Lintasan Sejarah 16 Agustus 2021
Umar bin Saad Larang Imam Husein Memanfaatkan Air Sungai Furat
Umar bin Saad Larang Imam Husein Memanfaatkan Air Sungai Furat
1382 tahun yang lalu, tanggal 7 Muharam 61 HQ, Umar bin Saad melarang Imam Husein as dan rombongan memanfaatkan air sungai Furat.
Diriwayatkan lebih dari 30 ribu orang yang ikut dalam pasukan Umar bin Saad tercatat telah mengambil baju, senjata perang dan gaji dari pemerintah Bani Umayyah dan siap untuk berperang menentang Imam Husein as.
Umar bin Saad pada 7 Muharram 61 HQ kembali mendapatkan sebuah surat dari Ubaidillah bin Ziyad dengan isi sebagai berikut, "Usahakan pasukanmu untuk memisahkan antara Husein dan sahabat-sahabatnya dengan sungai Furat. Usahakan sedemikian rupa hingga tak ada setetes air pun yang sampai ke mereka, sebagaimana Utsman bin Affan dulu terhalangi dari air."
Kemudian Umar bin Saad menempatkan 500 pasukan penunggang kuda di sisi sungai Furat. Salahsatu dari mereka berteriak, "Husein! ... Demi Allah ... Engkau tidak akan meminum air ini walau setetes pun hingga kehausan merenggut nyawamu."
Imam Husein as berkata, "Ilahi!! Binasakan ia dengan kehausan dan jauhkan ia dari segala rahmat-Mu!"
Hamid bin Muslim mengatakan, aku melihat dengan mataku sendiri bahwa kutukan Imam Husein as betul-betul terlaksana.
Demikian Abu Abdillah Imam Husain as mengutuk pasukan musuh, "Ilahi! Tahanlah hujan-Mu dari mereka, ciptakan kesulitan dan kekeringan (sebagaimana tahun-tahun Yusuf), dan tempatkan budak Tsaqafi (Hajjaj bin Yusuf) untuk mereka supaya mereka merasakan pahitnya tegukan racun, dan ambilkan balas dendamku, para sahabatku, Ahlul Bait dan para Syiah-ku dari mereka."
Raja Maroko Diserang oleh AU Maroko
49 tahun yang lalu, tanggal 16 Augustus 1972, Raja Hasan ll dari Maroko diserang secara tidak sengaja oleh pesawat tempur Maroko, namun berhasil selamat.
Para tentara angkatan udara yang melakukan serangan itu kemudian diadili oleh mahkamah militer. Raja Hassan ll diangkat sebagai raja pada tahun 1961 menggantikan ayahnya Raja Muhammad V. Pada tahun 1965, terjadi kerusuhan politik yang membuat Raja Hassan mendeklarasikan situasi dardurat dan dia mengambil alih penuh kekuasaan eksekutif dan legislatif.
Pada akhir tahun 1960-an, Parlemen Maroko kembali dibentuk, namun akhirnya pada tahun 1970, Raja Hasan ll kembali menyatakan situasi darurat dan mengambil alih kekuasaan parlemen. Dalam politik luar negerinya, Raja Hassan ll mengambil sikap netral, dengan menerima bantuan dari barat dan sekaligus dari negara-negara komunis, serta menjalin kerjasama dengan Israel. Raja Hassan ll berkuasa di Maroko selama 38 tahun, sampai ia meninggal dunia pada tahun 1999.
Sayid Ali Khameni Terpilih Kembali Sebagai Presiden
36 tahun yang lalu, tanggal 25 Mordad 1364 HS, Sayid Ali Khamenei terpilih kembali sebagai Presiden Republik Islam Iran.
Pasca meninggalnya Syahid Rajai dan Syahid Bahonar pada tanggal 8 Shahrivar 1360 HS, atas dasar usulan sejumlah anggota pusat partai Jomhouri Eslami dan setelah mendapat izin Imam Khomeini ra, Ayatullah Khamenei menjadi kandidat presiden dari kalangan ulama dan lembaga-lembaga revolusi. Beliau terpilih dengan suara mayoritas dan menjadi presiden ketiga Iran.
Pada 25 Mordad 1364 HS untuk kedua kalinya atas perintah Imam beliau kembali menjadi kandidat presiden dan terpilih dengan suara mayoritas. Ayatullah Khamenei selama masa pemerintahannya melakukan pelbagai lawatan ke negara-negara seperti Suriah, Libya, Pakistan, India, Cina, Aljazair, Zimbabwe, Rumania, Korea Utara dan Amerika. Di Amerika beliau menyampaikan pidato bersejarah di sidang Majelis Umum PBB.
Akhirnya, Ayatullah Sayid Ali Khamenei di tahun terakhir masa kepresidenannya dan pasca wafatnya Imam Khomeini ra, beliau dipilih oleh Dewan Ahli Kepemimpinan sebagai Pemimpin Besar Revolusi Iran hingga sekarang beliau bertanggung jawab menuntun masyarakat Islam.