Lintasan Sejarah 22 September 2022
Hari ini Kamis, 22 September 2022 bertepatan dengan 25 Safar 1444 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 31 Shahrivar 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Nabi Meminta Dibawakan Pena dan Kertas
1433 tahun yang lalu, tanggal 25 Shafar 11 HQ, Nabi Muhammad Saw meminta tinta dan kulit untuk menulis bahwa khalifah sepeninggal beliau adalah Imam Ali as, tapi Umar bin Khattab menghalang-halangi orang melakukan apa yang diminta beliau.
Umar bin Khattab kepada orang-orang yang ingin melakukan apa yang diinginkan Nabi berkata, "Inna ar-Rajula Layahjur" yang berarti orang itu mengigau.
Pada hari ini juga Nabi Muhammad Saw pergi ke masjid dan naik ke atas mimbar kemudian membacakan khutbah dan menasihati umat Islam. Pada waktu itu beliau mengajak umat Islam untuk mengikuti al-Quran dan ‘Itrah atau keluarga Nabi.
Pemimpin Kerajaan Zulu Dibunuh
194 tahun yang lalu, tanggal 22 September 1828, Shaka, pemimpin kabilah dan pendiri kerajaan Zulu di Afrika Selatan, tewas dibunuh oleh saudara tirinya.
Shaka memegang tampuk kepemimpinan kabilah Zulu sejak tahun 1815 dan sejak itu, wilayah kekuasaan kerajaan ini kian meluas.
Sejak tahun 1830 hingga 1839, rakyat Zulu berperang melawan orang-orang "Boer" atau para imigran Belanda. Pada tahun 1880, Zulu dikalahkan oleh imperialis Inggris dan wilayah kekuasaan kerajaan Zulu dipecah-pecah. Kini, kabilah Zulu merupakan golongan minoritas yang kuat di Afrika Selatan.
Presiden Ayatullah Ali Khamenei Berpidato di PBB
35 tahun yang lalu, tanggal 31 Shahrivar 1366 HS, Presiden Ayatullah Ali Khamenei menyampaikan pidato di markas PBB.
Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Presiden Republik Islam Iran waktu itu ikut dalam Sidang Umum PBB Ke-42. Dalam sidang ke-42 itu, Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyampaikan pidato bersejarahnya pada 31 Shahrivar 1366 HS. Dalam pidatonya beliau menyampaikan pandangan Republik Islam Iran terkait pelbagai masalah dan mengritik keras kinerja pemerintah Amerika yang berkhianat terhadap bangsa Iran selama setengah abad lalu, khususnya pasca kemenangan Revolusi Islam Iran.
Dalam pidatonya beliau juga menjelaskan sebab dan tujuan rezim Baath, Irak untuk memulai perang dan melakukan kejahatan yang tak terbilang. Rezim Baath disebut melakukan perilaku anti kemanusiaan dan membantai rakyat tidak berdosa Iran.
Beliau menyampaikan pidatonya ketika beberapa waktu sebelumnya Dewan Keamanan PBB meratifikasi resolusi bernomor 598. Sementara rezim Irak sendiri dalam keadaan lemah dan kebingungan, sehingga mereka terpaksa menerima resolusi tersebut.
Pidato bersejarah Ayatullah Sayid Ali Khamenei di PBB itu sangat berperan penting dalam menggagalkan propaganda busuk musuh terhadap Republik Islam Iran, sekaligus mencerahkan opini dunia akan masalah yang sebenarnya terjadi.