Komponen Keamanan Berkelanjutan di Kawasan Menurut Rahbar (13)
Dalam dua dekade terakhir, Amerika menggunakan segala upayanya untuk mengubah arah perkembangan regional dan internasional dengan menggunakan alat seperti isu keamanan dan terorisme, yang dengan sendirinya itu menjadi penyebab kemunculan teroris di kawasan.
Dalam strategi ini, Amerika melakukan langkah pendahuluan dan di lebih dari 136 negara di dunia, dengan mendirikan pangkalan militer, dan praktis melakukan tindakan intervensi militer.
Intervensi ini menyebar luas dengan pendudukan langsung Afghanistan dan Irak pada tahun 2001 dan 2003 dengan dalih menanggapi serangan teroris di menara kembar World Trade Center di New York pada 11 September 2001.
Tindakan ini menunjukkan bahwa Amerika sedang berusaha untuk meningkatkan pengaruhnya di Asia Barat dengan menggunakan kekuatan militer. Hasil dari kebijakan intervensionis ini adalah untuk memaksakan perang dan krisis serta menciptakan ketidakamanan di wilayah tersebut.
Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam dalam pernyataannya menekankan, "Amerika, bertentangan dengan klaim lahiriahnya, tidak berusaha memberantas Takfiri dan bahkan mencoba untuk melestarikan bagian dari teroris untuk tujuan masa depan mereka."
Dalam pengungkapan Edward Snowden, mantan Kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika, terhadap badan-badan intelijen negara ini, dinyatakan, "Badan-badan intelijen Amerika Serikat, Inggris dan rezim Zionis memainkan peran dalam pembentukan Daesh (ISIS) dan membentuk kelompok ISIS dalam operasi yang disebut sarang lebah.”
Menurut dokumen yang bocor, ia menyatakan bahwa kelompok Daesh dibentuk untuk mendukung rezim Zionis, dan tujuan dari operasi "Sarang Lebah" adalah untuk membentuk kelompok dengan slogan-slogan Islam yang akan menarik para ekstremis dari seluruh dunia dan, berdasarkan pada ide-ide Takfiri, senjata mereka akan diarahkan ke negara-negara yang menentang pendudukan dan agresi rezim Zionis.
Mantan Presiden AS Donald Trump juga menuduh pemerintahan Obama secara aktif mendukung kelompok-kelompok ekstremis Salafi yang kemudian menjadi Daesh. Trump juga memperkenalkan Hillary Clinton sebagai salah satu pendiri Daesh.
Melihat situasi yang patut disesalkan yang disebabkan oleh perang dan ketidakamanan di Afghanistan, Irak, dan Yaman serta agresi rezim Zionis pembunuh anak-anak, yang didukung oleh Amerika Serikat, di Palestina, begitu pula penindasan terhadap bangsa-bangsa tertindas oleh Amerika Serikat, semua ini adalah contoh yang jelas dari ketidakamanan dunia dan pelanggaran yang meluas terhadap hak-hak bangsa.
Sementara itu, kezaliman sejarah terbesar telah terjadi di Palestina. Dalam kisah yang menyakitkan ini, segala sesuatu dari suatu bangsa, mulai dari tanah, rumah, pertanian, properti, kehormatan dan identitasnya telah dirampas. Kecenderungan ini menunjukkan bahwa akibat dari segala tindakan Amerika hanya ketidakamanan, perang, kekerasan dan pertumpahan darah. Dengan kata lain, harus dikatakan bahwa warisan menyeramkan dari kehadiran Amerika Serikat di berbagai wilayah dunia, terutama di Asia Barat, telah menimbulkan ketidakstabilan, membuka jalan bagi aksi teroris dan pembunuhan ribuan orang serta penggusuran bangsa-bangsa di kawasan itu.
Kehadiran Amerika di Irak, yang secara resmi ditentang oleh parlemen dan pemerintah Baghdad, merupakan bukti klaim bahwa Amerika berusaha memaksakan diri di kawasan itu dengan menciptakan ketegangan. Penciptaan ketegangan di Teluk Persia telah searah dan tujuannya adalah untuk menciptakan kekacauan untuk melanjutkan intervensi trans-regional dan kehadiran pasukan teroris Amerika di wilayah tersebut.
Pertanyaan dasarnya adalah, apa tujuan Amerika Serikat yang ribuan mil jauhnya dari kawasan ini, dan dengan motivasi apa ia merambah ke kawasan strategis Asia Barat? Teluk Persia adalah wilayah di mana Iran berada dengan pantai terpanjang, dan keamanan yang stabil di wilayah sensitif ini dianggap sebagai permintaan yang sah.
Karena tidak ada orang waras yang akan membakar rumahnya sendiri. Karena api akan menelan seluruh rumah, tetapi orang asing yang datang dari ribuan mil jauhnya berusaha untuk membakar rumah ini dan mendapatkan keuntungan ilegal dengan cara ini. Dalam hal ini, mengkaji masalah ini memberikan analisis yang jelas bahwa AS mengejar kepentingannya dengan mendestabilisasi kawasan dan membuat alasan untuk intervensi di negara-negara kawasan.
Dengan tujuan seperti itu dan dengan kasus yang penuh dengan kejahatan dan perang, para pejabat Amerika dengan berani menuduh Iran ikut campur di negara-negara kawasan dan menyebabkan ketidakamanan. Sangat menarik bahwa klaim yang sama diulang oleh negara-negara seperti Arab Saudi, yang telah melancarkan perang yang menghancurkan di Yaman.
Seyyed Baqir Zaki Eskui, seorang analis masalah politik, mengatakan tentang peran Iran dalam keamanan di kawasan:
“Iran membuktikan bahwa ia dapat memainkan peran yang efektif dalam kondisi kawasan yang tegang dan bergejolak untuk menghilangkan ancaman keamanan dan meningkatkan keamanan relatif dalam bentuk model keamanan regional negara-bangsa yang independen. Memerangi terorisme, mencegah penyebaran senjata pemusnah massal di kawasan, membantu menyelesaikan krisis regional di Irak dan Afghanistan serta mencegah keruntuhan dan disintegrasi di Suriah adalah tanda-tanda peran Iran yang tak tergantikan di kawasan ini."
Bagaimanapun, Amerika Serikat dengan kebijakan munafiknya, telah meningkatkan ketegangan dan konflik, dukungan untuk terorisme, perselisihan dan permusuhan di antara negara-negara kawasan, dan telah menyebabkan ketidakamanan, ketidakstabilan, kemiskinan, perang dan ekstremisme. Kebijakan Amerika yang salah dalam beberapa dekade terakhir membuat Donald Trump mengumumkan bahwa Amerika telah menghabiskan tujuh triliun dolar di kawasan dan belum mencapai hasil.
Representasi yang salah mungkin untuk sementara mengalihkan pikiran ke masalah yang salah, tetapi kebijakan ini pada akhirnya tidak akan melakukan apa pun untuk menyelesaikan krisis dunia nyata. Jelas bahwa Republik Islam menganggap urgensi keamanan kawasan sama pentingnya dengan keamanan dirinya.(sl)