Sanandaj, Ibu Kota Buku Iran 2022
(last modified Sun, 09 Jan 2022 13:36:35 GMT )
Jan 09, 2022 20:36 Asia/Jakarta
  • Logo pemilihan ibu kota buku Iran.
    Logo pemilihan ibu kota buku Iran.

Ibu Kota Buku adalah sebuah status yang diberikan oleh Kementerian Kebudayaan dan Bimbingan Islam Iran kepada sebuah kota terpilih. Acara ini diselenggarakan setiap tahun di Iran dan kota pemegang status ini pun terus berganti.

Sebagian dari model kegiatan ini diadaptasi dari acara serupa dengan tema, Ibu Kota Buku Dunia, tetapi dari segi struktur pelaksanaannya, ia sudah disesuaikan dengan kondisi kultur masyarakat Iran. Kota Sanandaj, ibu kota Provinsi Kurdistan di Iran Barat, terpilih sebagai Ibu Kota Buku Iran untuk tahun 2022.

Ibu Kota Buku Iran yang ketujuh dan kota-kota kreatif yang mempromosikan membaca buku diperkenalkan dalam sebuah acara di negara ini. Kota Sanandaj terpilih sebagai Ibu Kota Buku Iran 2022 karena konsisten dalam melaksanakan program tahun-tahun sebelumnya, meluncurkan berbagai kegiatan untuk mempromosikan membaca, menggunakan ide-ide kreatif di bidang kegiatan membaca, dan berperan aktif mengembangkan toko-toko buku.

Sanandaj meraih status ini setelah bersaing dengan 192 kota lain di Iran. Pemilihan kota ini sebagai Ibu Kota Buku Iran merupakan simbol dari identitas budaya dan ilmiahnya dan membuat masyarakat Iran mengenal orang-orang di kota itu sebagai orang yang suka membaca dan belajar.

Kota Evaz (Provinsi Fars), Bam, Semnan, dan Najafabad terpilih sebagai kota kreatif dalam mempromosikan membaca buku di Iran. Kota-kota tersebut dipilih karena berperan aktif dalam mempromosikan membaca buku, terlibat secara konsisten di dunia maya, dan memperhatikan kegiatan yang terkait dengan dunia anak-anak dan remaja.

Selama enam periode program ini, kota Ahvaz, Neishabour, Bushehr, Kashan, Yazd, dan Shiraz, masing-masing dinobatkan sebagai Ibu Kota Buku Iran.

Kegiatan pemilihan Ibu Kota Buku Iran dimulai pada 2015. Setiap tahun, kota-kota, yang tertarik untuk menerima status ini, mempresentasikan program mereka dan tim juri memilih program terbaik yang masuk ke panitia. Mereka kemudian mengumumkan pemegang status Ibu Kota Buku Iran.

Di antara program yang dipresentasikan antara lain tentang kegiatan mempromosikan budaya membaca di masyarakat umum, membangun platform informasi budaya publik, mempromosikan budaya dan hubungan sosial antar-warga, upaya untuk membangun budaya yang berkelanjutan, menciptakan keceriaan publik, dan mencegah munculnya penyakit sosial.

Ibu Kota Buku Iran merupakan sebuah kegiatan yang diciptakan untuk memotivasi kota-kota yang berinovasi di bidang membaca.

Status Ibu Kota Buku Dunia dicetuskan sejak 2001 dan diberikan setiap tahun kepada kota yang dipilih oleh UNESCO dalam upaya untuk meningkatkan posisi buku dan minat membaca. Tujuan UNESCO adalah melaksanakan program budaya yang terkait dengan buku dan memperkuat minat membaca dan belajar di tengah masyarakat.

Predikat ibu kota buku bagi sebuah kota merupakan sebuah tanggung jawab yang dipikul untuk mempromosikan budaya membaca, dan kota yang terpilih memiliki waktu satu tahun untuk melaksanakan tanggung jawabnya itu.

Setiap tahun, UNESCO dengan bantuan tiga lembaga internasional yang bergerak di sektor industri perbukuan, memilih satu kota sebagai Ibu Kota Buku Dunia. Ketiga lembaga internasional itu bergerak di bidang penerbitan, penjualan, dan perpustakaan. Kota yang terpilih akan menyandang predikat Ibu Kota Buku Dunia mulai tanggal 23 April (Hari Buku Sedunia) hingga 22 April tahun berikutnya.

Program Ibu Kota Buku Dunia dilaksanakan sejak 2001 dan sudah ada 20 kota yang terpilih selama periode itu.

Pada dasarnya, program pemilihan ibu kota buku memiliki dampak positif untuk mendorong partisipasi lembaga-lembaga pemerintah/swasta dan masyarakat. Program ini mencakup pembentukan jaringan membaca buku di keluarga dan sekolah, perluasan kegiatan-kegiatan yang bersifat sukarela, dan pelaksanaan acara-acara yang melibatkan masyarakat.

Jaringan Kota Ramah Buku, Jaringan Desa Ramah Buku, dan Jaringan Promotor Ramah Buku juga dibentuk dengan partisipasi organisasi non-pemerintah. Semua ini merupakan bagian dari dampak jangka panjang dari acara mempromosikan membaca buku.

Kota Sanandaj

Sanandaj adalah sebuah kota Kurdi terbesar kedua dan kota terbesar ke-23 di Iran. Kota ini merupakan ibu kota Provinsi Kurdistan yang teletak di Iran Barat, dengan populasi hampir 500.000 jiwa.

Kota Sanandaj menyimpan banyak bangunan tradisional peninggalan era Safawi dan Qajar seperti, pemandian umum, masjid, dan pasar. Tempat-tempat bersejarah di kota ini masih dilestarikan dengan luas mencapai 112 hektar.

Di Sanandaj, bahasa Kurdi tercatat sebagai bahasa ibu, sementara bahasa Persia merupakan bahasa pengantar dan percakapan resmi. Penduduk Sanandaj adalah masyarakat etnis Kurdi yang berbicara dengan bahasa Kurdi dan dialek Ardalani. Mereka menganut agama Islam dengan mazhab Sunni, dan tentu saja sebagian kecil menganut mazhab Syiah.

Sanandaj ditetapkan sebagai "kota musik kreatif" oleh UNESCO pada 2020, dan namanya tercatat di antara total 250 kota Jaringan Kota Kreatif Dunia UNESCO, serta di antara 48 kota musik kreatif di dunia.

Sanandaj memiliki sekitar 140 masjid dan sebagian orang menjuluki kota ini sebagai kota masjid di Iran. Situs agama lain yang masih berdiri sampai sekarang termasuk Gereja Sanandaj dan Sinagoga Yahudi.

Festival Musik Internasional di kota Sanandaj.

Daya tarik lain Sanandaj adalah upacara para darwis, yang dilakukan setiap minggu di beberapa tempat mereka. Para wisatawan datang untuk menyaksikan upacara ini. Ada dua sekte besar tasawuf di Provinsi Kurdistan yaitu Qadariyah dan Naqshbandiyah.

Provinsi Kurdistan memiliki alam yang indah, dan hutan telah menjadi bagian dari keindahan provinsi ini. Hutan provinsi ini terletak di sekitar kota Baneh dan Marivan dan merupakan hutan terluas di Iran setelah wilayah hutan di Iran Utara.

Taman di Iran memiliki sejarah panjang, dan di kota Sanandaj kita akan menemukan banyak taman-taman yang indah. Hal ini tidak lepas dari ketertarikan para pemimpin Kurdistan untuk melestarikan taman-taman Persia. Dari sekian banyak taman ini, hanya namanya yang tersisa sekarang. Taman-taman yang masih bisa ditemukan di kota Sanandaj adalah Taman Amiriyeh, Taman Amaniyeh, dan Taman Khosro Abad, yang merupakan salah satu dari taman terindah di Iran setelah taman di Isfahan.

Sanandaj adalah salah satu kota yang sarat nilai-nilai budaya di Iran, yang memiliki berbagai kapasitas yang besar di berbagai bidang budaya, seni, dan media.

Di antara parameter yang membuat kota Sanandaj dinobatkan sebagai Ibu Kota Buku Iran 2022 adalah latar belakang sejarah Sanandaj, keberadaan para ulama, tokoh besar, penulis, penyair, pengembangan infrastruktur buku, pengembangan toko buku, pelaksanaan kegiatan membaca buku, pengembangan perpustakaan masjid dan perpustakaan umum, dan penggunaan platform dunia maya untuk mempromosikan budaya buku dan membaca, dan lain-lain.

Menurut seorang pejabat budaya, 734.000 jilid buku diekspor dari Provinsi Kurdistan Iran ke Kurdistan Irak tahun lalu saja. Provinsi Kurdistan memiliki 78 perpustakaan umum, empat Pusat Studi Kurdistan, 70 toko buku, 67 penerbit, dan 6 kafe buku aktif.

Pemandangan kota Sanandaj.

Jelas bahwa pemilihan Sanandaj akan mendorong pengembangan budaya membeli buku dan menyumbangkan buku di antara masyarakat. Sejumlah kegiatan kreatif dan inovatif juga dilakukan untuk memenangkan status ini, seperti mendirikan perpustakaan di pinggiran kota, mengadakan kompetisi membaca buku, mengadakan kegiatan budaya pada berbagai kesempatan, dan mendukung para penulis muda.

Para pejabat kota Sanandaj juga mengambil langkah-langkah yang efektif untuk menarik minat anak-anak dan remaja untuk membaca, termasuk melaksanakan kompetisi membaca buku.

Saat ini, pemerintah di berbagai negara dunia memainkan peran sebagai fasilitator dalam kegiatan membaca buku. Pelaksana kegiatan ini dipercayakan kepada lembaga, LSM, dan organisasi yang tertarik untuk bekerja di bidang ini. (RM)