Araqchi: Melawan Unilateralisme Membutuhkan Persatuan Antar Negara Berkembang
Pars Today – Pada pertemuan Menteri Luar Negeri Gerakan Non-Blok di Uganda, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran menyebut Palestina sebagai salah satu isu internasional terpenting, yang penyelesaiannya tidak akan mungkin terjadi tanpa mengatasi akar permasalahannya, yaitu pendudukan dan perampasan hak fundamental rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri.
Sayid Abbas Araghchi, menlu Iran, yang berkunjung ke Uganda untuk berpartisipasi dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri Gerakan Non-Blok, menjelaskan posisi Iran dalam pidatonya pada Rabu (15/10/2025) pagi saat menghadiri sesi umum pertemuan tersebut.
Menurut Pars Today mengutip IRIB, Araghchi menekankan perlunya menegakkan prinsip-prinsip dasar Gerakan Non-Blok, terutama prinsip hak bangsa-bangsa untuk menentukan nasib sendiri, menghormati prinsip-prinsip dan tujuan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, melarang penggunaan kekuatan, dan mengutuk tindakan pemaksaan unilateral, dan menyerukan penguatan solidaritas dan persatuan negara-negara berkembang untuk menghadapi tantangan dan ancaman yang berkembang akibat unilateralisme dan hegemoni oleh beberapa kekuatan.
Merujuk pada serangan kriminal rezim Zionis dan Amerika Serikat terhadap Iran dalam perang 12 hari, Menteri Luar Negeri Iran menilai tindakan ini sebagai contoh nyata pelanggaran hukum dan pemberontakan kedua rezim tersebut, serta memperingatkan tentang berlanjutnya ancaman mereka terhadap perdamaian dan keamanan global.
Araghchi menyebut penyalahgunaan mekanisme penyelesaian sengketa JCPOA dan Dewan Keamanan PBB oleh tiga negara Eropa, Inggris, Prancis, dan Jerman, untuk memulihkan resolusi Dewan Keamanan yang telah dibatalkan terhadap Iran, yang ditentang oleh beberapa anggota Dewan Keamanan, termasuk dua anggota tetap Dewan, sebagai tindakan ilegal yang tidak memiliki dampak hukum.
Mengingat berakhirnya Resolusi Dewan Keamanan 2231 dan ketentuan-ketentuannya mengenai isu nuklir Iran pada 18 Oktober 2025, Menteri Luar Negeri Iran mendesak negara-negara anggota Gerakan Non-Blok untuk menentang penyalahgunaan lembaga-lembaga internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB, untuk memeras dan menekan negara-negara berkembang.
Araghchi menyebut isu Palestina sebagai salah satu isu internasional terpenting, dan penyelesaiannya tidak akan mungkin terjadi tanpa mengatasi akar permasalahannya, yaitu pendudukan dan perampasan hak fundamental rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri. Seraya menekankan hak yang sah dan legal rakyat Palestina untuk melanjutkan perjuangan mewujudkan hak mereka atas penentuan nasib sendiri, ia menegaskan tanggung jawab semua pemerintah dalam hal ini, dan menyatakan bahwa Republik Islam Iran mendukung segala langkah untuk menghentikan genosida Palestina, penarikan pasukan penjajah dari Gaza, penyaluran bantuan kemanusiaan tanpa hambatan, dan rekonstruksi Gaza.
Menlu Iran lebih lanjut menekankan perlunya solidaritas dan dukungan bagi negara-negara anggota Gerakan Non-Blok yang terkena tindakan koersif AS yang sepihak dan represif, termasuk Venezuela, Kuba, Nikaragua, Belarus, dan Iran. (MF)