Wisata Kuliner (26)
Zahedan ibu kota Provinsi Sistan va Baluchistan terletak di timur dan tenggara Iran, dan tercatat kota terpadat ke-12 di Iran.
Mayoritas penduduk Zahedan berbicara bahasa Persia dengan logat Sistan, dan sejumlah lainnya berbicara dengan bahasa Baluchi. Kota ini dari utara berbatasan dengan kota Hamun dan Kavir Lut (Dasht-e Lut), dan di sebelah timur berbatasan dengan Pakistan, dari barat berbatasan dengan Provinsi Kerman dan dari selatan berbatasan dengan kota Khash.
Zahedan termasuk kota baru dan sebelum perang dunia pertama, kota ini hanya sebuah desa kecil dan jauh dengan nama Diz Aap. Alasan penamaannya adalah keberadaan kanal (Qanat) dan sumber air di sekitar kota ini. Diz Ap adalah bahasan Baluchi dan terdiri dari suku kata Diz dan Aap. Aap dalam bahasan Baluchi sama dengan Aab (air) dalam bahasa Persia. Diz Aap berarti pancuran air. Kota ini setalah perang dunia kedua mendapat perhatian besar dan mengingat posisi perdagangan dan kedekatannya dengan Afghanistan dan Pakistan, kemudian kota ini dibangun dan menjadi makmur.
Di antara pemandangan alam dan bersejarah Zahedan adalah Rawa Hamun Zahedan, museum post dan komunikasi Zahedan, sumber air mineral, Rumah Ayubi, penginapan Nosrat Abad, Masjid Zarnuj Zahedan dan masih banyak lainnya.
Namun salah satu peninggalan bersejaran Sistan va Baluchistan adalah Shahr-e Shukhteh yang terletak di antara jalan Zabul dan Zahedan. Area bersejarah ini seluas sekitar 151 hektar, yang merupakan salah satu area kuno terbesar dalam periode sejarah dataran tinggi Iran. Kota ini didirikan pada 3200 SM dan tiba-tiba menghilang sekitar 2200 SM. "Len Beat", yang merupakan salah satu agen militer Inggris, setelah mengunjungi kota ini dalam memoarnya menamakannya kota yang terbakar. Karena menurutnya, dia telah melihat efek api di kota ini yang menyebabkan kehancurannya. Namun berdasarkan informasi yang didapat, harus dikatakan bahwa penyebab utama kehancuran kota ini bukanlah api, melainkan penyebab utamanya adalah dua unsur air dan angin yang telah menghancurkan peradaban ini selama bertahun-tahun.
Situs arkeologi unik ini pertama kali diselidiki dan dieksplorasi oleh seorang arkeolog Inggris terkenal bernama "Sir Aurel Stein". Benda-benda yang ditemukan di kota Shahr-e Shukhteh sangat beragam dan informasi yang sangat berharga diperoleh darinya. Di antara benda-benda yang ditemukan dari daerah ini adalah mata buatan milik 4800 tahun yang lalu. Mata buatan ini milik seorang wanita berusia 25-30 tahun yang dimakamkan di salah satu kuburan kota yang terbakar. Pentingnya dan luasnya penemuan kota Shahr-e Shukhteh dalam beberapa tahun terakhir telah membuat situs ini keluar dari situs kuno normal Zaman Perunggu dan mengubahnya menjadi pusat pemukiman sosial, politik, ekonomi dan budaya terpenting di seluruh wilayah selama milenium ketiga SM.
Kini tiba saatnya membahas budaya makanan warga Provinsi Sistan va Baluchistan, khususnya warga kota Zahedan.
Pakora, salah satu makanan paling diminati warga Provinsi Sistan va Baluchistan, yang pada dasarnya makanan ini berasal dari India dan Lebanon. Pakora memiliki banyak ragam dan biasanya disuguhkan sebagai makanan buka puasa di bulan Ramadan. Makanan ini sangat mudah memasaknya dan memiliki energi kuat. Kandungan dalam pakora sebenarnya mengandung pati, karbohidrat, protein, zat besi dan vitamin seperti asam folat yang membantu metabolisme tubuh, termasuk mengatur kolesterol dan gula darah, memberikan energi pada tubuh dan menyehatkan saraf. Dalam pembuatan pakora digunakan lalapan seperti bawang bombay dan ketumbar segar serta tepung buncis yang sangat berharga.
Untuk menyiapkan pakora, gunakan 2 sendok makan tepung kacang polong, 4 sendok makan tepung gandum, 1 bawang bombay ukuran sedang (parut atau cincang), 1 sendok teh ragi, 1 gelas air hangat, bumbu khusus (pakora dan samosa). sendok makan ketumbar cincang segar, 1 paprika merah segar kecil, 1/2 sendok teh garam dan minyak secukupnya untuk menggoreng pakora. Jika Anda tidak memiliki bumbu untuk pakora di rumah, Anda dapat mencampurkan setengah sendok teh biji ketumbar dan kunyit yang dihancurkan, serta seperempat sendok teh jintan, cabai merah, dan sedikit delima kering, lalu gunakan dalam makanan Anda.
Nah sekarang saatnya menyiapkan pakora. Pertama, campur air dan ragi menjadi satu, tutup wadah dan biarkan sebentar di suhu ruangan agar bisa bekerja. Masukkan bawang bombay, ketumbar segar, dan lada cincang halus bersama bumbu ke dalam mangkuk dan aduk. Kemudian campur kedua tepung menjadi satu dan tambahkan garam ke dalamnya. Tambahkan campuran tepung dan garam ke bahan sebelumnya dan aduk hingga rata. Biarkan adonan yang sudah disiapkan pada suhu ruangan selama sepuluh menit sampai ragi bekerja dan gelembung terbentuk di adonan. Biarkan minyak menjadi panas, lebih baik memiliki wadah berdinding. Angkat bahan dengan sendok dan goreng dalam minyak dan buang minyak berlebih. Anda bisa makan pakora dengan saus merah atau saus ketumbar. Silakan dinikmati makanannya.
Kurma merupakan salah satu produk penting dari provinsi Sistan dan Baluchistan. Oleh karena itu, kurma dapat dilihat di sebagian besar perjalanan masyarakat provinsi ini, terutama di bagian selatan provinsi. Salah satu manisan yang dibuat oleh masyarakat daerah ini dengan kurma disebut "Lendo", yang dianggap sebagai makanan ringan bahkan makanan karena kekuatannya. Sifat hangat dari manisan ini menjadikannya camilan yang sangat baik untuk hari-hari dingin tahun ini. Lendo kebanyakan disajikan untuk berbagai acara seperti Nowruz dan pesta.
Untuk menyiapkan manisan ini, Anda membutuhkan 500 gram kurma, 600 gram gandum, dan sedikit wijen. Pertama, rendam gandum dalam air selama dua jam. Selama ini, kadang-kadang perlu mengganti air agar gandum tidak berbau. Kemudian kosongkan air dalam wadah gandum dan tuangkan gandum di atas kain bersih (atau keranjang penguras) agar air terserap seluruhnya, tetapi tetap lembab. Kemudian Anda harus membuang biji kurma dan memasukkan kurma ke dalam wadah yang diinginkan dan mengocoknya dengan penggiling daging hingga benar-benar hancur. Perhatikan bahwa kurma harus mentah. Taruh wajan di atas api sedang untuk memanaskan. Kemudian tuangkan gandum ke dalam wajan dan aduk secara teratur. Terus lakukan ini sampai gandum berubah warna dan mulai melompat.
Selanjutnya, tuangkan gandum panas dan panggang segera pada kurma yang bijinya telah dibuang dan aduk rata. Kemudian tuangkan wijen ke dalam wajan seperti gandum dan panggang. Setelah dipanggang, tambahkan wijen ke dalam campuran kurma dan gandum, aduk rata. Buat muatan berat di Lendo dengan bantuan perangkat berat. Beban berat ini harus bertahan sekitar setengah hari, yaitu 12-13 jam.
Setelah itu, keluarkan beban dari kue lando dan potong menjadi bentuk yang diinginkan (biasanya berbentuk bola) dan sajikan.