanan dunia yang akan datang, dan menentukan posisi ummat Islam yang tepat dalam pengalaman dunia baru yang penuh peluang dan ancaman dengan tangan mereka sendiri dan dengan kehendak mereka sendiri, serta tidak membiarkan pengalaman pahit rekayasa politik dan teritorial Asia Barat oleh pemerintah negara-negara Barat setelah Perang Dunia Pertama terulang kembali.
Spiritualitas bermakna peningkatan moral dan etika religius. Pesona moralitas minus agama yang telah lama dipromosikan oleh sumber-sumber intelektual Barat, yang hasil akhirnya adalah kejatuhan moral yang tak terkendali di Barat, sedang disaksikan oleh semua orang di dunia.
Spiritualitas dan moralitas harus dipelajari dari manasik haji, dari kesederhanaan dalam ihram, dari peniadaan keistimewan-keistimewaan ilusi, dari وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ "Berikanlah kepada siapa saja yang sedang menderita kesusahan dan kefakiran" (QS. al-Hajj, penggalan ayat 28), dari فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ "Maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji" (QS. al-Baqarah, penggalan ayat 197), dari pergerakan seluruh umat di sekitar poros Tauhid, dan dari pelemparan jumrah dan baraah dari orang-orang kafir .
Saudara saudari jemaah haji! Manfaatkan kesempatan haji ini untuk tadabbur dan merenungkan rahasia kewajiban yang unik ini dan jadikan itu sebagai barang bawaan Anda selama sisa hidup Anda.
Persatuan dan spiritualitas pada titik masa ini lebih dari di masa lalu, di ambang terpapar permusuhan dan sabotase arogansi dan Zionisme. Amerika Serikat dan kutub-kutub arogan dominasi lainnya sangat menentang persatuan umat Islam, kesepahaman bangsa-bangsa dan negara-negara Muslim serta pemerintahan-pemerintahan Muslim, dan sangat menentang generasi muda yang beragama. Mereka menggunakan segala cara untuk mencegahnya. Tugas kita semua dan semua bangsa dan pemerintah kita adalah melawan rencana jahat Amerika dan Zionis.
Mohonlah bantuan kepada Tuhan Yang Maha Tahu dan Maha Kuasa, perkuat semangat baraah dari orang-orang Musyrik, dan anggap diri Anda berkewajiban untuk mempublikasikan dan memperdalamnya di lingkungan kehidupan Anda.
Saya berdoa kepada Allah SWT untuk Anda, jemaah haji dari Iran dan negara-negara lain agar dianugerahi taufik dan haji yang diterima. Dan saya berharap doa mustajab dari Baqiyatullah al-A'dham Arwahuna Fidah (Imam Zaman af) untuk semuanya.
Wassalamu'alaikum Warahmatullah
6 Dzulhijjah 144 H
4 Tir 1402 HS
(RA)